Pengalaman Memandu di Museum
Nasional
Assalamualaikum
Warrahmatullahi Wabarakatu. Perkenalkan nama saya Sabilah Ulfa Harnum saya
adalah seorang mahasiswi di universitas negeri Jakarta. Program studi yang saya
ambil yaitu Usaha Jasa Pariwisata.mengapa saya mengambil program tersebut,
karena menurut saya belajar tentang pariwisata adalah hal yang baru dan
menyenangkan, mata kuliah yang dipelajari tidak seperti mata kuliah di jurusan
pada umumnya.saya juga diajarkan bagaimana menjadi seorang tour guide atau
pemandu wisata, selama 20 tahun umur saya, Pengalaman pertama saya saat pertama
kali menjadi pemandu wisata ketika saya kuliah di UNJ. Saat itu saya dan teman
ditawari oleh teman satu jurusan untuk memandu anak-anak sekolah alam di daerah
depok yang akan melakukan kegiatan wisata pendidikan sejarah di Museum Nasional
yang ada di wilayah Jakarta Pusat. Sedikit bercerita tentang Museum Nasional,
museum nasional terletak di jalan merdeka barat 12, Jakarta pusat. akses
transportasi jika menggunakan moda transportasi umum seperti Transjakarta dari
Halte sentral busway Harmoni naik bis transjakarta jurusan Blok m atau
pulogadung turun di halte Museum nasional habis itu tinggal menyebrang jalan
dengan berjalan kaki. bisa juga menggunakan kereta commuter line turun di
stasiun juanda dan lanjut lagi menggunakan bis wisata gratis turun langsung di
depan Museum. Museum nasional adalah salah satu museum sejarah yang menyimpan
benda benda peninggalan purbakala, mulai dari zaman prasejarah, zaman Hindu
Budhha, hingga peninggalan zaman colonial atau penjajahan,selain artefak dari
Indonesia ada juga artefak artefak yang berasal dari luar negeri seperti guci
dan porcelain peninggalan kerajaan cina
dan Thailand atau barang barang textile pemberian raja raja india untuk raja
Indonesia museum nasional juga biasa disebut dengan museum gajah, mengapa
disebut museum gajah? Karena di depan pintu masuk museum terdapat patung gajah
mini yang menghiasi pemandangan di depan, patung ini diberikan oleh raja chulalongkron (rama
v)dari Thailand yang datang pada tahun 1871, dia menyumbangkan sebuah patung
gaaajah dari perunggu .museum nasional
juga merupakan museum yang terbesar dan terlengkap di Indonesia khususnya di
Jakarta,cikal bakal adanya museum nasional lahir pada tahun 1778 tepatnya pada
tanggal 24 april,pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en
Wetenschappen. J.C.M Radermacher menyumbang sebuah gedung yang bertempat di
jalan kalibesar beserta dengan koleksi serta benda benda bersejarah yang
menjadi dasar pendirian museum.bangunan museum nasional mengandung gaya
klasisisme, gedung museum nasional republic Indonesia adalah salah satu wujud
pengaruh eropa, terutama semangat abad pencerahan, yang muncul sekitar abad 18,
sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 disebelah utara gedung lama, gedung ini
disebut juga dengan unit B atau gedung arca.museum nasional memiliki lebih dari
140.000 koleksi, yang terdiri dari koleksi prasejarah,arkeologi, keramik asing.
Di gedung lama hanya ada satu lantai yang digunakan untuk
ruang pameran museum, digedung B atau gedung baru ada 7 lantai
tetapi hanya ada 4 lantai yang boleh dimasuki oleh pengunjung, dan tiga
lantainya lagi digunakan unruk kantor dan perpustakaan. setiap lantainya berisi
arca atau artefak yang berbeda beda bentuk serta zaman peninggalannya. lantai
pertama berisi manusia dari zaman ke zaman beserta lingkungannya , lantai kedua
berisi ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat prasejarah hingga modern,
kemudian lantai ketiga berisi organisasi sosial dan pola pemukiman , dan yang
terakhir lantai keempat berisi peninggalan peninggalan berharga seperti kalung,
mahkota dll yang terbuat dari emas, perak atau perunggu. Lantai emas ini
mempunyai perlakuan yang khusus dan berbeda informasi yang saya peroleh dari
penjanganya tidak semua rombongan bisa memasuki ruangan ini, ruangannya pun
dijaga sangat ketat oleh beberapa petugas karena memang barangnya amat sangat
berharga
Cerita suka duka saya dalam memandu.saya akan bercerita dulu
bagaimana senangnya saat pertama kali menjadi pemandu,menjadi pemandu sendiri
sangat baru bagi saya karena sebelumnya tidak pernah terfikir menjadi seorang
pemandu. karena saat itu saya memandu
anak anak usia mulai dari usia 6 sampai 15 tahun, mereka sangat antusias untuk mengetahui benda
–benda atau artefak apa saja yang ada dimuseum tersebut.banyak pertanyaan
pertanyaan yang tidak terduga sebelumnya hal itu membuat saya terantang untuk
menjelaskan apa yang sudah saya pelajari. Dilantai pertama saya coba men
jelaskan tentang bagaimana manusia zaman prasejarah bisa masuk ke Indonesia,
persebarannya dan apa saja benda
bersejarah yang mereka wariskan ke kita. Saya akan menceritakan kembali sedikit
sejarahnya diruangan lantai 1 ada gambar
gambar peradaban manusia ada juga tengkorak dan fosil binatang. Salah satu
peninggalan yang paling memukau adalah manusia flores atau homo soloensis adalah fosil manusia yang kecil atau katai.
Rangka koleksi museum nasional ini adalah salah satu dari tujuh rangka manusia
flores yang sangat menghebohkan dunia.
Rangka manusia flores ini ditengarai merupakan penghubung antara homo erectus
termuda yang berusia antara 200.000 sampai 100.000 tahun, dengan homo sapiens
tertua yang berusia antara 20.000 hingga 13.000 tahun yang lalu. Ada juga makam
yang berisi tengkorak manusia purba. Dan juga diorama yang berisikan tiga
patung manusia purba yang sedang mencoba menyalahkan api dengan menggunakan
batu dan kayu. Pemilihan diorama yang berbentuk patung atau lukisan tiga
dimensi sangat tepat menurut saya, karena akan menarik minat anak-anak untuk
mau berkunjung ke museum.ada pula makam purba dari manusia australomelanesid
dari sang koplek, temuan rangka ini berjenis kelamin perempuan berumur 18
sampai 60 tahun hidup pada masa mesolitikhum terkubur pada kedalaman 100-112 cm
pada posisi terlipat disampingnya terkubur juga alat serpih yang dhulu
digunakan untuk mengolah makanan. Digedung baru ruangannya sedikit lebih modern
dibandingkan dengan gedung lama, untuk mengujungi lantai diatasnya kita bisa
menggunakan escalator atau lift, karena kebetulan saya membawa rombongan anak
anak beserta mentor yang cukup banyak lebih
dari 20 orang jadi saya lebih memilih untuk menggunakan escalator. Beranjak ke
lantai kedua, dilantai ini ada hasil
peradaban manusia tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak sekali
prasasti yang ditemukan yang berasal dari zaman kerajaan dan juga senjata tajam
yang dikenal sejak 60 ribu tahun SM yang digunakan untuk berburu.prasasti yang
berisi cap kaki raja purnawarman sepasang kaki yang disamakan dengan
dewa wisnu namun prasasti yang ada di lantai 2 hanya berupa replikanya saja,
ada juga beberapa aksara dari pallawa,nagari,dan tamil,aksara tionghoa dan
latin serta aksara arab.ada juga gambar cerita tentang asal mula lahirnya
tulisan, tulisan ditemukan pada sekitar 5000 tahun yang lalu yang menandai
dimulainya masa sejarah dan berakhirnya masa prasejarah apabila kita menengok
kesebelah kanan ada beberapa artefak stempel kuno sekitar tahun 1700 an
disampingnya ada mata uang koin kuno yang berasal dari banten, ada benda benda
yang dipergunakan untuk berlayar seperti kemudi kapal atau dandle dan jangkar
serta dipajang pula beberapa benda yang menunjukan tentang kemajuan ilmu
pengetahuan astronomi masyarakat zaman dahulu, pada abad ke 15 masyarakat sudah
mulai bisa membuat peta namun pada saat itu penulisan peta hanya bersumber dari
imajinasi mereka saja baru pada abad ke 18 mereka sudah menggunakan perhitungan
astronomis untuk membuat peta jadi tidak asal saja kemudian masih dilantai yang
sama ada sebuah perahu yang panjangnya 7 meter yang bisa menampung hingga 10
orang lebih dan menyenangkan sekali ternyata siswa dari sekolah master tersebut
sangat antusias dan menyukai penjelasan dari saya. kemudian di sisi sebelah
kanan ada sepeda antik dari zaman hindia belanda yang berasal dari bahan logam
dan menurut data hanya orang terpandang pada zaman dahulu yang bisa menaiki
sepeda tersebut. Berlanjut ke lantai ketiga, dilantai ketiga berisi organisasi
sosial dan pola pemukiman. Yang tidak kalah mengesankan adalah ketika kita
menaiki lantai tidak jauh dari pintu masuk ada sebuah benda bersejarah yang
disebut nekara yang zaman dahulu digunakan untuk alat komunikasi atau alat
upacara seperti upacara memanggil hujan
ada sekitar 3 nekara yang dipamerkan ada juga benda aktifitas penguburan
seperti moko, tempayan kubur, dan mata panah serta kapak berimbas yang digunakan
pada masa paleolitikum ada juga prasasti tugu yang ditemukan di desa tugu yang
ada di tanjung priok, rumah rumah adat beserta pola pemukimannya pada zaman
dahulu,baju baju adat dan ada juga perahu suku bajo yang panjangnya 4 meter
yang konon kabarnya zaman dahulu masyarakat sekitar tinggal didalamnya dan mereka
hanya sesekali kedaratan untuk berdagang ikan dan mengambil air bersih tapi sekarang mereka sudah mendirikan rumah
apung diatas laut. karena pengawasan
yang sangat ketat oleh petugas dan saya juga saya memandu dengan membawa anak-anak
maka saya tidak melanjutkan pemanduan ke
lantai empat guna menghindari hal hal yang membahayakan. karena saya membawa
rombongan anak-.anak, agar tidak membosankan dan mereka mengikuti arahan saya
saat memandu, diakhir memandu pada setiap lantai saya memberikan sesi
pertanyaan kepda mereka dan tidak lupa pula saya membawa hadiah hadiah kecil
bagi siapa saja yang selalu antusias untuk mendengarkan.
Setelah puas melihat lihat benda-benda yang ada di gedung
baru, kemudian kami beranjak ke gedung lama, memasuki gedung lama ada sebuah
peta raksasa yang berisikan peta Indonesia beserta suku bangsa yang
mendiaminya, ada sekitar tiga peta yang dipampang disana dan juga nama-nama
pahlawan beserta tempat kelahirannya. Berjalan lurus kedepan kita akan
menemukan banyak sekali patung atau arca yang berasal dari peradaban hindu
budha seperti contohnya arca dewa siwa, dewa wisnu, ganesha, dan lain
sebagainya, dibawah patung ada penjelasan lengkap tentang patung tersebut. Di gedung
lama terdapat dua ruangan, ruangan pertama berisi alat alat porcelain dan benda
benda aktivitas sehari hari seperti piring, mangkuk, gelas yang terbuat dari
tanah liat dan ada sebuah tempat dimana kita bisa menonton pemutaran fim
tentang pembuatan bgerabah yang biasa dilakukan oleh orang zaman dahulu, tapi
sayang kapasitas tempat duduknya sedikit hanya bisa diduduki oleh 5 sampai 10
orang dan kebanyakan yang antusias menonton justru adalah orang asing.
Bersebrangan dengan ruangan pertama yaitu ada ruangan kedua yang ruangannya
sedikit lebih besar dari yang pertama,
di ruangan ini benda-benda yang dipamerkan lebih banyak selain itu terdapat
kursi kursi panjang yang saling berpunggungan yang bisa digunakan untuk pengunjung
beristirahat apabila sudah lelah mengitari seluruh museum. Yang tidak kalah
menakjubkan di gedung kedua ini juga terdapat beberapa alat music nusantara,
ada satu set gamelan yang berasal dari kota banjar dengan gongnya yang sangat
besar ddisampingnya ada sekitar 3 sampai 4 patung nenek moyang masyarakat
kepulauan tanimbar yang ada di daerah Maluku. Dan yang paling membuat siswa
sekolah alam tertarik ketika saya mengajak mereka keujung ruangan, disana ada
dua buah patung yang berasal dari suku asmat di papua yaitu bernama patung
Mbis, patung ini menyerupai orang yang saling bertumpuk ke atas, panjangny
abisa mencapai 2 atau 3 meter, di museum nasional terdapat dua patung mbis,
bahkan salah satu patungnya menyentuh langit-langit ruangan. Bukan hanya
sekedar patung, patung ini dianggap sebagai tempat bersemayam arwah-arwah nenek
moyang, juga sebagai tanda hadirnya nenek moyang di semua aspek kehidupan dan
juga symbol kesatuan antara dunia kematian dan kehidupan. Di depannya ada
perahu asmat yang juga mirip sekali dengan perahu yang ada di lantai kedua
gedung baru panjangnya mencapai 5 meter. Tidak jauh dari patung mbis ada satu
set alat gamelan jawa lengkap dengan
wayang kulitnya. Berdampingan dengan wayang kulit ada replica tempat tidur
disebut pasren atau ruang bersemayam dewi sri.
Selain ada ruangan pameran, disetiap gedung juga
disediakan satu ruangan khusus yang disediakan untuk mengadakan acara atau
seminar. Perjalanan memandu saya pun berakhir di ruangan seminar yang ada di
gedung lama. Setelah kami berkeliling dilanjutkan lagi dengan menonton
pemutaran film tentang museum nasional Indonesia.
saat memandu dihadapan peserta |
dokumentasi saat memandu |
TERIMA KASIH…
SABILAH ULFA HARNUM
USAHA JASA PARIWISATA
2014 KELAS B
UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA
sabilah.ulfa@gmail.com
sabilah.ulfa@gmail.com
No comments:
Post a Comment