Pengalaman memandu wisata selama 18
tahun
Hallo… perkenalkan nama saya Berliana Indah
Renata , bisa dipanggil Berliana. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 18
Desember 1996. Saya sendiri merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara dalam
keluarga saya. Sekarang ini saya sedang menjalani perkuliahan di Universitas
Negeri Jakarta (UNJ), mengambil program studi
Usaha Jasa Pariwisata dan pada tahun ini saya sedang memasuki semester
III. Pada program studi yang saya ambil tersebut tentunya banyak mempelajari
tentang kepariwisataan dalam negeri maupun luar negeri, juga mempelajari
bagaimana menjadi Pemandu Wisata atau Guide. Selama 18 tahun umur saya, saya
pernah melakukan profesi tersebut dan tentunya pada saat saya menjalani
perkuliahaan ini. Saya melakukan guiding pada saat semester I di Museum Geologi
yang berada di Bandung dan pada semester II kemarin saat sedang menjalani masa
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Anjungan DKI Jakarta, yang berada di dalam
lingkungan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kedua tempat tersebut sama – sama
memiliki kesan yang tak terlupakan. Pada awal saya menjalani masa Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Anjungan DKI Jakarta, saya benar – benar belum menguasai
seluruh informasi tentang kebudayaan betawi, maupun tentang informasi umum
tentang Anjungan DKI Jakarta itu sendiri. Jadi selama saya menjalani Prakter
kerja Lapangan (PKL), saya bertugas sebagai pusat informasi pada ruang pameran,
itupun masih dibantu dengan karyawan lainnya yang bekerja di Anjungan tersebut.
Nah awal mula saya mendapat kesempatan untuk menjadi Guide yaitu tiba – tiba di
suatu hari pada siang hari saya menjalani masa PKL, Anjungan DKI Jakarta
mendapat kunjungan dari dua orang pengunjung asal India, dimana mereka tersebut
sebenarnya tujuan nya hanya sekedar mengisi waktu luang mereka di Jakarta,
karena tujuan mereka sendiri di Jakarta hanya sekedar tuntutan dari pekerjaan
mereka. Kalau di Indonesia sendiri profesi mereka layaknya seorang TNI Angkatan
Laut yang baru saja masuk. Kedatangan mereka benar- benar mengejutkan saya dan
teman saya yang sama- sama sedang menjalani masa Praktek Kerja Lapangan
(PKL) karena memerima kedatangan mereka
dengan menggunakan seragam nya dan kondisi di Anjungan DKI Jakarta pada saat
itu sedang waktu nya makan siang, sehingga di ruang pameran tidak terdapat
karyawan lain. Karena saya dan teman saya yang juga menjalani PKL harus
bergantian istirahat dengan karyawan yang lain nya. Sebenarnya kedatangan
mereka awalnya terasa biasa saja bagi saya dan teman saya karena sama saja
dengan kedatangan pengunjung dari luar negeri lain yang sebelum nya. Di
Anjungan DKI Jakarta sendiri selain masuk nya gratis atau tanpa membayar,
pengunjung juga dapat sebebas nya melihat – lihat asalkan tetap menjaga
kebersihan Anjungan. Dan selama masa PKL pun tugas saya tidak diwajibkan untuk
menjadi Guide atau Pemandu di Anjungan DKI Jakarta, hanya sesekali disarankan
oleh karyawan yang lain yang ada disana agar mau mencoba sebagai Guide di
Anjungan DKI Jakarta. Tetapi pada saat itu saya belum terlalu lama menjalani
masa Praktek Kerja Lapangan (PKL). Lalu kembali lagi pada dua pengunjung asal
India tersebut, saat mereka datang awalnya mereka hanya bertanya sekedar “ini
tempat apa? Dan lain – lain” tentunya dengan menggunakan bahasa Inggris.
Setelah saya coba jelaskan dan menyarankan mereka untuk berkeliling ruang pameran
tersebut, juga menjajaki pada lantai 2 ruang pameran dan mereka menerima nya
dengan baik. Tapi ternyata tanpa saya sangka, mereka mengartikan bahwa saya
akan menemani mereka berkeliling ruang pameran tersebut atau yang berarti saya
akan menjadi Guide mereka. Waduh… benar – benar salah pemahaman sekali saat
mereka menunggu saya beranjak dari tempat duduk untuk menemani mereka
berkeliling. Tetapi saya juga berpikir agar tidak mengecewakan mereka yang
sudah mau meluangkan waktunya berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
apalagi berkunjung ke Anjungan DKI Jakarta. Yang membuat saya berpikir untuk
tidak ingin menemani karena di ruang pameran tersebut belum ada karyawan yang
sudah selesai istirahat makan siang untuk bergantian jaga di tempat informasi.
Entah mengapa juga saya langsung saja bersiap untuk jalan menuju mereka yang
telah menunggu, tentunya saya ditemani teman saya yang sama – sama sedang PKL
di Anjungan DKI Jakarta. Walaupun saya sadar kemampuan bahasa Inggris saya
dalam percakapan belum seberapa , tetapi saya dengan perasaan yang campu aduk
langsung mengambil buku panduan informasi Anjungan DKI Jakarta, dimana buku
tersebut saya gunakan sebagai pegangan saya untuk menjelaskan kepada mereka
yang tentunya buku tersebut terdapat terjemahan ke dalam bahasa Inggris. Pada
awal berkeliling saya sudah member tau kepada mereka tentang beberapa informasi
yang saya sudah kuasai, tentu nya dibantu teman saya dalam menerjemahkan nya.
Saya juga telah meminta maaf sebelumnya kepada mereka jika bahasa Inggris yang
saya ucapkan kurang dimengerti. Walaupun menurut saya bahasa Inggris yang
mereka ucapkan juga tidak se-fasih warga Inggris sendiri hehehe. Banyak sekali
yang saya daptkan dari meng-guide mereka, kami bercerita banyak hal, tidak
hanya menjelaskan apa saya yang ada di Anjungan DKI Jakarta tetapi banyak
menceritakan hal yang lain. Kami juga sempat berfoto bersama pada akhir kami
berkeliling, tapi saying sekali foto tersebut berada di kamera sang pengunjungL lalu mereka juga memberikan kartu nama mereka kepada saya dan teman
saya. Hal tersebut membuat kesan tersendiri
pada diri saya dimana baru pertama meng-guide wisatawan asing yang tanpa
saya persiapkan sebelumnya. Merupakan hal yang berharga juga pada diri saya
karena dapat mengasah kemampuan dalam berbahasa Inggris saya, walaupun saya tau
wisatawan tersebut mungkin agak kebingungan saat saya menjelaskan kepada mereka
hehehe, tapi setidaknya bagi mampu beranikan diri dan kesempatan ini lah yang
bisa secara cuma – cuma namun tetap berdampak baik bagi saya selanjut nya
mengembangkan potensi diri meng-guide. Oke cerita barusan hanyalah sedikit
intermezo saya, tetapi disini saya juga akan menceritakan saat pertama kali nya
saya melakukan guiding, yaitu pada kesempatan City Tour yang diadakan program
studi saya pada saat semester I perkuliahan ini.
Untuk pertama kali nya
sekaligus sebagai penilaian untuk pengambilan nilai Ujian Akhir Semester (UAS).
Saya masih merasakan euforia nya sampai sekarang. Bagaimana tidak terlupakan,
karena masih sangat membekas di ingatan saya. Awalnya kegiatan tersebut
sebenarnya akan dilaksanakan di Museum Keramik, yang berada di kawasan Kota
Tua, Jakarta Barat. Karena untuk pertama kali nya sekaligus pengambilan nilai,
membuat perasaan saya campur aduk antara bisa atau tidak melaksanakan nya,
disamping itu saya juga sempat merasa lega karena saya pikir, sebelum saya
memulai meng-guide, saya dapat mempersiapkan nya dengan datang langsung ke
Museum Keramik tersebut karena masih di dalam lingkungan Jakarta, yang tentunya
masih bisa saya jangkau. Tetapi ternyata keadaan berubah lagi dan membuat
perasaan saya campu aduk kembali, yaitu karena tiba – tiba diumumkan kembali
bahwa acara City Tour tersebut tidak jadi dilaksanakan di Museum Keramik, Kota
Tua. Melainkan di Museum Geologi, di Bandung. Wah benar – benar membuat saya
khawati, takut, dan sebagai nya. Bagaimana tidak khawatir, kalau ternyata
persiapan saya sebelumnya ternyata tidak bisa terwujud. Dan dimana kah Museum
Geologi itu? Saya belum pernah sekali pun berkunjung kesana, bagaimana saya
bisa survey ke Museum tersebut? Karena berada di luar kota Jakarta. Bagian mana
informasi yang akan saya jelaskan? Banyak sekali pertanyaan kekhawatiran yang
muncul di dalam benak saya ketika mengetahui kebatalan Guiding di Museum
Keramik. Hingga akhirnya saya sempat berniat untuk berkunjung sebentar ke
Bandung untuk survey terlebih dahulu
Museum Geologi tersebut, tetapi karena
ada suatu kendala membuat saya tidak jadi untuk mengunjungi Museum Geologi
tersebut. Setelah diumumkan materi apa saja yang kita terima untuk City Tour,
saya mendapat materi tentang “Cara
Pengolahan dan Pengelolaan Komoditi Mineral & Energi”. Karena tidak bisa
survey terlebih dahulu, akhirnya saya mempersiapkan materi tersebut hanya
berdasarkan sumber dari Internet.
Sebenarnya materi yang saya persiapkan ada
yang aneh dengan penjelasan sumber- sumbernya, bukan berarti sumbernya yang
salah, tetapi karena menurut saya, sepertinya materi yang saya dapatkan tidak
sesuai dengan yang ada di Museum Geologi tersebut. Tapi saya juga berpikir lagi
setidaknya saya harus memiliki banyak informasi tentang apa yang harus saya
sampaikan saat melakukan Guiding tersebut. Saat itu diumumkan bahwa City Tour
akan dilaksanakan pada 2 Desember 2014 dan semua mahasiswa diharuskan datang
pagi on time saat berkumpul sebelum berangkat bersama ke Bandung, karena kalau
terlambat sudah dibuat perjanjian akan berkurang -10 nilai kita saat melakukan
Guiding tersebut. Oh iya sebelumnya maaf saya lupa menceritakan bahwa acara
City Tour ini dibagi ke tempat yang berbeda – beda, yaitu ke Museum Geologi dan
Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Karena di informasikan seperti itu, sehari
sebelum City Tour saya memilih untuk menginap di kostan teman yang satu bus
dengan saya agar keesokan harinya tidak terlambat. Nah saat City Tour
dilaksanakan, ada yang mendapat bagian meng-guide selama di jalan. Bagaimana
harus memiliki banyak informasi agar tak kehabisa materi selama di jalan,
apalagi ditambah kalau keadaan jalan sedang tidak bersahabat alias macet
hehehe. Waduh membuat saya semakin deg – deg an selama di perjalanan. Saat
melewati daerah Puncak, kami sempat berhenti untuk berfoto bersama dan kembali
melanjutkan perjalanan. Selama di jalan juga saya tak luput untuk mempersiapkan
informasi yang akan saya sampaikan pada saat di Museum Geologi nanti. Museum
Geologi sendiri berada di Jalan Diponegoro no. 57, Cibeunying Kaler, Bandung.
Saat sampai di Museum Geologi, setelah melewati perjalanan jauh. Kami sampai
pada siang hari dan langsung menyantap makan siang kami sebelum memulai
Guiding. Tentunya membuat saya semakin deg – deg an. Tampilan dari gedung
Museum Geologi sendiri sangat besar dan bersih. Menurut informasi yang saya
dapatkan sebelumya bahwa Museum Geologi sendiri ternyata telah menjadi Museum
yang bersejarah di kota Bndung. Awal dibangun nya Museum Geologi sendiri pada
tanggal 16 Mei 1928 dan sempat direnovasi, lalu dibuka kembali oleh presiden
Megawati Soekarno Putri pada tanggal 23
Agustus 2000. Hingga sampai sekarang tetap menjadi tempat yang menarik wisatawan.
Lalu kalau biasanya yang saya tau kalau Museum akan tutup setiap hari senin,
justru di Museum Geologi ini hari senin sampai kamis tetap buka, juga hari
sabtu dan minggu. Hanya pada hari jumat dan hari libur nasioanl Museum ini
tutup. Oke kita kembali lagi saat sesudah makan siang, kita dipersilahkan
sebentar untuk sholat dan lain – lain. Dan saat yang saya tunggu pun terjadi.
Kami memulai dari lantai 1, sedangkan saya mendapat bagian pada lantai 2 pada
bagian timur. Karena di lantai 2 terdapat tiga bagian ruang yaitu tengah, ruang
barat, dan ruang timur. Karena pada lantai 1 ternyata tidak semua bisa dibuka
pada saat itu, ternyata kami hanya ke beberapa materi di lantai 1 dan langsung
menuju lantai 2. Saat itu saya sempat keluar dari rombongan untuk melihat ruang
bagian timur, untuk melihat bagaimana materi saya yang akan sampaikan beberapa
saat lagi. Saya benar – benar dibuat kaget karena pada bagian materi saya
tentang Energi tidak sesuai dengan materi yang saya siapkan, benar saja apa
yang saya rasa aneh sebelumnya pada materi yang saya siapkan ternyata tidak
sesuai yang dimaksud di Museum Geologi tersebut. Saya langsung merasa panik
karena tidak lama lagi rombongan akan memasuki ruang timur. Saya cukup lama
tidak mengikuti rombongan pada bagian ruang tengah, karena kebetulan ruang
timur merupakan bagian paling akhir dikunjungi. Jadi selama itu saya
mempersiapkan materi saya, memahami dengan waktu singkat, dan berusaha agar
tidak panik. Agar materi saya yang lain tidak ikutan buyar dalam otak saya hehehe.
Sampai lah pada bagian saya, dengan semampu saya yang sudah saya siapkan, saya
menjelaskan semua. Beruntung pada bagian timur tersebut dituliskan materi
penjelasan saya. Jadi kalau ada yang terlupakan bisa saya baca sedikit hehehe.
Selesai dari ruang timur, kami pun beranjak ke lantai 1 dan melanjutkan yang
tadi belum sempat dijelaskan materinya. Lalu kembali lagi ke Jakarta, tentunya
tetap ada yang meng-guide di bus selama perjalanan pulang. Benar – benar
pengalaman yang tak terlupakan dari kedua pengalaman saya memandu wisata,
semoga semakin mendapat banyak pengalaman dalam perkuliahan saya ini agar bisa
menjadi pemandu wisata yang baikJ
saya saat sedang memandu di museum geologi |
saat berada di depan Museum geologi bersama teman-temaB |
Berliana Indah Renata
ujp'14 B
4423143960
No comments:
Post a Comment