Friday, January 1, 2016

PARIWISATA SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA (tugas 4)


SEJARAH & KEINDAHAN KABUPATEN WONOSOBO

Sebelum saya akan memberikan informasi tentang kindahan di daerah wonosobo jawa tengah kepada sang pembaca, ijinkan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu.

Nama saya JEPTA KURNIAWAN saya biasa di panggil dengan sebutan JEPTA. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 04 MEI 1996 dan saya masih berkuliah di UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA yang berlokasi di JL Rawamangun Muka Jakarta timur, dengan jurusan USAHA JASA PARIWISATA. NO Telp : 089653553637
Sejarah Terbentuk Nya Kota Wonosobo
Berdasarkan cerita rakyat pada awal abad ke-17, tersebutlah 3 orang pengelana masing-masing bernama Kyai Kolodete, Kyai Karim dan Kyai Walik, mulai merintis pemukiman yang diketahui saat ini bernama Wonosobo. Selanjutnya, Kyai Kolodete bermukim di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim bermukim di daerah Kalibeber dan Kyai Walik bermukim di sekitar Kota Wonosobo sekarang.
Kata Wonosobo berasal dari bahasa Jawa: Wanasaba, yang secara harafiah berarti: "tempat berkumpul di hutan". Bahasa Jawa sendiri mengambilnya dari bahasa Sanskerta:vanasabhā yang artinya kurang lebih sama. Kedua kata ini juga dikenal sebagai dua buku dari Mahabharata: "Sabhaparwa" dan "Wanaparwa".
Dikemudian hari, dikenal beberapa tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai penguasa daerah Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Selomanik. Dikenal pula tokoh yang bernama Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Pecekelan-Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok, Wonosobo, atau Plobangan saat ini.
Salah seorang cucu Kyai Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kyai Karim tersebut dikenal sebagai Ki Singodewono yang telah mendapat hadiah suatu tempat di Selomerto dari Keraton Mataram serta diangkat sebagai penguasa daerah ini namanya diganti menjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa ini pusat kekuasaan dipindahkan di Selomerto. Setelah meninggal dunia, Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di desa Pakuncen.
Selanjutnya pada masa Perang Diponegoro ( 1825 - 1830 ) , Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro adalah Imam Misbach atau kemudian dikenal sebagai Tumenggung Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaraan, Gajah Permodo dan Kyai Muhamad Ngarpah.
Dalam pertempuran melawan Belanda, Kyai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan itu, Pangeran Diponegoro memberikan nama kepada Kyai Muhamad Ngarpah dengan nama Tumenggung Setjonegoro. Selanjutnya Tumenggung Setjonegoro diangkat sebagai penguasa Ledok dengan gelar nama Tumenggung Setjonegoro.
Eksistensi kekuasaan Setjonegoro di daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber termasuk laporan Belanda yang dibuat setelah Perang Diponegoro berakhir. Disebutkan pula bahwa Setjonegoro adalah bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke daerah Kota Wonosobo saat ini.
Dari hasil seminar Hari Jadi Wonosobo 28 April 1994, yang dihadiri oleh Tim Peneliti dari Fakultas Sastra UGM, Muspida, Sesepuh dan Pinisepuh Wonosobo termasuk yang ada di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Pmpinan DPRD dan Pmpinan Komisi serta Instansi Pemerintah Wonosobo yang telah menyepakati Hari Jadi Wonosobo jatuh pada tanggal 24 Juli 1825.
Pariwisata
Kota Wonosobo merupakan tujuan wisata yang tak kalah menarik dari tempat-tempat wisata lainnya.
Kota ini terletak di dataran tinggi pulau Jawa dan diapit oleh dua buah gunung yaitu gunung Sindoro dan Sumbing. Kabupaten Wonosobo letaknya berbatasan dengan kabupaten Temanggung yang juga memiliki banyak tempat wisata.
Wonosobo terkenal dengan alam nya yang indah dan asri, perbukitan serta pegunungan nya yang menarik untuk di kunjungin, serta disana juga masih bersih dan asri dan tidak jarang banyak tumbukan yang tumbuh subur disana, salah satu tempat wisata alam di Kabupaten Wonosobo adalah:
Wisata Alam

1.      Pemandian Air Panas Kalianget

 tempat wisata di wonosobo - pemandian air-panas kalianget
Sumber:
www.goindonesia.com
Pemandian Air Panas Kalianget dikenal dengan tempat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, karna ar panas yang di hasilkan bersumber dari mata air panas yang bersumber dari panas nya air belerang pegunungan.
Tidak hanya menyajikan pemandian air panas saja di sana, tetep disana juga tersedia lapangan tenis dan arena bermain anak-anak. Lokasinya kurang lebih sekitar 10 menit dari Kota Wonosobo.
2.      Telaga Warna

Tempat wisata yang kedua yaitu Telaga Warna, tempat wisata ini merupakan tempat yang terkenal hingga ke mancanegara.
Dinamakan telaga warna karena telaganya dapat berubah warna mulai dari biru laut hingga warna hijau dan putih kekuningan. Telaga ini terletak di desa Dieng kecamatan Kejajaran Wonosobo.
3.      Waduk Wadaslintang

Selanjutnya adalah Waduk Wadaslintang yang dikenal sebagai tempat pemancingan dengan pemandangan alam yang luar biasa.
Disna kra bisa memangcing ikan yang besar dan banyak serta sambil melihat pemandangan yang begtu indah, jia kita ingin kesana Lokasinya di Kecamatan Wadaslintang kota Wonosobo jawa tengah.

4.      Air Terjun Sikarim

Tempat wisata di Wonosobo berikutnya yaitu Air Terjun Sikarim. Ini adalah objek wisata alam yang ada di desa Sembugan.
Air Terjun ini setinggi 100 m dan dikelilingi hutan pakis dengan aneka tumbuhan alami lainnya. Dan serta air terjun ini uga memilik air yang sangt ndah, jika tampak di lihat dengan detail air nya menyerupain salju kecil yang halus.
5.      Curug Winong

Ini merupakan objek wisata dengan curug yang menakjubkan di hutan yang sangat luas. Lokasinya terletak di desa Winongsari kecamatan Kaliwiro Wonosobo.
Jadi bl kita berkunjung kesana kita bisa melihat air terjun nya setelah kita berjalan melewati hutan-hutan kecil yang di sekeliling nya di tumbuhi pepohonan liar.

6.      Bukit Sikunir

Bukit Sikunir merupakan tempat wisata alam yang memiliki ketinggian sekitar 2.200 mdpl. Bukit ini banyak diburu wisatawan yang ketagihan menyaksikan sunrise.
Jika ita pergi kesna kita bisa menyaksikan sunrise atau terbit nya matahari pagi dari atas bukit yang indah tidak hanya itu kita juga bisa melihat lautan awan dari atas,, jka teman teman mempunyai hobi hiking atau traking, ada bisa mencoba nya.
7.      Sumur Jalatunda

Ini merupakan lokasi rekreasi menarik selanjutnya. Sumur Jalatunda terletak di desa Pakasiran kecamatan Bantur kabupaten Banjarnegara tepatnya sekitar 12 km dari lokasi utama di Dieng. Sumur Jalatunda awalnya adalah ceruk rekahan kawah yang akhirnya digenangi air berdiameter 90 meter dan kedalamannya lebih dari 200 meter.
Karena adanya air yang menggenang tersebut ceruk terlihat seperti sumur. Para wisatawan harus menaikai 257 anak tangga untuk mencapai sumur Jalatunda tersebut.
Berdasarkan mitos masyarakat setempat, barang siapa yang bisa melempar kerikil dari seberang sumur sampai ke seberang yang berlawanan, maka semua harapannya dapat terkabul. Oleh sebab itu, ketika wisatawan mengunjungi sumur tersebut, ada banyak penjual kerikil di sana. Harga batu kerikil tersebut sekitar 500 rupiah. Banyak para wisatawan mencoba melempar batu tersebut untuk mengetahui nasibnya ke depan.

8.      Kawah Dieng

Kawah yang ada di Dieng juga merupakan salah satu tempat wisata yang menarik di Wonosobo. Kawah ini disebut sebagai Kawah Sikidang. Lokasinya di wilayah sebelah timur.







9.      Candi di Dieng

Di daerah Dieng terdapat candi yang disebut sebagai Candi Dieng. Candi-candi yang ada di Dieng diberi nama seperti tokoh Mahabarata seperti Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Gatot Kaca, Candi Srikandi, dan lain-lain.
Modelnya mengikuti bentuk candi yang ada di India dengan berbagai ciri khas arca serta relief untuk hiasan candi.
10.  Telaga Cebong Dieng

Tempat wisata di Wonosobo yang terakhir adalah Telaga Cebong Dieng. Tempat wisata ini merupakan telaga di atas awan dengan ketinggian 2.300 mdpl yang letaknya di Desa Sembungan.
Telaga Cebong merupakan harmoni alam yang sangat indah dan dapat ditemukan di kawasan wisata Dieng Wonosobo. Tempat ini biasanya juga dijadikan sebagai tempat berkemah.
Tidak hanya diatas saja wisata alam yang dimilik kota wonosobo, tetapi masih banyak wisata alam yang belum saya jelasan stu persatu seperti :
1.      Telaga Menjer &
2.      GUNUNG PRAHU
Wisata kesenian
1.      Tari Sontoloyo
2.      Lenggeran

Wisata Keluarga

Wonosobo sangat minim wisata keluarga. Tidak ada tempat wisata yang benar-benar dikelola dengan baik. Nampaknya Pemerintah Daerah perlu bekerja sama dengan pihak swasta agar bermunculan tempat wisata menarik di Kabupaten Wonosobo.
Tempat wisata keluarga di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah:
1.      Agrowisata Tambi
Berlokasi di sebelah utara Wonosobo, tepatnya di bawah kaki Gunung Sindoro. Perkebunan ini lumayan luas. Di sana tersedia penginapan yang terdiri dari bungalow-bungalow.
Juga dapat menikmati suasana perkebunan sambil berjalan kaki dan melihat-lihat para petani memetik teh. Bila sedang ramai, pihak pengelola bisa juga menyediakan outbound dan flying fox di sekira perkebunan. Udaranya masih terasa sangat sejum dan segar. Sebagai oleh-oleh bisa membeli teh produksi perkebunan Tambi ada teh hitam, teh corbang dan lain-lain. Harga tehnya murah.
2.      Alun-alun Wonosobo
Alun-alun terletak di pusat kota Wonosobo. Alun-alun ini dikelilingi oleh pohon beringin pada tiap sudutnya, sisi dan di tengah-tengahnya
Pokoknya suasana sejuk dan rindang akan sangat terasa, apalagi di tambah udara Wonosobo yang terkenal sejuk dan segar.  Lantas apa yang bisa dilihat di alun-alun.  Di sini setiap pengunjung dapat menikmati aneka jajajan yang dijual para pedagang kaki lima: baso, mi ongklok, sate, soto, nasi rames, begaram jenis minuman, dan lain-lain. Juga tersedia pusat jajan serba ada (pujasera) di sebelah selatan alun-alun.  Di sekira alun-alun juga tersedia beragam sarana permainan anak-anak seperti odong-odong, mainan yang di jual para pedagang kaki lima. Sebagian tanah alun-alun digunakan sebagai lapangan sepakbola yang berstandar nasional, tanah yang lain dapat digunakan untuk beragam jenis olahraga.
Satu hal yang menarik dari alun-alun Wonosobo adalah tersedianya sarana internet gratis. Maka tak aneh bila berkunjung ke alun-alun Wonosobo akan terlihat sejumlah orang atau anak muda sedang asyik berinternetan dengan laptop.
3.      Outbound
4.      Pemandian dan kolam renang Mangli
5.      Pemandian Air panas Kebrengan
7.      Pemandian Air panas kebondalem Sukorejo
Kuliner & Minuman
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivuTPchy8tE2kzljAUW_9_ayjLcLeF7be55Toe6BMnQCCQ3wEyDyXXKAb0ENQMYrgNFL6RztCfVkSkFSfEEDflObcnoCjY_gypg8TUT8ps8xvFX8JMmMdtYessDRrRbhR7BO9RkdZCfXgX/s320/mie+ongklok1%5B1%5D.jpg
1.      Mi Ongklok, adalah masakan khas Kabupaten Wonosobo yang terbuat dari bahan mi kering atau mi basah yang direbus dan diberi tambahan berupa sayur kubis yang dicampur adukkan ( di ongklok ) di dalam panci rebus, dan setelah matang, ditambahkan dengan tepung kanji masak ( biasanya berwana coklat ) sebagai penyedap masakan dan biasanya dapat disantap dengan dilengkapi sate ayam.

2.      Sego Megono, adalah masakan khas Kabupaten Wonosobo yang dibuat dari nasi yang dicampur dengan sayuran dan juga ikan teri, masyarakat Wonosobo pada umumnya menyebut Segu Megono dengan nama " Sego Reged " yang berarti nasi yang kotor karena terdapat campuran sayur dan juga ikan teri di dalamnya.
3.      Dendeng Gepuk
Makanan khas Wonosobo yang terbuat dari daging sapi pilihan patut Anda coba. Agar lebih nikmat saat menyantap makanan yang satu ini, ambillah nasih hangat dan sambal bajak. Untuk mendapatkan Dendeng Gepuk, Anda harus pergi ke pusat oleh-oleh khas Wonosobo yang ada di sekitar pusat  kota. Harganya cukup murah, mulai dari sekitar Rp 100.000/kotaknya.



·         Kabupaten Wonosobo juga memiliki beberapa minuman khas yaitu :
1.      Purwaceng
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdmoMSFgfi6UgpYw1J-nzWDksoT3254yCUnr-lGtyMpp1hseF_u2UyNr1vH_Sc-SP-_0VDtoDb5EPmHn2S1abxN3Dl_c0apgqADOFtF-8ehBr0p3AFv3oXfXUsenij4iMKPPn6-xL1RdUv/s320/182791_0_Instant_Jahe_Purwaceng.jpg

Alkisah dahulu kala beberapa orang petani terhenti mengerjakan ladang garapannya dikarenakan hujan turun dan hawa sangat dingin. Mereka berteduh di bawah lekukan batu besar yang bagaikan atap yang menaungi mereka. Akan tetapi, dinginnya udara saat itu tidak terelakan. Oleh karena itu, para petani mulai iseng, ada yang menggerak-gerakkan badannya, ada yang mendekat ke dinding batu, ada juga yang sambil mengunyah batang rumput-rumputan. Tidak sengaja, saat seorang petani menggigit salah satu jenis batang rumput yang daunnya lain dari rumput biasannya, ia merasakan reaksi badannya menjadi hangat sehingga teman-temannya yang lainpun ikut mencoba-coba. Ternyata benar, mereka kemudian dapat mengatasi rasa dingin di sekitarnya.Kehangatan tubuh yang mereka rasakan itu tersimpan sampai malam / subuh, bahkan hingga saat “tugas malam” ternyata juga masih menimbulkan reaksi yang menakjubkan.

Kejadian itu kemudian menjadi buah bibir dimasyarakat, serta merta mereka menjuluki rumput berkhasiat tersebut dengan nama PURWACENG, yang berarti Purwa = ter dan Ceng = tegang. Setelah diadakan penelitian ilmiah, ternyata jenis tanaman perwaceng ini sejenis dengan tanaman ginseng yang tumbuh di Korea dan Cina, dengan nama latin Pimpinella Fruacan. Dari tanaman ini pula dapat dibuat sebuah ramuan dan minuman yang dicampur dengan kopi atau kapulaga, berguna sebagai penghangat badan.
2.      Teh Tambi
dibuat dari pucuk daun teh (Pecco Souchon) unggul yang di tanam diketinggian 4500 kaki dari permukaan laut dan diproses secara higienis melalui pengalaman bertahun-tahun, sehingga mempunyai aroma dan warna yang kuat.
Mengapa harus dari pucuk daun teh?
Hal ini tidak lepas dari manfaat kesehatan. Karena pucuk daun teh terkandung berbagai vitamin dan mineral.
Teh Tambi merupakan salah satu teh yang kualitas dan mutunya memenuhi semua syarat sebagai legenda teh sejati.

·         Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa jajanan khas, yaitu:
1.      Tempe Kemul
berarti tempe yang diselimuti. Selimut atau orang Wonosobo menyebutnya “kemul” untuk tempe terbuat dari tepung gandum. Tempe kemul berbeda dengan tempe mendoan, tempe kemul sedikit lebih banyak tepungnya, sehingga lebih keras dibanding mendoan.
Tempe kemul biasanya disajikan sebagi teman minum teh tambi atau purwaceng. Anda akan sangat mudah menjumpai penjual tempe kemul. Baik di pinggir jalan raya maupun di tengah kampung di wilayah Wonosobo, harganya cukup murah mulai dari Rp 500/buah.
2.      Sagon
makanan tradisional khas Wonosobo ini terbuat dari tepung sagu, parutan kelapa dan gula. Dimasak dengan cara dibakar diatas bara kayu bakar atau arang, wanginya semakin menjadi untuk mengundang selera siapapun yang menciumnya.
Tak hanya bagian bawahnya yang dipanaskan di atas arang. Arang yang panas juga diletakkan di atas piring tahan panas. Piring tersebut kemudian diletakkan di bagian atas loyang kue sagon. Fungsinya untuk memanaskan bagian atas.
Sayang, makanan khas ini terbilang sedikit sulit untuk mendapatkan dan menikmatinya. Anda harus sudi berkunjung ke lantai 3 pasar Induk Wonosobo.
3.      Opak Singkong
atau Opak Kucai adalah makanan ringan/ cemilan khas dari daerah Kalibeber, Kabupaten Wonosobo. Seperti namanya, makanan ini dibuat dari bahan dasar Singkong, yang direbus dan ditambah sedikit kucai serta garam secukupnya, lalu ditumbuk hingga halus, kemudian dipipihkan dan dijemur, setelah kering siap untuk digoreng dengan minyak yg cukup sampai matang.
Rasa dari Opak Singkong Kalibeber sendiri pada umumnya asin dan gurih, atau menurut bahasa orang Wonosobo nya “pokokke enak lhaahh......kemriyik tur gurih”. Opak Singkong Kalibeber juga termasuk salah satu jajanan oleh-oleh khas dari Wonosobo yang patut dicoba. Sekedar saran, bila ingin menjadikan makanan ini sebagai oleh-oleh, belilah yang masih dalam bentuk setengah matang (banggli) atau belum digoreng.  Tanyakan kepada penjual, bagaimana cara menggorek opak dengan benar.

4.      Geblek
5.      Dipuk / Golak
6.      Wolak - Walik
7.      Combro


·         Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
1.      Carica
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1BDgF4FDgh5mpIDYdxYJtG4wbdr4dzkT6uCep6ovwMunc55s1K5S6SbFFDntFUGV1JsMK17PyMB8KbH-PWeEkqMTnQj0RhH5fhTU6xYsT3Ft4hLTdoh8vDNBYSE_b50jBrswdeRku1x1y/s320/carica+wonosobo.JPG

Merupakan family dari caria papaya yang kita kenal buahnya enak dimakan bila sudah masak, bijinya berwarna hitam dan tidak enak dimakan (pahit) Jenis Carica Dieng ini walaupun sama pohonnya, daunnya agak lebih tebal, buahnya lebih kecil dan kalau masak warnanya kekuning-kuningan serta beraroma wangi (khas). Apabila akan dimakan langsung, bukan buahnya, melainkan bijinya yang berwarna putih dan rasanya asam manis dengan aroma khas, yang tak terdapat pada buah lain.

Daging buahnya sangat enak bila dibuat manisan. Carica sekarang diproduksi secara home industry, dikemas dalam botol dan terkenal dengan nama “Carica Dieng”.Tanaman ini memerlukan ketinggian antara 1800-2200 m.dpl. untuk mendapatkan kualitas buah yang baik. Jenis ini berasal dari Amerika Latin, ditanam/ dikembangkan di Dieng oleh orang Belanda (Ir. Krammers) sekitar tahun 1900. Tanaman ini, seperti halnya Purwaceng, belum dibudidayakan secara maksimal dan hanya merupakan tanaman selingan di ladang petani
2.      Keripik Jamur

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmKEr9jD6Qww6ks9qUNahRZLFBKSoJpMWO8yLIVz35A2QxtDP24pPesATbyhrwYfw7tzg6tcBeOPVlpwy15O3vfddTJ7-29R3gpXbHNZ-AG20e4KeYJ8lxn_hYC9o7iGS1BRdtfRycZ20K/s320/Dieng+-+kripik+jamur.jpg

Keripik jamur adalah salah satu makanan khas Kabupaten Wonosobo yang banyak digemari oleh wisatawan. Dahulu Keripik jamur hanya digunakan sebagai bahan makanan  basah, kini masyarakat Wonosobo lebih inovatif dengan megolah jamur menjadi keripik.

3.      Emping Mlinjo
4.      Kacang Dieng
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnidYNgW6h8YFp2z6UEE_DXcINt_lfx0YImVqnr7PLtczpTbPqdkR7ctKd4_TDgJ2Z-H3g19ZHFg5f_jkMBD9mG7zO2AZ7LcivCwqVVk-xCvEj6MEovvk_Ep1935gYc8vvtt8R9lqO-d30/s320/kacang+dieng.JPG
Kacang ini pohonnya tegak ± 1 m, dan tumbuh mirip buncis yang berisi 3 sampai 4 biji. Biji kacang dijemur/ dikeringkan biasanya di atas atap rumah. Keping biji mirip bentuk babi (bulat lonjong) dan sejak dahulu disebut kacang babi karena bentuknya, dan juga banyak hama babi hutan menyerang ladang petani dan merusak. Akan tetapi, tanaman kacang ini tidak dirusak/ diganggu (babi hutan tidak suka). Itu pula sebabnya disebut kacang babi. Hasil kacang digoreng dan dikemas (home industry), dengan nama “Kacang Dieng” yang terkenal





KESIMPULAN & SARAN
Banyak nya tempat-tempat wisata yang bisa kita lihat dan unjungi di daerah wonosobo tersebut, untuk mellestarikan nya marilah kita jaga dan kita rawan agar alam Indonesia ini tetap terjaga, subur dan asri.
Makadari itu malirilah kita bantu melestarikan nya dengan kemapuan kita sendiri, seperti jangan membuang sampah sembarangan,, jangan mencoret-coret fasilitas umum, serta jangan menginjak-injak tanaman, agar alam kita menjadi bagus dan subur.




DAFTAR  PUSTAKA

No comments:

Post a Comment