GUGUP KETIKA MEMANDU WISATAWAN
Burung dara terbang tinggi,
Lalu hinggap di atas
meranti,
Dari muda bercita tinggi,
Terus berjuang sampai mati.
Pergi ke kedai naik becak,
Becak dinaik bersama tamu,
Rajin-rajin teman membaca,
Membaca baik menambah ilmu.
Becak dinaik bersama tamu,
Rajin-rajin teman membaca,
Membaca baik menambah ilmu.
Selamat
membaca bagi teman-teman sekalian!
Pertama-tama
perkenalkan nama saya Nesya Fadhillah Adrianna atau biasa dipanggil dengan
Nesya, saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang beruntung menjadi
mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan Usaha Jasa Pariwisata pada
tahun 2014. Saat ini saya sudah memasuki semester 3, dan Alhamdulillah ilmu
saya kini semakin bertambah tentang dunia Pariwisata.
Dunia Pariwisata
bukanlah hal yang baru bagi saya, karena dahulunya saya adalah siswi lulusan
Sekolah Kejuruan (SMK) jurusan
Perhotelan yang berada di daerah Jakarta Barat. Perhotelan merupakan salah satu
bagian dari dunia pariwisata, dalam membuka suatu Usaha Jasa Pariwisata kita
pun perlu bekerja sama dengan dunia perhotelan, destinasi wisata, restoran,
dll. Oleh sebab itu jurusan perkuliahan yang sekarang saya ambil, sangatlah
berhubungan dengan jurusan saya semasa SMK. Meskipun saya masih kurang memahami
dalam dunia Usaha Jasa Pariwisata, namun saya akan tetap terus belajar hingga
saya dapat mengerti semua tentang dunia Pariwisata.
Saya sengaja
mengambil SMK jurusan Perhotelan karena saya menyukai ilmu dibidang perhotelan
dan pariwisata. Dan untungnya di SMK jurusan Perhotelan, saya mendapatkan semua
tentang dasar-dasar Ilmu Pehotelan, Ilmu Masak dan Ilmu Perjalanan Wisata. Namun
selama saya belajar di dalam dunia Pariwisata, saya baru beberapa kali memandu
wisatawan. Karena saya sendiri sedang mencoba untuk mengunjungi berbagai
destinasi wisata supaya saya mendapatkan ilmu dan pengalaman agar saya dapat
menjelaskan kembali ke wisatawan yang saya pandu.
Awalnya saat
semasa SMK, saya pernah ditugaskan memandu oleh guru saya. Saat itu saya
bersama teman-teman sedang melaksanakan Overland
Tour Jakarta – Bali - Blitar - Yogyakarta – Bandung. Namun ketika itu saya
benar-benar tidak siap materi apapun, lalu guru saya menugaskan untuk menceritakan
apa yang saya liat di sebelah kanan-kiri saya. Saat MIC diberikan ke saya, saya
pun menjadi gugup dan bingung ingin berbicara apa. Akhirnya saya hanya mengajak
bernyanyi teman-teman saya yang berada satu bis dengan saya. Guru saya pun
hanya tertawa melihatnya, setelah itu guru saya berkata “nanti kamu harus
belajar untuk memandu wisatawan ya”. Mulai saat itu saya semakin penasaran dengan
rasanya memandu wisatawan.
(Gambar 1.1 Sebelum Keberangkatan City Tour) |
(Gambar 1.2 Foto bersama UJP 2013 dan UJP 2014) |
Akhirnya pengalaman pertama saya memandu
wisatawan pun terwujud. Saat itu saya memandu di Museum Konverensi Asia Afrika,
Bandung. Saat itu saya sedang melaksanakan City
Tour yang merupakan tugas untuk melengkapi nilai Ujian Akhir Semester 1. Disana
bukan hanya angkatan saya yang mengikuti kegiatan ini, namun ada juga kakak
dari angkatan 2013 serta para dosen yang membimbing dan menilai kami selama
perjalanan tersebut. Perjalanan dimulai dari kampus tercinta kami, yaitu
Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 02 Desember 2014. Mulai dari jam 06.00
pagi kami sudah mulai berkumpul di halaman depan kampus, dan mulai melakukan
perjalanan sekitar jam 07.30. Hanya ada 2 bus yang
kami gunakan, dari dua kelas diangkatan kami dan satu kelas dari angkatan 2013
pun digabung menjadi satu dalam 2 bus tersebut. Rute yang kami jalani adalah
Jakarta – Puncak - Bandung. Ketika berada
di Puncak, kami pun sempat bersinggah di Masjid At Ta’awun yang berada tepat di puncak Gunung Mas, Bogor. Disana kami hanya
melakukan foto bersama dan beristirahat sejenak. Namun saat di Bandung perjalanan
kami pun terpisah, bus 1 mengunjungi museum Geologi dan bus 2 mengunjungi
Museum KAA.
Saya berada di
bus 2, dan saya mendapatkan urutan memandu di dalam Museum KAA. Saat itu saya
memandu persis di dalam Museum Konverensi Asia Afrika, disana saya menjelaskan
tentang Gerakan Non Blok yang terjadi di Indonesia. Walaupun wisatawan yang saya
pandu merupakan teman seangkatan saya dan beberapa kakak senior angkatan 2013,
tetapi tetap saja saya merasa gugup sebelum melaksanakan tugas pemanduan
tersebut. Namun na’as, ketika nama saya dipanggil, ternyata objek yang harus
saya ceritakan tersebut tidak dipamerkan ketika saya berada disana. Akhirnya saya
pun menjadi lupa akan apa yang harus saya ceritakan. Spot darurat yang saya
dapat adalah tentang perkembangan bangunan Museum KAA. Padahal para dosen yang
membimbing saya sudah memberi tahu agar saya tetap menyampaikan apa materi yang
telah saya pelajari. Tetapi saya benar-benar lupa saat itu, saya pun jadi membahas
tentang perkembangan Gedung Museum KAA tersebut. Teman-teman dan para dosen
yang membimbing saya pun terlihat bingung ketika saya menyampaikan hal
tersebut, karna itu keluar dari kontens yang telah diberikan sebelumnya. Untuk
menghilangkan rasa grogi saya saat itu, saya menyuruh teman-teman saya masuk ke
dalam spot tersebut agar melihat foto-foto perkembangan Gedung KAA. Teman-teman
saya terlihat kurang berminat untuk mengikuti apa yang saya suruh saat itu,
mungkin karena teman-teman saya juga bingung melihat saya yang menjadi berubah
haluan. Para dosen pun hanya tertawa melihat hal yang saya lakukan saat itu. Disitu
saya benar-benar merasa malu, setelah hal itu terjadi saya pun langsung meminta
maaf kepada para dosen yang menilai saya saat itu.
(Gambar 1.3 Suasana saat memandu di Museum KAA) |
Saya adalah
orang yang cepat gugup dan cepat lupa, dan itu merupakan kekurangan saya dalam
memandu wisatawan. Sejak kejadian di City
Tour tersebut saya sempat menjadi menyerah untuk memandu wisatawan. Tetapi sekali
lagi, karena saya berkuliah di jurusan Usaha Jasa Pariwisata, jadi saya harus
bisa untuk memandu wisatawan. Dan hal tersebut merupakan penyemangat saya untuk
terus belajar dari kesalahan saya sebelumnya.
Ketika semester
2, saya bersama teman angkatan saya pun ditugaskan untuk PKL di suatu Destinasi
Wisata/Objek Wisata. Kali ini saya bersama Shintia, Anindita, Irvinna, Garin,
Hans, M.Rizky, Jefta dan M.Firza, mengambil tempat PKL di Planetarium
Observatorium Jakarta yang berada di Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat. Di Planetarium
kami belajar tentang Ilmu Astronomi, kami mengambil destinasi tersebut pertama
karena letaknya yang begitu strategis dari rumah kami dan karena kami juga
ingin belajar lebih lanjut tentang Ilmu Astronomi tersebut. Awal mula kami PKL
disana, kami di pertemukan oleh pemimpin yang ada disana. Beliau bernama Ibu
Sri Yuniarti, beliau merupakan seorang pensiunan dari Dinas Pariwisata dan
beliau pernah menjadi jabatan tertinggi disana. Saat bertemu dengan Ibu, kami
di tes satu persatu tentang Ilmu Pariwisata kami dan terutama Bahasa kami,
karena kata Ibu di dunia Pariwisata sangat kuat kaitannya dengan Bahasa. Ada beberapa
bahasa yang harus kami kuasai yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa
Prancis, serta Bahasa lainnya. Namun yang pasti kami harus faseh dalam
Berbahasa Inggris. Kami melaksanakan tugas PKL selama 3 bulan di Planetarium,
disana kami diajarkan mulai dari menerima kunjungan wisatawan, menjaga loket,
memeriksa tiket, memandu di ruang diorama, memandu wisatawan dari ruang antrian
ke ruang pertunjukan, hingga kami pun diajarkan untuk memberikan materi tentang
Planet-planet yang ada di alam semesta ini.
(Gambar 1.4 Foto Planetarium Crew) |
(Gambar 1.5 Kondisi di dalam Ruangan Diorama) |
Ketika saya
PKL disana saya juga pernah memandu wisatawan, sebelumnya saya akan memberi
tahu tentang Planetarium Observatorium Jakarta terlebih dahulu. Planetarium merupakan
salah satu objek wisata yang sering dikunjungi oleh para anak-anak sekolah
mulai dari TK-SMA dan tidak jarang pula dari Kampus tertentu. Di Planetarium
kita dapat mempelajari tentang Astronomi, mulai dari Planet, Matahari, Satelit,
Bintang maupun Bulan. Disana terdapat 3 ruangan yang pasti akan dikunjungi
wisatawan, awal mula wisatawan akan diajak ke ruang diorama 1 dan diorama 2
oleh pemandu yang ada di Planetarium. Diruangan tersebut wisatawan akan di
ceritakan tentang teori Big Bang, dan pengetahuan tentang ilmu Astronomi. Ada
satu pameran yang selalu banyak orang cari, yaitu sebuah batu meteorit yang
jatuh di Pacitan, Jawa Timur beberapa tahun silam. Batu tersebut seukuran buah
kelapa dan berwarna hitam serta berlubang akibat terbakar di Atmosfir. Selanjutnya
dari ruang diorama, para wisatawan akan diajak mengantri bersama-sama untuk
mengikuti pertunjukan tentang Planet-planet. Mulai dari Benda langit,
Planet-planet hingga planet kerdil yang berada di alam semesta ini. Pertunjukan
ini diputar berdasarkan jadwalnya, dalam sehari terdapat 4 kali tayang untuk
hari Selasa-Kamis dan 3 kali tayang untuk hari Jumat dan 4 kali tayang untuk
hari Sabtu-Minggu. Tiket yang ditawarkan pun cukup terjangkau, untuk dewasa
7000 dan anak-anak 3500. Lebih murah lagi untuk rombongan minimal 100 orang.
Untuk hari Selasa-Jumat mulai dari jam 08.00-15.00
Planetarium dibuka hanya untuk tamu rombongan dengan 3 kali pertunjukan, lalu
jam 16.30 merupakan pertunjukan terakhir yang dibuka untuk umum. Dan hari
Sabtu-Minggu Planetarium sudah mulai padat dikunjungi dari jam 07.00 pagi untuk
mengantri di loket, karena pada hari itu Planetarium tingkat kunjungannya
sedang High Season. Padahal loket
baru dibuka jam 08.00 dan pertunjukan pertama di putar mulai dari jam 10.00. Pada
hari Sabtu-Minggu lah banyak wisatawan yang sering komplain terhadap para
petugas yang ada di Planetarium. Karena Planetarium hanya memberikan kapasitas
300 orang setiap pertunjukan berlangsung, jadi terkadang ada saja pengunjung
yang tidak dapat tiket (kehabisan tiket). Disitu kami para petugas akan terus
menangani komplain para pengunjung.
(Gambar 1.6 Kondisi tempat antrian ketika Planetarium High Season) |
Saat di
Planetarium saya memandu pengunjung mulai dari tempat antrian hingga ke ruang
pertunjukan, saat diruang pertunjukan saya bersama teman lainnya mengatur
tempat duduk yang ada. Disaat mengatur tempat duduk tersebutlah terkadang kami
harus bekerja sama dengan guru-guru yang mengawasi para siswa-siswi yang sedang
Study Tour. Setelah tempat duduk di
ruang pertunjukan sudah penuh, saya bersama teman lainnya akan melapor ke
bagian narator untuk mulai melaksanakan pertunjukan. Pertunjukan dimulai dari
mematikan lampu ruangan pertunjukan, lalu keluarlah sejuta bintang di langit
Planetarium. Setelah keluarnya bintang tersebut mulailah narator menjelaskan beberapa
benda langit serta planet-planet. Disaat pertunjukan berlangsung, para pengunjung dilarang untuk menyalakan
benda apapun yang dapat menghasilkan cahaya. Karena benda tersebut akan membuat
terang area pertunjukan dan membuat bintang-bintang serta benda langit lainnya
tidak kelihatan. Oleh sebab itu, itulah tugas kami untuk menugur pengunjung yg
membawa barang tersebut. Biasanya ketika saya memberitahu pengunjung hal
tersebut, ada saja pengunjung yang tidak mau menaati peraturan yang ada disana.
Kami para petugas tidak segan-segan datang untuk langsung menegur si pengunjung
tersebut. Setelah selesai pertunjukan, kami pun menunggu di pintu barat arah
keluarnya para pengunjung. Setelah pengunjung keluar kami langsung mengecek
barang pengunjung yang tertinggal di area pertunjukkan.
(Gambar 1.7 Kondisi Ruangan Pertunjukan sebelum berlangsung) |
Akhir masa
kami PKL, kami di tes untuk menjadi narator di ruang pertunjukkan. Ketika saya
menjadi narator, pengunjung yg hadir adalah dari golongan anak SD. Ketika itu
saya sempat gugup kembali, namun saya harus bisa menjalani tugas tersebut dan
belajar kesalahan dari yang lalu. Akhirnya saya pun bisa menyampaikan materi
sebagaimana mestinya. Oya dalam menyampaikan materi soal pertunjukkan pun
Planetarium memiliki golongan masing-masing, karna setiap tingkat mulai dari TK-SMA
dan umum materi pertunjukkannya berbeda, lebih detail ke pengunjung golongan
SMP-SMA dan umum.
Dari
pengalaman-pengalaman tersebut saya berharap dan akan terus berjuang untuk
terus belajar memandu wisatawan agar semakin baik lagi. Mungkin hanya ini yang dapat
saya sampaikan kepada pembaca sekalian, mohon maaf atas segala kekurangan yang
ada. Karena sejatinya kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Semoga
dengan tulisan ini teman-teman atau para pembaca dapat belajar untuk terus
mengembangkan lagi sektor Pariwisata di Indonesia. Karena Indonesia merupakan
negara yang paling kaya akan sektor Pariwisata. Wonderful Indonesia :)
Nesya Fadhillah A.
4423143911
Usaha Jasa Pariwisata A 2014
nesyafadhillah@ymail.com
No comments:
Post a Comment