Tugas- 1 Suka Duka Menjadi Pemandu Wisata
Pengalaman Menegangkan Menjadi Pemandu
Wisata di Science Center
Nama saya
Muchammad Nur Sidiq, teman – teman saya biasa memanggil saya dengan nama Sidiq.
Saat ini saya berusia 19 tahun dan sekarang saya kuliah di Universitas Negeri
Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Prodi Usaha Jasa Pariwisata angkatan 2014.
Sebelum saya berbagi tentang pengalaman
saya saat menjadi Pemandu Wisata di salah satu theme park terbesar di
Indonesia, saya ingin bercerita sedikit kenapa saya memilih prodi Usaha Jasa
Pariwisata. Kalau dikaitkan dengan SMA dahulu, sebenarnya tidak ada hubungannya
dengan Pariwisata. Kenapa bisa tidak ada hubungannya? Karena saya dahulu
pendidikan menengahnya itu bukan berasal dari Sekolah Tinggi Pariwisata, SMK
Perhotelan atau sekolah menengah lainnya yang berhubungan dengan pariwisata.
Saya berasal dari sekolah menengah di salah satu Kota di Jawa Barat, yaitu
Depok. Sewaktu SMA saya mengambil jurusan IPA, dahulu saya ingin sekali lanjut
kuliah jurusan MIPA. Berbagai cara saya tempuh, mulai dari ikut SNMPTN, SBMPTN
sampai Ujian Mandiri.
Saat
itu saya ingin mengikuti Ujian Mandiri di salah satu perguruan tinggi di
Yogyakarta, namun pada saat itu hari terakhir untuk pembayaran Ujian Mandiri
tersebut. Meskipun ada rasa kecewa karena tidak bisa mengikuti atau mencoba
test di perguruan tinggi tersebut, saya kira itu adalah akhir dari semua.
Ternyata setelah saya mencari informasi perguruan tinggi di internet, masih ada
perguruan tinggi yang baru saja mengadakan Ujian Mandiri tersebut. Tanpa pikir
panjang saya pun mengambilnya. Singkat cerita, ketika pengumuman hasil ujian
saya merasa deg-degan. Dari total tiga pilihan tersebut akhirnya
saya lolos ujian mandiri dan masuk di prodi Usaha Jasa Pariwisata. Pada awal
perkuliahan saya pikir saya terpleset karena berbeda jauh dengan jurusan
sewaktu di SMA, namun semakin hari saya berfikir saya tepat di jurusan ini. Oke
saya akan berbagi pengalaman saya selama saya melakukan On Job Training (OJT)
atau bisa disebut juga sebagai PKL di salah satu Theme Park terbesar di
Indonesia.
Pemandu
wisata atau kita lebih kenal dengan Tour Guide atau Tour Leader, mungkin
menurut sebagian orang bekerja menjadi seorang pemandu wisata itu melelahkan,
tidak ada tantangannya atau mungkin sebagian orang awam berfikir soal gaji yang
akan kita terima nanti. Ternyata apa yang orang lain pikirkan itu tidak sama
dengan apa yang kita rasakan menjadi seorang pemandu wisata, bicara soal
melelahkan pasti semua pekerjaan itu melelahkan. Karena tidak ada pekerjaan
yang tidak melelahkan, kalau kita melakukannya sebagai hobby dan juga ikhlas
maka pekerjaan itu akan terasa menyenangkan bahkan bisa menjadi pahala bagi
kita.
Selama
19 tahun hidup saya, pengalaman yang paling menegangkan yaitu menjadi seorang
pemandu wisata atau lebih tepatnya sebagai Tour Guide di salah satu theme park
terbesar di Indonesia. Dan itu adalah pengalaman pertama saya menjadi seorang
Tour Guide. Saya melakukan kegiatan PKL menjadi seorang Tour Guide di salah
satu Theme Park terbesar di Indonesia yaitu di Jungleland. Pasti banyak yang menanyakan memang ada museum di
tempat bermain tersebut? Ternyata disana ada salah satu wahana yang mengusung
tema wisata pendidikan. Karena disana terdapat Science Center yang ternyata
didalamnya tersebut adalah berbagai macam robot Dinosaurus. Jadi, banyak
pengunjung menyukai tempat tersebut terutama anak – anak, karena saat kita
masuk kedalam Science Center tersebut kita akan disambut oleh berbagai macam
robot Dinosaurus yang nampak seperti aslinya.
Sebelum
saya menjelaskan lebih mendalam lagi, saya akan memberitahu sedikit informasi
mengenai Jungleland. Jungleland terletak di Kawasan Sentul
Nirwana, Sentul City dan memiliki luas area 35ha dengan lebih dari 31 wahana
dan atraksi yang bisa dinikmati setiap harinya. Memiliki 3 zona dengan konsep
yang unik dan berbeda antara satu dengan lainnya, Zona Carnivora (zona
permainan orang dewasa), Zona Herbivora (zona permainan anak – anak), Zona
Tropicalia (zona permainan untuk keluarga). Sebelum saya menjadi seorang Tour
Guide di Theme Park, saya ditempatkan di wahana anak – anak.
Di
wahana anak – anak tersebut saya mendapatkan pembelajaran paling penting dalam
dunia pariwisata yaitu, bagaimana untuk sabar menghadapi anak – anak, cara
untuk menghadapi ketika wahana tersebut terjadi maintenance dan cara
penyampaiannya bagaimana kepada pengunjung. Di Theme Park tersebut saya tidak
sendirian, saya bersama 7 teman lainnya melaksanakan PKL disana meskipun di
tempatkan di berbagai department. Saya dan teman – teman saya melakukan
kegiatan PKL selama 3 bulan. Sebelum melakukan kegiatan PKL disana tentunya
kita harus mengetahui keseluruhan tentang Theme Park tersebut.
Selama
1,5 bulan pertama saya ditempatkan dibagian Rides Attendant, yaitu department
yang bekerja di bagian wahana. Pada suatu ketika, saya melewati salah satu
wahana di Theme Park tersebut saya melihat teman saya dan senior di tempat
tersebut kesulitan untuk menangani banyaknya rombongan sekolah. Akhirnya, saya
diminta untuk membantu untuk menanganinya. Ketika semua senior dan teman saya
sibuk untuk mengajak para rombongan sekolah berkeliling di dalam museum
tersebut. Saya diminta untuk membantunya, namun karena saya belum pernah
menangani rombongan tersebut terpaksa saya hanya membantu supaya di dalam
museum tersebut tetap kondusif. Pasti banyak yang bertanya, di Theme Park
tersebut memang ada museum? Ternyata memang ada, museum itu dinamakan Dino
World atau juga disebut sebagai Science Center. Kenapa disebut Dino World?
Karena di dalamnya kita bisa melihat berbagai macam Dinosaurus yang sudah lama
punah, bahkan disana ada replica tulang dari T-Rex dan juga kita bisa melihat
bahkan menyentuh kecoa terbesar di dunia yaitu kecoa madagaskar. Tidak hanya
itu, setelah staff yang berada di Dino World tersebut mengajak berkeliling para
rombongan maka dipenghujung kegiatan tersebut akan ditampilkan berupa Fun
Science, yang menampilkan beberapa percobaan Science dan dilakukan oleh staff
tersebut.
Berawal
dari menangani rombongan supaya kondusif, saya pun mulai penasaran bagaimana
rasanya menjadi seorang pemandu wisata. Seiring waktu berjalan sudah 1,5 bulan
saya merasakan di wahana anak – anak, saya pun bergantian dengan teman saya yang
berada di Science Center itu. Sebelum saya dilepas untuk membawa rombongan
sendirian, senior yang berada di sana. Saya pun melihat bagaimana cara
penyampaian materi yang terdapat di Science Center itu kepada rombongan, mulai
dari rombongan TK – SMA. Tidak hanya itu, saya juga diajarkan bagaimana cara
menangani rombongan TK dan SD. Cara menangani rombongan tersebut yaitu dengan
cara menjadi seperti mereka, yang dimaksud seperti mereka yaitu kita harus
aktif dalam penyampaiannya, supaya mereka merasa senang. Tidak penting akan
materi untuk anak – anak yang masih TK dan SD, karena mereka datang ketempat
tersebut untuk bermain sambil belajar dan konteksnya pun mereka berekreasi.
Jadi kita harus menyatu dengan anak – anak tersebut, supaya anak tersebut berinteraksi
dengan kita. Setelah saya diajarkan hal paling penting untuk membawa rombongan,
saya pun membaca semua keterangan semua Dinosaurus yang berada disitu. Tidak
hanya itu, setelah para rombongan selesai berkeliling melihat Dinosaurus akan
ada Fun Science yang berupa beberapa percobaan Sains yang ditampilkan oleh
staff – staff yang berada di Dino World tersebut. Saat yang ditunggu pun tiba,
setelah saya dan senior saya mempersiapkan semua yang diperlukan, mulai dari
toa, bahan – bahan untuk percobaan, dan lain lain.
Rombongan
pun sudah menunggu di depan pintu masuk Dino World, sebelum memulai memandu
tentunya saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, bertanya asal sekolah mereka
dari mana dan lain lain. Hal itu diperlukan supaya mereka merasa diperhatikan
dan merasa lebih dekat. Dimulai dari Dinosaurus pemakan tumbuhan, di zona
herbivora para rombongan bisa menemukan kecoa madagaskar bahkan kecoa tersebut
bisa kita pegang. Setelah itu kita pindah ke zona karnivora, Dinosaurus pemakan
tumbuhan. Setelah saya selesai mengajak rombongan tersebut berkeliling Dino
World untuk duduk di depan area Teater Dino World untuk menyaksikan Fun
Science. Fun Science ini selalu ada di akhir Guide, semua jumlah rombongan
dikumpulkan di Teater Dino World. Tidak hanya menjadi Tour Guide saja, saya
juga diajarkan bagaimana cara untuk membawakan materi Fun Science. Eksperimen
yang biasa ditampilkan yaitu diantaranya, Fire Tornado, Bubble Snake dan Ramuan
Ajaib. Semua eksperimen tersebut ternyata berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan
Alam (Science), dalam eksperimen ini juga perlu adanya interaksi antara saya
selaku pembawa materi dan juga penonton, jadi membutuhkan sukarelawan dari rombongan
itu.
(Gambar 1 : Foto di depan stand khusus Science bersama staff Dino World) |
Selain
itu juga di Dino World terdapat stand khusus Science, di stand tersebut
terdapat beberapa alat yang berhubungan dengan Science. Disini saya diajarkan
juga bagaimana cara menyampaikan materi tersebut supaya mudah diingat oleh para
pengunjung. Sedikit saya akan menjelaskan salah satu alat yang berada di stand
tersebut, alat tersebut diberi nama uang ajaib. Kenapa disebut uang ajaib?
Karena meskipun uang tersebut kita bakar, tapi uang tersebut tetap utuh. Hal
itu bisa terjadi karena, saya menggunakan cairan campuran antara air mentah,
garam serta alkohol 70%. Disebabkan karena terdapat cairan alkohol, jadi yang
terbakar tadi adalah alkohol tersebut. Uang tersebut tidak terbakar karena
terdapat air yang melindungi uang tersebut.
Dari
pengalaman saya diatas, banyak sekali hal yang bisa saya dapatkan. Mulai dari
belajar disiplin waktu, bertanggung jawab. Selain itu juga, di Jungleland saya diajarkan untuk
bagaimana cara mengatasi apabila ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi di
tempat tersebut. Dan juga diajarkan bagaimana kita harus care terhadap pengunjung. Ternyata berwisata itu tidak selalu
liburan lalu mengunjungi tempat – tempat indah lalu mendokumentasikannya,
tetapi berwisata itu banyak macamnya, mulai dari wisata pendidikan, wisata
makanan, wisata kesehatan, dan lain lain. Begitupun dengan objek wisata di
Indonesia, Indonesia memiliki berbagai macam potensi wisata yang tersebar di
setiap wilayahnya. Mulai dari potensi wisata yang sudah dikenal oleh orang
banyak, dan ada pula potensi wisata yang belum dikenal oleh orang banyak. Disitu
tugas sebagai Tour Guide, yaitu kita menjelaskan atau memberitahu kepada para
tamu tentang objek tersebut dan apabila tamu kita sebelumnya sudah mengunjungi
tempat tersebut, kita sebagai Tour Guide harus menjelaskannya secara lebih
detail.
(Gambar 2 : Foto bersama staff Dino World saat PKL) |
Menurut saya menjadi seorang Pemandu Wisata atau seorang Tour Guide itu tidak capek ataupun lelah, mengapa? Karena seorang Pemandu Wisata atau Tour Guide selalu menikmati objek wisata yang indah, jadi mereka bisa melepas lelah karena pemandangan yang indah tersebut. Seorang Pemandu Wisata atau Tour Guide juga harus menjaga objek atau potensi wisata tersebut, karena jika tidak dijaga dengan baik objek atau potensi tersebut akan diambil alih orang negara lain. Objek yang indah tidak terlepas dari kebudayaan yang terdapat di daerah sekitar potensi tersebut. Karena dengan kebudayaan yang berbeda itu yang membuat Indonesia terlihat lebih indah. Apapun pekerjaan yang kita miliki, kita harus mencintai pekerjaan itu, lakukan pekerjaan itu sebagai hobby kita. Karena ketika kita melakukan hal seperti itu maka, serumit apapun pekerjaan kita akan terasa ringan. Pada awalnya saya berfikir, apakah saya cocok dengan jurusan Pariwisata? Ternyata seiring berjalannya waktu saya merasa tersesat dijalan yang benar. Karena saya memiliki hobby tidak bisa diem dirumah atau bisa dibilang suka jalan – jalan, jadi saya rasa saya tepat berada di jurusan ini. Selain itu juga saya ingin memberi tahu semua informasi kepada semua orang, bahwa Indonesia itu memiliki potensi wisata yang banyak. Menjadi seorang Pemandu Wisata atau seorang Tour Leader, mungkin sebagian orang berfikir “memang engga capek pergi terus?”, sejujurnya semua pekerjaan itu pasti capek, lelah dan sebagainya. Apabila kita membuat pekerjaan itu sebagai hobby kita, dan dikerjakan dengan senang hati, semua kata capek, lelah dan lainnya itu akan hilang begitu saja.
Sekian
yang dapat saya sampaikan tentang pengalaman saya menjadi seorang Pemandu
Wisata. Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini,
dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih.
Muchammad Nur Sidiq
Usaha Jasa Pariwisata 2014 kelas A
Sidiqmuhamamd3008@gmail.com
No comments:
Post a Comment