PARIWISATA INDONESIA
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya. Perkenalkan saya Ardianny Nurkemalasari
Arimbi. Saat ini saya adalah mahasiswi semester 3 program studi Usaha
Pariwisata di Universitas Negeri Jakarta. Dalam rangka memenuhi tugas II mata
kuliah Pemanduan Wisata Budaya, pada kesempatan kali ini saya akan membahas
tentang permasalahan pariwisata Indonesia dan bagaimana solusinya.
Indonesia merupakan tanah yang
kaya dan subur. Seperti yang ada pada lirik lagu Koes Plus “Orang bilang tanah
kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” begitu kayanya negeri
kita ini, begitu luas dan indah pula negeri kita ini. Dari Sabang sampai
Merauke terbentang gugusan pulau-pulau nan indah yang memiliki tempat-tempat yang
dapat dijadikan destinasi wisata yang menarik dan mampu membantu menambah
devisa Negara. Ditambah dengan budayanya yang unik dan beragam menambah daya
tarik Indonesia untuk menjadi salah satu tempat pilihan berwisata. Namun hingga
saat ini jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia masih kalah
jumlahnya dengan Negara – Negara lainnya di ASEAN.
Saat ini Indonesia telah memiliki
banyak destinasi wisata yang menarik dan juga sudah banyak dikunjungi para
wisatawan, baik wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara. Indonesia juga
sudah memiliki kementerian yang mengurusi tentang kepariwisataan yaitu
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Peraturan-peraturan tentang
kepariwisataan juga telah diatur dalan UU No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata.
Namun, pada kenyataannya pariwisata di Indonesia belum cukup berkembang dan
masih banyak kekurangan di berbagai sisi.
Setidaknya ada 7 masalah yang
masih menjadi hambatan bagi pariwisata Indonesia. Hal itu dikemukakan
Manparekraf Mari Elka Pangestu dalam seminar Gabungan Industri Pariwisata
Indonesia (GIPI) bertajuk ‘Geo Politik Pariwisata Indonesia 2014 dalam
Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015’. Pertama adalah sarana dan prasarana. Kita ketahui sendiri bahwa sarana
dan prasarana yang memfasilitasi destinasi wisata di Indonesia masih sangat
kurang. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai membuat para wisatawan
kurang merasa nyaman saat berada di destinasi wisata. Pdahal seharusnya para
wisatawan dibuat nyaman, aman dan senang saat berada di destinasi wisata.
kemudian Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber
Daya Manusia yang dimiliki Indonesia sebenarnya cukup banyak hanya saja belum
banyak yang menyadari banyaknya peluang kerja di bidang pariwisata sehingga
belum banyak yang mendalami ilmu kepariwisataan serta sumber daya alam yang
belum terlatih soft skill nya. Karena
hard skill mudah untuk dipelajari karena
bisa dipelajari hanya dengan melihat seperti cara menjadi guide yang baik namun
soft skill lebih penting karena harus
dipelajari dengan benar karena sesungguhnya menjadi guide yang baik juga ada
teknik-teknik dan pengetahuan khusus yang harus dipelajari.
Ketiga adalah komunikasi dan
publisitas. Kurangnya publisitas atau pengiklanan terhadap pariwisata Indonesia
membuat pariwisata Indonesia yang diketahui oleh wisatawan terutama wisatawan
mancanegara hanyalah bali dan daerah-daerah yang sudah terekspos sejak lama,
padahal masih banyak tempat wisata di Indonesia yang indah dan menarik yang
belum terekspos hal ini juga dikarenakan oleh kurangnya branding untuk pariwisata Indonesia. Masalah ke empat adalah
kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam lingkup Negara dan daerah. Belum
banyak peraturan dan kebijakan yang mengatur tentang pariwisata dalam lingkup
daerah maupun Negara.
Kelima adalah maslaah teknologi informasi,
yang memungkinkan turis untuk mengakses
banyak info tentang Indonesia. Seperti yang telah dibahas di masalah ketiga
komunikasi dan publisitas , karena belum terpublish dengan baik, maka informasi
yang memungkinkan untuk diketahui para wistaawan tentang wisata Indonesia masih
sangat sedikit.
Masalah keenam adalah kesiapan
masyarakat. Masyarakat yang kurang siap dalam menghadapi banyaknya pengunjung
atau wisatawan yang akan mendatangi daerahnya, khususnya masyarakat di sekitar
daerah wisata. Dan yang terakhir adalah investasi yang belum banyak berkembang
di Indonesia. Investasi dalam hal wisata bisa jadi hotel, restoran, jasa
penyewaan transportasi atau peralatan dan lain-lain.
Ada 3 masalah lain dalam sektor
Industri Pariwisata Indonesia yang dituturkan oleh CEO PT Para Bandung
Propertindo, Bapak Donny Oskaria. Masalah yang pertama yakni produk pariwissata
tidak dikemas secara baik sehingga tidak menarik wisatawan. Kedua, pariwisata
merupakan industri yang memerlukan kepastian, sehingga para wisatawan harus
memperoleh agenda yang pasti di setiap tempat pariwisata. Ketiga soal promosi
yang selama ini produk pariwisata jarang dipromosikan, sehingga informasi
tempat wisata yang bagus jarang sampai pada sasaran targetnya.
Bagaimanakah solusi untuk
mengembangkan pariwisata Indonesia ?
Berikut ada beberapa solusi untuk
masalah – masalah pariwisata diatas, diantaranya adalah,
1. Meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana di destinasi wisata di Indonesia, memperbaiki
segala kerusakan pada fasilitas yang ada di tempat wisata serta meningkatkan
kenyamanan dan keamanan wisatawan di destinasi wisata.
2. Memberikan
pelatihan – pelatihan seputar pariwisata dalam berbagai bidang untuk meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki Indonesia dan merekrut pekerja
pariwisata sesuai pada bidangnya dan kepada orang yang terlatih.
3. Memberikan
lisensi kepada Sumber Daya Manusia yang telah mengikuti pelatihan sebagai bukti
bahwa mereka telah memiliki keahlian tersebut (di bidang pariwisata)
4. Meningkatkan
komunikasi dan publisitas. Dalam hal ini peran media sangatlah penting, bagaimana caranya media
massa mempublikasi kan keindahan dan tempat – tempat pariwisata yang menarik di
Indonesia. Serta para travellers juga
memiliki peran penting dalam publikasi pariwisata Indonesia dengan cara
mempublikasikan tempat – tempat yang dikunjungi secara positif. Peran media
harus menumbuhkan keramahtamahan bangsa ini.
5. Perlunya
aturan yang mewajibkan setiap Pemda mengelola, mengembangkan destinasi wisata
dan ekonomi kreatif di daerah masing – masing, misalnya minimal kelancaran
akses menuju tempat wisata serta pengelolaan kebersihan yang diawasi. Promodi
destinasi dan pengawasan bisa melalui blog dan atau sosial media. Sangat perlu
ada lomba promosi wisata tiap daerah agar ada persaingan dan penghargaan
tingkat nasional.
6. Dengan
adanya website tentang pariwisata Indonesia (www.indonesia.tavel) sudah baik
dan bagus hanya saja harus lebih di tingkatkan lagi, isi website nya harus
lebih dilengkapi lagi dan dibuat lebih menarik lagi.
7. Masyarakat
harusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah dnegan adanya sektor pariwisata di
daerah nya, masyarakat harusnya bisa menjadi masyarakat ekonomi kreatif dengan
bimbingan dari pemerintah. Caranya adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan
kepada masyarakat untuk menjadikan industri rumahan dari potensi yang ada di sekitarnya. Misalnya
di desa wisata Cibodas, lembang, Bandung masyaraktnya membuat industri rumahan
dengan membuat bolu dari labu jepang yang dijual kepada wisatawan. Dengan
begitu dapat meningkatkan perekonomian masyarakatnya.
8. Meningkatkan
investasi dibidang pariwisata di Indonesia bisa dengan mengundang
investor-investor dalam negeri dan mengembangkan investasi dibidang
kepariwisataan misalnya dengan membangun hotel dan restoran di sekitar
destinasi wisata.
9. Kreatifitas
yang tinggi untuk membuat produk-produk pariwisata yang menarik perhatian
wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.
10. Membuat
konsep baru yang menarik bagi wisatawan masa kini. Seperti mengubah trend mass
tourism menjadi responsible tourism. Trend wisatawan cukup senang berkunjung
beramai-ramai ke suatu tempat hanya untuk sekedar berfoto, menjadi berkulit
gelap akibat mandi matahari, harus diubah. Libatkan wisatawan dengan melihat
(dan mempelajari) museum, galeri seni membatik, kerajinan tangan dsb, mereka
kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami budaya setempat, kemudian
menjadi suatu kebanggaan bagi wisatawan itu sendiri.
Dalam seminar yang bertajuk
“Kedaulatan Pariwisata Menuju Indonesia Hebat” yang diadakan pada tanggal 2
Desember 2015 di gedung Sapta Pesona, Jakarta yang di dukung oleh Kementerian
Pariwisata Republik Indonesia. Saya mendapatkan pelajaran dan pembahasan
tentang pariwisata Indonesia saat ini. Dalam seminar tersebut disebutkan bahwa
kita ini adalah Agent of Change for Tourism, sebagai agen perubahan pariwisata
Indonesia seharusnya mampu mengubah pariwisata Indonesia menjadi lebih baik.
Untuk mengubah pariwisata Indonesia menjadi lebih baik dan berkembang caranya adalah
kita harus mempromosikan wisata Indonesia yang sangat menarik dan beragam ini
kedunia. Bagaimana caranya? Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan
media sosial yang kita punya dan memposting wisata Indonesia secara positif dan
menarik.
Kementerian Pariwisata saat ini
memiliki 4 pilar dalam mengembangkan pariwisata di Indonesia, yaitu Destinasi
wisata, Industri dalam pariwisata, pemasaran dan kelembagaan. 4 pilar ini terus
dikaji oleh kementrian pariwisata untuk meningkatkan keinginan wisatawan unruk
berwisata ke Indonesia. Destinasi wisatanya terus di explore dan ditingkatkan segala akomodasi yang tersedia dengan
bekerjasama dengan para investor dibidang industri pariwisata ditambah dengan
promosi tempat wisata tersebut dan juga bekerja sama dengan lembaga – lembaga.
Untuk meningkatkan Sumber Daya
Manusia di bidang pariwisata, Kementerian Pariwisata memastikan sumber daya
manusianya harus mampu berbahasa asing dengan baik terlebih lagi untuk menyambut Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Kementrian pariwisata juga memastikan untukbekerja di bidang
pariwisata nantinya orang-orang yang terpilih adalah orang-orang yang sudah
memiliki standarisasi dan bersertifikasi ASEAN. Orang – orang tersebut minimal
memiliki 11 lisensi atau sertifikat berstandar ASEAN untuk dapat bekerja di
bidang pariwisata Indonesia.
Dalam seminar ‘Kedaulatan
Pariwisata Menuju Indonesia Hebat’
disebutkan oleh kepala bidang deputi kelembagaan Kementerian Pariwisata, bahwa
presentase wisatawan yang ke Indonesia adalah sebagai berikut : 40% wisatawan
pergi ke BALI, 30% wisatawan ke JAKARTA, 20% wisatawan ke BATAM dan 10% LAINNYA
(Menyebar ke seluruh Indonesia). Dapat dilihat dari persentase tersebut bahwa
wisatawan masih lebih banyak memilih untuk pergi atau berlibur ke Bali
disbanding kota-kota atau tempat-tempat menarik lainnya di Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan sampai saat ini masih Bali yang banyak diketahui
wisatawan.
Indonesia memiliki semua
attraction yang diminati oleh wisatawan dalam negeri maupun wisatawan
mancanegara, mulai dari wisata alam, wisata budaya maupun wisata buatan (man
made). Dari semua attraction yang diminati wisatawan, yang paling diminati oleh
wisatawan asing adalah 60% wisata budaya, 35% wisata alam dan 5% wisata buatan
(man made).
Menurut pakar kehutanan Institut
Pertanian Bogor, Dr.Ir.Ricky Avenzora, MScF ekowisata Indonesia tergolong dalam
klasifikasi sangat tinggi, sehingga potensi itu mestinya dikelola secara
optimal. Potensi tersebut bisa dikelola secara optimal dengan Ecotourism pillars, yaitu ecology,
socio culture, education and value of memory. Beliau mengemukakan bahwa
Indonesia telah membangun sektor pariwisata sejak akhir 60-an dan juga telah
membangun kawasan konservasi sejak tahun 1980.
“Dengan sejarah pembangunan yang
sudah relatif panjang dan dengan potensi yang sedemikian besar, ternyata pada
tahun 2010, Indonesia hanya bisa mendapatkan 7 juta turis mancanegara.
Sementara, pada tahun yang sama, Singapura mendapatkan 9,2 juta, Malaysia
mempunyai 24,6 juta, Thailand puny 15,8 juta dan China bahkan mendapatkan 55,7
juta turis mancanegara,” tuturnya.
Dalam seminar ‘Kedaulatan
Pariwisata Menuju Indonesia Hebat’ Dr.Ir.Ricky Avenzora, MScF menjelaskan,
bahwa seharusnya yang dihitung atau diakumulasikan dalam menjumlah wisatawan
mancanegara yang masuk ke Indonesia adalah number
of visit bukan number of visitors. Maksudnya adalah berapa kali wisatawan
mancanegara tersebut mengunjungi Indonesia dan apakah wisatawan tersebut akan
kembali lagi (mempertahankan wisatawan) bukan sekedar menghitung pengunjung
yang datang dan masuk ke Indonesia.
Menurut beliau, ada 6 tantangan
yang harus di selesaikan oleh Indonesia dalam sektor Pariwisata yaitu :
1. Memperkuat
Politocal will
2. Memperkuat
dan Restrukturisasi Kementerian
3. Memperkuat
serta memperkaya sistem
4. Meningkatkan
efisiensi dan efektifitas program
5. Meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pemasaran
6. Pro-poor, Pro-job, Pro-Environment,
Pro-Community ,Sustainability
Masih dalam seminar ‘Kedaulatan
Pariwisata Menuju Indonesia Hebat’ Bapak Achyaruddin, SE , M.Sc selaku Direktur
Pengembangan Wisata MICE Kementerian Pariwisata Indonesia menyebutkan bahwa
Indonesia hebat sebagai Negara kepulauan terbesar yang memiliki geografis yang
strategis dengan bermacam budaya. Namun, Indonesia belum berdaulat hari ini,
pada bidang pariwisata seharusnya lebih mengutamakan atau memfokuskan pada
wisatawan domestik. Kedaulatan pariwisata Indonesia adalah kekuatan tuan rumah
agar menjadi subjek dan objek.
Ada beberapa solusi untuk
pariwisata Indonesia yang disampaikan oleh Bapak Achyar, pertama adalah
perhatikan, amati dan pahami kehidupan masyarakat berdasarkan budaya, kedua
bantu secara dedikasi maksudnya adalah program yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat untuk bidang pariwisata tidak hanya diberikan lalu dibiarkan tetapi
masyarakat harus didampingi, yang ketiga adalah hormati masyarakat untuk
belajar tentang pariwisata, bekerja dan menciptakan lapangan pekerjaannya
dibidang pariwisata, keempat, berikan hak masyarakat untuk aksesbilitas,
informasi, telekomunikas dan suplai sampai ke pelosok negeri, seperti kita
ketahui sampai saat ini aksesbilitas,komunikasi dan informasi belum merata
sampai ke pelosok negeri itulah sebab kurang tereksplor nya wisata indah di
pelosok negeri dan yang terakhir adalah batasi investasi modern dan perluas
investasi berdasarkan kenyataan budaya bangsa.
Menurut Prof.Dr.Darsiharjo, M.S
dalam seminar ‘Kedaulatan Pariwisata Menuju Indonesia Hebat’ megatakan
“pendidikan memiliki peranan terhadap pembangunan pariwisata di Indonesia.
Prinsipnya pembangunan daya tarik wisata adalah membangun tempat wisata =
tempat pendidikan.” Beliau juga menambahkan bahwa hakekat nya kepariwisataan
Indonesia adalah perbedaan, keunikan dan daya tarik (kebhinekaan dan
multikultur) serta alam dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Untuk meningkatkan pariwisata
Indonesia dan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, hal yang harus
dilakukan adalah Indonesia harus menata dan memelihara alam dan budaya yang
dimiliki. Jangan dijadikan etalase dan pertunjukan saja melainkan harus menjadi
kebutuhan dan perilaku hidup bermasyarakat.
Dari berbagai permasalahan yang
dihadapi pariwisata Indonesia, menurut saya solusinya adalah kembali kepada
pemerintah dna diri kita sendiri sebagai masyrakat dan wisatawan. Untuk
meningkatkan pariwisata Indonesia juga dapat bekerja sama dengan sektor
industri kreatiif untuk meningkatkan minat wisatawan untuk datang ke Indonesia.
Dari pemerintah sebaiknya tingkatkan fasilitas – fasilitas penunjang di
berbagai tempat wisata di Indonesia, lebih mengayomi masyarakat atau sumber
daya manusia untuk belajar tentang pariwisata dan menyambut MEA, lebih kreatif
membuat program baru dan mempublikasikan wisata Indonesia ke mancanegara,
seperti yang sudah dilakukan di London dengan memasangkan stiker Wonderful
Indonesia pada taksi yang membuat branding
Indonesia lebih dikenal
dimancanegara, sebagainya cara serupa digunakan di berbagai Negara dan
ditingkatkan lagi agar Indonesia semakin di kenal di mancanegara, untuk masing
– masing Pemda untuk meningkatkan program pariwisata di daerah masing-masing.
Untuk masyarakat lebih menjaga lingkungan sekitar, lebih kreatif membuat suatu
destinasi wisata menjadi lebih menarik, mampu menciptakan peluang bisnis sendiri
untuk menarik wisatawan juga dan sebagai wisatawan, hargailah dan jagalah
tempat – tempat wisata di negeri ini untuk kepentingan kita bersama.
“Pariwisata mempunyai amanat yang
luar biasa” – Ibu Christine Hakim
“Pariwisata bukan hanya
jalan-jalan” – Bapak Achyaruddin, SE, M.Sc
“Pariwisata itu Belajar” – Bapak
Prof.Dr.Darsiharjo, M.S
“Pariwisata harus memeberikan
dampak positif bagi masyarakat di sekitar destinasi wisata” – Bapak Poernomo
Siswoprasetijo
Itulah sedikit pemaparan saya
tentang pariwisata di Indonesia dengan segala pemasalahannya dan solusinya yang
saya kutip dari berbagai sumber dan dari seminar ‘Kedaulatan Pariwisata Menuju
Indonesia Hebat’ yang saya hadiri pada tanggal 2 Desember 2015 di gedung Sapta
Pesona Jakarta. Marilah kita sebagai generasi muda Indonesia yang pastinya juga
suka berwisata, kita bantu perkembangan wisata di Indonesia dengan
mempromosikan tempat-tempat wisata Indonesia dan juga menjaga keindahan alam
serta kelestarian budaya Indonesia. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing mata kuliah Pemanduan Wisata Budaya dan sumber-sumber yang
saya cantumkan. Semoga bermanfaat bagi teman-teman pembaca dan semoga
pariwisata Indonesia bisa semakin maju.
DAFTAR PUSTAKA
http://m.detik.com/travel/read/2014/02/26/152056/2509137/1382/ini-dia-7-masalah-utama-pariwisata-di-indonesia
,diakses pada 1 Januari 2016 pukul 14.00 WIB
http://m.bisnis.com/industri/read/20150310/12/410409/ini-3-masalah-klasik-membelit-industri-pariwisata-nasional
,diakses pada 1 Januari 2016 pukul 14.05 WIB
http://m.kompasiana.com/ilham12/lima-solusi-masalah-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif-indonesia_5518aa17813311b5689dea82
,diakses pada 1 Januari 2016 pukul 14.20 WIB
http://megapolitan.antaranews.com/m/berita/103/pakar-sumberdaya-ekowisata-indonesia-berklasifikasi-sangat-tinggi
,diakses pada 1 Januari 2016 pukul 19.00 WIB
Semoga ada yang terlaksana yaaa solusi2nya, biar wisata di Indonesia makin terkenal keindahannya dan ngga cuma itu2 aja yang banyak dikunjungi
ReplyDeleteSemoga bisa terlaksana ya. Terutama masalah publikasinya amin.
ReplyDelete