SEJARAH
& KEINDAHAN KABUPATEN WONOSOBO
Sebelum
saya akan memberikan informasi tentang kindahan di daerah wonosobo jawa tengah
kepada sang pembaca, ijinkan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu.
Nama
saya JEPTA KURNIAWAN saya biasa di panggil dengan sebutan JEPTA. Saya lahir di
Jakarta pada tanggal 04 MEI 1996 dan saya masih berkuliah di UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA yang berlokasi di JL Rawamangun Muka Jakarta timur, dengan jurusan
USAHA JASA PARIWISATA. NO Telp : 089653553637
Sejarah Terbentuk Nya Kota Wonosobo
Berdasarkan
cerita rakyat pada awal abad ke-17,
tersebutlah 3 orang pengelana masing-masing bernama Kyai Kolodete, Kyai Karim
dan Kyai Walik, mulai merintis pemukiman yang diketahui saat ini bernama
Wonosobo. Selanjutnya, Kyai Kolodete bermukim di Dataran Tinggi Dieng, Kyai
Karim bermukim di daerah Kalibeber dan Kyai Walik bermukim di sekitar Kota
Wonosobo sekarang.
Kata Wonosobo berasal dari bahasa Jawa: Wanasaba, yang
secara harafiah berarti: "tempat berkumpul
di hutan". Bahasa Jawa sendiri mengambilnya dari bahasa Sanskerta:vanasabhā yang
artinya kurang lebih sama. Kedua kata ini juga dikenal sebagai dua buku
dari Mahabharata: "Sabhaparwa" dan "Wanaparwa".
Dikemudian hari, dikenal
beberapa tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai
penguasa daerah Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Selomanik. Dikenal pula
tokoh yang bernama Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat
kekuasaannya di Pecekelan-Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok,
Wonosobo, atau Plobangan saat ini.
Salah seorang cucu Kyai
Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kyai Karim
tersebut dikenal sebagai Ki Singodewono yang telah mendapat hadiah suatu tempat
di Selomerto dari Keraton Mataram serta diangkat sebagai penguasa daerah ini
namanya diganti menjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa ini pusat kekuasaan
dipindahkan di Selomerto. Setelah meninggal dunia, Tumenggung Jogonegoro
dimakamkan di desa Pakuncen.
Selanjutnya pada masa
Perang Diponegoro ( 1825 - 1830 ) , Wonosobo merupakan salah satu basis
pertahanan pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung
perjuangan Diponegoro adalah Imam Misbach atau kemudian dikenal sebagai
Tumenggung Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaraan, Gajah
Permodo dan Kyai Muhamad Ngarpah.
Dalam pertempuran melawan
Belanda, Kyai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas
keberhasilan itu, Pangeran Diponegoro memberikan nama kepada Kyai Muhamad
Ngarpah dengan nama Tumenggung Setjonegoro. Selanjutnya Tumenggung Setjonegoro
diangkat sebagai penguasa Ledok dengan gelar nama Tumenggung Setjonegoro.
Eksistensi kekuasaan
Setjonegoro di daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber
termasuk laporan Belanda yang dibuat setelah Perang Diponegoro berakhir.
Disebutkan pula bahwa Setjonegoro adalah bupati yang memindahkan pusat
kekuasaan dari Selomerto ke daerah Kota Wonosobo saat ini.
Dari hasil seminar Hari
Jadi Wonosobo 28 April 1994, yang dihadiri oleh Tim Peneliti dari Fakultas
Sastra UGM, Muspida, Sesepuh dan Pinisepuh Wonosobo termasuk yang ada di
Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Pmpinan DPRD dan Pmpinan Komisi serta Instansi
Pemerintah Wonosobo yang telah menyepakati Hari Jadi Wonosobo jatuh pada
tanggal 24 Juli 1825.
Pariwisata
Kota Wonosobo merupakan tujuan wisata yang tak kalah menarik
dari tempat-tempat wisata lainnya.
Kota
ini terletak di dataran tinggi pulau Jawa dan diapit oleh dua buah gunung yaitu
gunung Sindoro dan Sumbing. Kabupaten Wonosobo letaknya berbatasan dengan
kabupaten Temanggung yang juga memiliki banyak tempat wisata.
Wonosobo terkenal dengan alam nya
yang indah dan asri, perbukitan serta pegunungan nya yang menarik untuk di
kunjungin, serta disana juga masih bersih dan asri dan tidak jarang banyak
tumbukan yang tumbuh subur disana, salah satu tempat wisata alam di Kabupaten Wonosobo adalah:
Wisata Alam
1.
Pemandian Air Panas Kalianget
Pemandian Air Panas Kalianget dikenal dengan tempat yang
dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, karna ar panas yang di hasilkan
bersumber dari mata air panas yang bersumber dari panas nya air belerang
pegunungan.
Tidak hanya menyajikan pemandian air panas saja di sana,
tetep disana juga tersedia lapangan tenis dan arena bermain anak-anak.
Lokasinya kurang lebih sekitar 10 menit dari Kota Wonosobo.
2.
Telaga Warna
Tempat wisata yang kedua yaitu Telaga Warna, tempat wisata
ini merupakan tempat yang terkenal hingga ke mancanegara.
Dinamakan telaga warna karena telaganya dapat berubah warna
mulai dari biru laut hingga warna hijau dan putih kekuningan. Telaga ini
terletak di desa Dieng kecamatan Kejajaran Wonosobo.
3.
Waduk Wadaslintang
Selanjutnya adalah Waduk Wadaslintang yang dikenal sebagai
tempat pemancingan dengan pemandangan alam yang luar biasa.
Disna kra bisa memangcing ikan yang besar dan banyak serta
sambil melihat pemandangan yang begtu indah, jia kita ingin kesana Lokasinya di
Kecamatan Wadaslintang kota Wonosobo jawa tengah.
4.
Air Terjun Sikarim
Tempat wisata di Wonosobo berikutnya yaitu Air Terjun
Sikarim. Ini adalah objek wisata alam yang ada di desa Sembugan.
Air Terjun ini setinggi 100 m dan dikelilingi hutan pakis
dengan aneka tumbuhan alami lainnya. Dan serta air terjun ini uga memilik air
yang sangt ndah, jika tampak di lihat dengan detail air nya menyerupain salju
kecil yang halus.
5.
Curug Winong
Ini merupakan objek wisata dengan curug yang menakjubkan di
hutan yang sangat luas. Lokasinya terletak di desa Winongsari kecamatan
Kaliwiro Wonosobo.
Jadi bl kita berkunjung kesana kita bisa melihat air terjun
nya setelah kita berjalan melewati hutan-hutan kecil yang di sekeliling nya di
tumbuhi pepohonan liar.
6.
Bukit Sikunir
Bukit Sikunir merupakan tempat wisata alam yang memiliki
ketinggian sekitar 2.200 mdpl. Bukit ini banyak diburu wisatawan yang ketagihan
menyaksikan sunrise.
Jika ita pergi kesna kita bisa menyaksikan sunrise atau
terbit nya matahari pagi dari atas bukit yang indah tidak hanya itu kita juga
bisa melihat lautan awan dari atas,, jka teman teman mempunyai hobi hiking atau
traking, ada bisa mencoba nya.
7.
Sumur Jalatunda
Ini merupakan lokasi rekreasi menarik selanjutnya. Sumur
Jalatunda terletak di desa Pakasiran kecamatan Bantur kabupaten Banjarnegara tepatnya
sekitar 12 km dari lokasi utama di Dieng. Sumur Jalatunda awalnya adalah ceruk
rekahan kawah yang akhirnya digenangi air berdiameter 90 meter dan kedalamannya
lebih dari 200 meter.
Karena adanya air yang menggenang tersebut ceruk terlihat
seperti sumur. Para wisatawan harus menaikai 257 anak tangga untuk mencapai
sumur Jalatunda tersebut.
Berdasarkan mitos masyarakat setempat, barang siapa yang
bisa melempar kerikil dari seberang sumur sampai ke seberang yang berlawanan,
maka semua harapannya dapat terkabul. Oleh sebab itu, ketika wisatawan
mengunjungi sumur tersebut, ada banyak penjual kerikil di sana. Harga batu
kerikil tersebut sekitar 500 rupiah. Banyak para wisatawan mencoba melempar
batu tersebut untuk mengetahui nasibnya ke depan.
8.
Kawah Dieng
Kawah yang ada di Dieng juga merupakan salah satu tempat
wisata yang menarik di Wonosobo. Kawah ini disebut sebagai Kawah Sikidang.
Lokasinya di wilayah sebelah timur.
9.
Candi di Dieng
Di daerah Dieng terdapat candi yang disebut sebagai Candi
Dieng. Candi-candi yang ada di Dieng diberi nama seperti tokoh Mahabarata
seperti Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Gatot Kaca, Candi Srikandi, dan
lain-lain.
Modelnya mengikuti bentuk candi yang ada di India dengan
berbagai ciri khas arca serta relief untuk hiasan candi.
10. Telaga
Cebong Dieng
Tempat wisata di Wonosobo yang terakhir adalah Telaga Cebong
Dieng. Tempat wisata ini merupakan telaga di atas awan dengan ketinggian 2.300
mdpl yang letaknya di Desa Sembungan.
Telaga Cebong merupakan harmoni alam yang sangat indah dan
dapat ditemukan di kawasan wisata Dieng Wonosobo. Tempat ini biasanya juga
dijadikan sebagai tempat berkemah.
Tidak
hanya diatas saja wisata alam yang dimilik kota wonosobo, tetapi masih banyak
wisata alam yang belum saya jelasan stu persatu seperti :
2.
GUNUNG PRAHU
Wisata kesenian
2.
Lenggeran
Wisata Keluarga
Wonosobo sangat minim wisata keluarga.
Tidak ada tempat wisata yang benar-benar dikelola dengan baik. Nampaknya
Pemerintah Daerah perlu bekerja sama dengan pihak swasta agar bermunculan
tempat wisata menarik di Kabupaten Wonosobo.
Tempat wisata keluarga di Kabupaten Wonosobo antara lain
adalah:
Berlokasi di
sebelah utara Wonosobo, tepatnya di bawah kaki Gunung Sindoro. Perkebunan ini
lumayan luas. Di sana tersedia penginapan yang terdiri dari bungalow-bungalow.
Juga dapat
menikmati suasana perkebunan sambil berjalan kaki dan melihat-lihat para petani
memetik teh. Bila sedang ramai, pihak pengelola bisa juga menyediakan outbound
dan flying fox di sekira perkebunan. Udaranya masih terasa sangat sejum dan
segar. Sebagai oleh-oleh bisa membeli teh produksi perkebunan Tambi ada teh
hitam, teh corbang dan lain-lain. Harga tehnya murah.
2.
Alun-alun Wonosobo
Alun-alun
terletak di pusat kota Wonosobo. Alun-alun ini dikelilingi oleh pohon beringin
pada tiap sudutnya, sisi dan di tengah-tengahnya
Pokoknya
suasana sejuk dan rindang akan sangat terasa, apalagi di tambah udara Wonosobo
yang terkenal sejuk dan segar. Lantas apa yang bisa dilihat di
alun-alun. Di sini setiap pengunjung dapat menikmati aneka jajajan yang
dijual para pedagang kaki lima: baso, mi ongklok, sate, soto, nasi rames,
begaram jenis minuman, dan lain-lain. Juga tersedia pusat jajan serba ada
(pujasera) di sebelah selatan alun-alun. Di sekira alun-alun juga
tersedia beragam sarana permainan anak-anak seperti odong-odong, mainan yang di
jual para pedagang kaki lima. Sebagian tanah alun-alun digunakan sebagai
lapangan sepakbola yang berstandar nasional, tanah yang lain dapat digunakan
untuk beragam jenis olahraga.
Satu
hal yang menarik dari alun-alun Wonosobo adalah tersedianya sarana internet
gratis. Maka tak aneh bila berkunjung ke alun-alun Wonosobo akan terlihat
sejumlah orang atau anak muda sedang asyik berinternetan dengan laptop.
7.
Pemandian Air panas kebondalem Sukorejo
Kuliner & Minuman
Kabupaten Wonosobo
memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
1.
Mi Ongklok, adalah
masakan khas Kabupaten Wonosobo yang terbuat dari bahan mi kering atau mi basah
yang direbus dan diberi tambahan berupa sayur kubis yang dicampur adukkan ( di
ongklok ) di dalam panci rebus, dan setelah matang, ditambahkan dengan tepung
kanji masak ( biasanya berwana coklat ) sebagai penyedap masakan dan biasanya
dapat disantap dengan dilengkapi sate ayam.
2.
Sego
Megono, adalah
masakan khas Kabupaten Wonosobo yang dibuat dari nasi yang dicampur dengan
sayuran dan juga ikan teri, masyarakat Wonosobo pada umumnya menyebut Segu
Megono dengan nama " Sego Reged " yang berarti nasi yang kotor karena
terdapat campuran sayur dan juga ikan teri di dalamnya.
Makanan khas Wonosobo yang
terbuat dari daging sapi pilihan patut Anda coba. Agar lebih nikmat saat menyantap
makanan yang satu ini, ambillah nasih hangat dan sambal bajak. Untuk
mendapatkan Dendeng Gepuk, Anda harus pergi ke pusat oleh-oleh khas Wonosobo
yang ada di sekitar pusat kota. Harganya cukup murah, mulai dari sekitar
Rp 100.000/kotaknya.
·
Kabupaten Wonosobo
juga memiliki
beberapa minuman
khas yaitu :
Alkisah dahulu kala beberapa orang petani terhenti mengerjakan ladang garapannya dikarenakan hujan turun dan hawa sangat dingin. Mereka berteduh di bawah lekukan batu besar yang bagaikan atap yang menaungi mereka. Akan tetapi, dinginnya udara saat itu tidak terelakan. Oleh karena itu, para petani mulai iseng, ada yang menggerak-gerakkan badannya, ada yang mendekat ke dinding batu, ada juga yang sambil mengunyah batang rumput-rumputan. Tidak sengaja, saat seorang petani menggigit salah satu jenis batang rumput yang daunnya lain dari rumput biasannya, ia merasakan reaksi badannya menjadi hangat sehingga teman-temannya yang lainpun ikut mencoba-coba. Ternyata benar, mereka kemudian dapat mengatasi rasa dingin di sekitarnya.Kehangatan tubuh yang mereka rasakan itu tersimpan sampai malam / subuh, bahkan hingga saat “tugas malam” ternyata juga masih menimbulkan reaksi yang menakjubkan.
Kejadian itu kemudian menjadi buah bibir dimasyarakat, serta merta mereka menjuluki rumput berkhasiat tersebut dengan nama PURWACENG, yang berarti Purwa = ter dan Ceng = tegang. Setelah diadakan penelitian ilmiah, ternyata jenis tanaman perwaceng ini sejenis dengan tanaman ginseng yang tumbuh di Korea dan Cina, dengan nama latin Pimpinella Fruacan. Dari tanaman ini pula dapat dibuat sebuah ramuan dan minuman yang dicampur dengan kopi atau kapulaga, berguna sebagai penghangat badan.
dibuat dari
pucuk daun teh (Pecco Souchon) unggul yang di tanam diketinggian 4500 kaki dari
permukaan laut dan diproses secara higienis melalui pengalaman bertahun-tahun,
sehingga mempunyai aroma dan warna yang kuat.
Mengapa harus
dari pucuk daun teh?
Hal ini tidak
lepas dari manfaat kesehatan. Karena pucuk daun teh terkandung berbagai vitamin
dan mineral.
Teh Tambi merupakan
salah satu teh yang kualitas dan mutunya memenuhi semua syarat sebagai legenda
teh sejati.
·
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa jajanan khas, yaitu:
berarti tempe
yang diselimuti. Selimut atau orang Wonosobo menyebutnya “kemul” untuk tempe
terbuat dari tepung gandum. Tempe kemul berbeda dengan tempe mendoan, tempe
kemul sedikit lebih banyak tepungnya, sehingga lebih keras dibanding mendoan.
Tempe kemul
biasanya disajikan sebagi teman minum teh tambi atau purwaceng. Anda akan
sangat mudah menjumpai penjual tempe kemul. Baik di pinggir jalan raya maupun
di tengah kampung di wilayah Wonosobo, harganya cukup murah mulai dari Rp
500/buah.
makanan
tradisional khas Wonosobo ini terbuat dari tepung sagu, parutan kelapa dan
gula. Dimasak dengan cara dibakar diatas bara kayu bakar atau arang, wanginya
semakin menjadi untuk mengundang selera siapapun yang menciumnya.
Tak hanya bagian bawahnya yang dipanaskan di atas
arang. Arang yang panas juga diletakkan di atas piring tahan panas. Piring
tersebut kemudian diletakkan di bagian atas loyang kue sagon. Fungsinya untuk
memanaskan bagian atas.
Sayang,
makanan khas ini terbilang sedikit sulit untuk mendapatkan dan menikmatinya.
Anda harus sudi berkunjung ke lantai 3 pasar Induk Wonosobo.
atau Opak
Kucai adalah makanan ringan/ cemilan khas dari daerah Kalibeber, Kabupaten
Wonosobo. Seperti namanya, makanan ini dibuat dari bahan dasar Singkong, yang
direbus dan ditambah sedikit kucai serta garam secukupnya, lalu ditumbuk hingga
halus, kemudian dipipihkan dan dijemur, setelah kering siap untuk digoreng
dengan minyak yg cukup sampai matang.
Rasa dari Opak
Singkong Kalibeber sendiri pada umumnya asin dan gurih, atau menurut bahasa
orang Wonosobo nya “pokokke enak lhaahh......kemriyik tur gurih”. Opak Singkong
Kalibeber juga termasuk salah satu jajanan oleh-oleh khas dari Wonosobo yang
patut dicoba. Sekedar saran, bila ingin menjadikan makanan ini sebagai
oleh-oleh, belilah yang masih dalam bentuk setengah matang (banggli) atau belum
digoreng. Tanyakan kepada penjual, bagaimana cara menggorek opak dengan
benar.
4.
Geblek
5.
Dipuk / Golak
6.
Wolak - Walik
7.
Combro
·
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
Merupakan family dari caria papaya yang kita kenal buahnya enak dimakan bila sudah masak, bijinya berwarna hitam dan tidak enak dimakan (pahit) Jenis Carica Dieng ini walaupun sama pohonnya, daunnya agak lebih tebal, buahnya lebih kecil dan kalau masak warnanya kekuning-kuningan serta beraroma wangi (khas). Apabila akan dimakan langsung, bukan buahnya, melainkan bijinya yang berwarna putih dan rasanya asam manis dengan aroma khas, yang tak terdapat pada buah lain.
Daging buahnya sangat enak bila dibuat manisan. Carica sekarang diproduksi secara home industry, dikemas dalam botol dan terkenal dengan nama “Carica Dieng”.Tanaman ini memerlukan ketinggian antara 1800-2200 m.dpl. untuk mendapatkan kualitas buah yang baik. Jenis ini berasal dari Amerika Latin, ditanam/ dikembangkan di Dieng oleh orang Belanda (Ir. Krammers) sekitar tahun 1900. Tanaman ini, seperti halnya Purwaceng, belum dibudidayakan secara maksimal dan hanya merupakan tanaman selingan di ladang petani
Keripik jamur adalah salah satu makanan khas Kabupaten Wonosobo yang banyak digemari oleh wisatawan. Dahulu Keripik jamur hanya digunakan sebagai bahan makanan basah, kini masyarakat Wonosobo lebih inovatif dengan megolah jamur menjadi keripik.
Kacang ini pohonnya
tegak ± 1 m, dan tumbuh mirip buncis yang berisi 3 sampai 4 biji. Biji kacang
dijemur/ dikeringkan biasanya di atas atap rumah. Keping biji mirip bentuk babi
(bulat lonjong) dan sejak dahulu disebut kacang babi karena bentuknya, dan juga
banyak hama babi hutan menyerang ladang petani dan merusak. Akan tetapi,
tanaman kacang ini tidak dirusak/ diganggu (babi hutan tidak suka). Itu pula
sebabnya disebut kacang babi. Hasil kacang digoreng dan dikemas (home
industry), dengan nama “Kacang Dieng” yang terkenal
KESIMPULAN
& SARAN
Banyak
nya tempat-tempat wisata yang bisa kita lihat dan unjungi di daerah wonosobo
tersebut, untuk mellestarikan nya marilah kita jaga dan kita rawan agar alam
Indonesia ini tetap terjaga, subur dan asri.
Makadari
itu malirilah kita bantu melestarikan nya dengan kemapuan kita sendiri, seperti
jangan membuang sampah sembarangan,, jangan mencoret-coret fasilitas umum,
serta jangan menginjak-injak tanaman, agar alam kita menjadi bagus dan subur.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment