Thursday, October 8, 2015

Tugas 1 Suka Duka Menjadi Pemandu Wisata

Pengalaman memandu wisata selama 18 tahun

Hallo… perkenalkan nama saya Berliana Indah Renata , bisa dipanggil Berliana. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 18 Desember 1996. Saya sendiri merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara dalam keluarga saya. Sekarang ini saya sedang menjalani perkuliahan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengambil program studi  Usaha Jasa Pariwisata dan pada tahun ini saya sedang memasuki semester III. Pada program studi yang saya ambil tersebut tentunya banyak mempelajari tentang kepariwisataan dalam negeri maupun luar negeri, juga mempelajari bagaimana menjadi Pemandu Wisata atau Guide. Selama 18 tahun umur saya, saya pernah melakukan profesi tersebut dan tentunya pada saat saya menjalani perkuliahaan ini. Saya melakukan guiding pada saat semester I di Museum Geologi yang berada di Bandung dan pada semester II kemarin saat sedang menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Anjungan DKI Jakarta, yang berada di dalam lingkungan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kedua tempat tersebut sama – sama memiliki kesan yang tak terlupakan. Pada awal saya menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Anjungan DKI Jakarta, saya benar – benar belum menguasai seluruh informasi tentang kebudayaan betawi, maupun tentang informasi umum tentang Anjungan DKI Jakarta itu sendiri. Jadi selama saya menjalani Prakter kerja Lapangan (PKL), saya bertugas sebagai pusat informasi pada ruang pameran, itupun masih dibantu dengan karyawan lainnya yang bekerja di Anjungan tersebut. Nah awal mula saya mendapat kesempatan untuk menjadi Guide yaitu tiba – tiba di suatu hari pada siang hari saya menjalani masa PKL, Anjungan DKI Jakarta mendapat kunjungan dari dua orang pengunjung asal India, dimana mereka tersebut sebenarnya tujuan nya hanya sekedar mengisi waktu luang mereka di Jakarta, karena tujuan mereka sendiri di Jakarta hanya sekedar tuntutan dari pekerjaan mereka. Kalau di Indonesia sendiri profesi mereka layaknya seorang TNI Angkatan Laut yang baru saja masuk. Kedatangan mereka benar- benar mengejutkan saya dan teman saya yang sama- sama sedang menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL)  karena memerima kedatangan mereka dengan menggunakan seragam nya dan kondisi di Anjungan DKI Jakarta pada saat itu sedang waktu nya makan siang, sehingga di ruang pameran tidak terdapat karyawan lain. Karena saya dan teman saya yang juga menjalani PKL harus bergantian istirahat dengan karyawan yang lain nya. Sebenarnya kedatangan mereka awalnya terasa biasa saja bagi saya dan teman saya karena sama saja dengan kedatangan pengunjung dari luar negeri lain yang sebelum nya. Di Anjungan DKI Jakarta sendiri selain masuk nya gratis atau tanpa membayar, pengunjung juga dapat sebebas nya melihat – lihat asalkan tetap menjaga kebersihan Anjungan. Dan selama masa PKL pun tugas saya tidak diwajibkan untuk menjadi Guide atau Pemandu di Anjungan DKI Jakarta, hanya sesekali disarankan oleh karyawan yang lain yang ada disana agar mau mencoba sebagai Guide di Anjungan DKI Jakarta. Tetapi pada saat itu saya belum terlalu lama menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL). Lalu kembali lagi pada dua pengunjung asal India tersebut, saat mereka datang awalnya mereka hanya bertanya sekedar “ini tempat apa? Dan lain – lain” tentunya dengan menggunakan bahasa Inggris. Setelah saya coba jelaskan dan menyarankan mereka untuk berkeliling ruang pameran tersebut, juga menjajaki pada lantai 2 ruang pameran dan mereka menerima nya dengan baik. Tapi ternyata tanpa saya sangka, mereka mengartikan bahwa saya akan menemani mereka berkeliling ruang pameran tersebut atau yang berarti saya akan menjadi Guide mereka. Waduh… benar – benar salah pemahaman sekali saat mereka menunggu saya beranjak dari tempat duduk untuk menemani mereka berkeliling. Tetapi saya juga berpikir agar tidak mengecewakan mereka yang sudah mau meluangkan waktunya berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), apalagi berkunjung ke Anjungan DKI Jakarta. Yang membuat saya berpikir untuk tidak ingin menemani karena di ruang pameran tersebut belum ada karyawan yang sudah selesai istirahat makan siang untuk bergantian jaga di tempat informasi. Entah mengapa juga saya langsung saja bersiap untuk jalan menuju mereka yang telah menunggu, tentunya saya ditemani teman saya yang sama – sama sedang PKL di Anjungan DKI Jakarta. Walaupun saya sadar kemampuan bahasa Inggris saya dalam percakapan belum seberapa , tetapi saya dengan perasaan yang campu aduk langsung mengambil buku panduan informasi Anjungan DKI Jakarta, dimana buku tersebut saya gunakan sebagai pegangan saya untuk menjelaskan kepada mereka yang tentunya buku tersebut terdapat terjemahan ke dalam bahasa Inggris. Pada awal berkeliling saya sudah member tau kepada mereka tentang beberapa informasi yang saya sudah kuasai, tentu nya dibantu teman saya dalam menerjemahkan nya. Saya juga telah meminta maaf sebelumnya kepada mereka jika bahasa Inggris yang saya ucapkan kurang dimengerti. Walaupun menurut saya bahasa Inggris yang mereka ucapkan juga tidak se-fasih warga Inggris sendiri hehehe. Banyak sekali yang saya daptkan dari meng-guide mereka, kami bercerita banyak hal, tidak hanya menjelaskan apa saya yang ada di Anjungan DKI Jakarta tetapi banyak menceritakan hal yang lain. Kami juga sempat berfoto bersama pada akhir kami berkeliling, tapi saying sekali foto tersebut berada di kamera sang pengunjungL lalu mereka juga memberikan kartu nama mereka kepada saya dan teman saya. Hal tersebut membuat kesan tersendiri  pada diri saya dimana baru pertama meng-guide wisatawan asing yang tanpa saya persiapkan sebelumnya. Merupakan hal yang berharga juga pada diri saya karena dapat mengasah kemampuan dalam berbahasa Inggris saya, walaupun saya tau wisatawan tersebut mungkin agak kebingungan saat saya menjelaskan kepada mereka hehehe, tapi setidaknya bagi mampu beranikan diri dan kesempatan ini lah yang bisa secara cuma – cuma namun tetap berdampak baik bagi saya selanjut nya mengembangkan potensi diri meng-guide. Oke cerita barusan hanyalah sedikit intermezo saya, tetapi disini saya juga akan menceritakan saat pertama kali nya saya melakukan guiding, yaitu pada kesempatan City Tour yang diadakan program studi saya pada saat semester I perkuliahan ini. 
Untuk pertama kali nya sekaligus sebagai penilaian untuk pengambilan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Saya masih merasakan euforia nya sampai sekarang. Bagaimana tidak terlupakan, karena masih sangat membekas di ingatan saya. Awalnya kegiatan tersebut sebenarnya akan dilaksanakan di Museum Keramik, yang berada di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Karena untuk pertama kali nya sekaligus pengambilan nilai, membuat perasaan saya campur aduk antara bisa atau tidak melaksanakan nya, disamping itu saya juga sempat merasa lega karena saya pikir, sebelum saya memulai meng-guide, saya dapat mempersiapkan nya dengan datang langsung ke Museum Keramik tersebut karena masih di dalam lingkungan Jakarta, yang tentunya masih bisa saya jangkau. Tetapi ternyata keadaan berubah lagi dan membuat perasaan saya campu aduk kembali, yaitu karena tiba – tiba diumumkan kembali bahwa acara City Tour tersebut tidak jadi dilaksanakan di Museum Keramik, Kota Tua. Melainkan di Museum Geologi, di Bandung. Wah benar – benar membuat saya khawati, takut, dan sebagai nya. Bagaimana tidak khawatir, kalau ternyata persiapan saya sebelumnya ternyata tidak bisa terwujud. Dan dimana kah Museum Geologi itu? Saya belum pernah sekali pun berkunjung kesana, bagaimana saya bisa survey ke Museum tersebut? Karena berada di luar kota Jakarta. Bagian mana informasi yang akan saya jelaskan? Banyak sekali pertanyaan kekhawatiran yang muncul di dalam benak saya ketika mengetahui kebatalan Guiding di Museum Keramik. Hingga akhirnya saya sempat berniat untuk berkunjung sebentar ke Bandung  untuk survey terlebih dahulu Museum Geologi  tersebut, tetapi karena ada suatu kendala membuat saya tidak jadi untuk mengunjungi Museum Geologi tersebut. Setelah diumumkan materi apa saja yang kita terima untuk City Tour, saya mendapat materi tentang  “Cara Pengolahan dan Pengelolaan Komoditi Mineral & Energi”. Karena tidak bisa survey terlebih dahulu, akhirnya saya mempersiapkan materi tersebut hanya berdasarkan sumber dari Internet. 
Sebenarnya materi yang saya persiapkan ada yang aneh dengan penjelasan sumber- sumbernya, bukan berarti sumbernya yang salah, tetapi karena menurut saya, sepertinya materi yang saya dapatkan tidak sesuai dengan yang ada di Museum Geologi tersebut. Tapi saya juga berpikir lagi setidaknya saya harus memiliki banyak informasi tentang apa yang harus saya sampaikan saat melakukan Guiding tersebut. Saat itu diumumkan bahwa City Tour akan dilaksanakan pada 2 Desember 2014 dan semua mahasiswa diharuskan datang pagi on time saat berkumpul sebelum berangkat bersama ke Bandung, karena kalau terlambat sudah dibuat perjanjian akan berkurang -10 nilai kita saat melakukan Guiding tersebut. Oh iya sebelumnya maaf saya lupa menceritakan bahwa acara City Tour ini dibagi ke tempat yang berbeda – beda, yaitu ke Museum Geologi dan Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Karena di informasikan seperti itu, sehari sebelum City Tour saya memilih untuk menginap di kostan teman yang satu bus dengan saya agar keesokan harinya tidak terlambat. Nah saat City Tour dilaksanakan, ada yang mendapat bagian meng-guide selama di jalan. Bagaimana harus memiliki banyak informasi agar tak kehabisa materi selama di jalan, apalagi ditambah kalau keadaan jalan sedang tidak bersahabat alias macet hehehe. Waduh membuat saya semakin deg – deg an selama di perjalanan. Saat melewati daerah Puncak, kami sempat berhenti untuk berfoto bersama dan kembali melanjutkan perjalanan. Selama di jalan juga saya tak luput untuk mempersiapkan informasi yang akan saya sampaikan pada saat di Museum Geologi nanti. Museum Geologi sendiri berada di Jalan Diponegoro no. 57, Cibeunying Kaler, Bandung. Saat sampai di Museum Geologi, setelah melewati perjalanan jauh. Kami sampai pada siang hari dan langsung menyantap makan siang kami sebelum memulai Guiding. Tentunya membuat saya semakin deg – deg an. Tampilan dari gedung Museum Geologi sendiri sangat besar dan bersih. Menurut informasi yang saya dapatkan sebelumya bahwa Museum Geologi sendiri ternyata telah menjadi Museum yang bersejarah di kota Bndung. Awal dibangun nya Museum Geologi sendiri pada tanggal 16 Mei 1928 dan sempat direnovasi, lalu dibuka kembali oleh presiden Megawati Soekarno Putri  pada tanggal 23 Agustus 2000. Hingga sampai sekarang tetap menjadi tempat yang menarik wisatawan. Lalu kalau biasanya yang saya tau kalau Museum akan tutup setiap hari senin, justru di Museum Geologi ini hari senin sampai kamis tetap buka, juga hari sabtu dan minggu. Hanya pada hari jumat dan hari libur nasioanl Museum ini tutup. Oke kita kembali lagi saat sesudah makan siang, kita dipersilahkan sebentar untuk sholat dan lain – lain. Dan saat yang saya tunggu pun terjadi. Kami memulai dari lantai 1, sedangkan saya mendapat bagian pada lantai 2 pada bagian timur. Karena di lantai 2 terdapat tiga bagian ruang yaitu tengah, ruang barat, dan ruang timur. Karena pada lantai 1 ternyata tidak semua bisa dibuka pada saat itu, ternyata kami hanya ke beberapa materi di lantai 1 dan langsung menuju lantai 2. Saat itu saya sempat keluar dari rombongan untuk melihat ruang bagian timur, untuk melihat bagaimana materi saya yang akan sampaikan beberapa saat lagi. Saya benar – benar dibuat kaget karena pada bagian materi saya tentang Energi tidak sesuai dengan materi yang saya siapkan, benar saja apa yang saya rasa aneh sebelumnya pada materi yang saya siapkan ternyata tidak sesuai yang dimaksud di Museum Geologi tersebut. Saya langsung merasa panik karena tidak lama lagi rombongan akan memasuki ruang timur. Saya cukup lama tidak mengikuti rombongan pada bagian ruang tengah, karena kebetulan ruang timur merupakan bagian paling akhir dikunjungi. Jadi selama itu saya mempersiapkan materi saya, memahami dengan waktu singkat, dan berusaha agar tidak panik. Agar materi saya yang lain tidak ikutan buyar dalam otak saya hehehe. Sampai lah pada bagian saya, dengan semampu saya yang sudah saya siapkan, saya menjelaskan semua. Beruntung pada bagian timur tersebut dituliskan materi penjelasan saya. Jadi kalau ada yang terlupakan bisa saya baca sedikit hehehe. Selesai dari ruang timur, kami pun beranjak ke lantai 1 dan melanjutkan yang tadi belum sempat dijelaskan materinya. Lalu kembali lagi ke Jakarta, tentunya tetap ada yang meng-guide di bus selama perjalanan pulang. Benar – benar pengalaman yang tak terlupakan dari kedua pengalaman saya memandu wisata, semoga semakin mendapat banyak pengalaman dalam perkuliahan saya ini agar bisa menjadi pemandu wisata yang baikJ
saya saat sedang memandu di
museum geologi

saat berada di depan Museum geologi
bersama teman-temaB

Berliana Indah Renata
ujp'14 B
4423143960

No comments:

Post a Comment