SERBA-SERBI MENJADI PEMANDU WISATA
Nama saya Irvinna Utami Dewi, saya lahir di Jakarta pada tanggal 24 Maret 1996. Saya anak pertama dari 3 bersaudara. Sekarang saya adalah seorang mahasiswi jurusan pariwisata di Universitas Negeri Jakarta angkatan 2014. Kebetulan saya bukanlah lulusan dari sekolah pariwisata seperti beberapa teman saya yang lain. Jadi, saya sama sekali tidak mempunyai basic pariwisata sebelumnya, karena saat di sekolah menengah, saya mengambil jurusan ilmu sosial yang sangat berbeda dengan ilmu hospitality yang ada di dunia pariwisata. Saya memilih program studi usaha jasa pariwisata ini awalnya hanya coba-coba saja, karena sebelumnya saya belum diterima di jurusan yang saya inginkan di PTN lainnya.
Pramuwisata (guide) pada hakekatnya adalah
seseorang yang menemani, memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada
wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut, antara lain
mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas
wisata lainnya dan untuk itu ia mendapatkan imbalan tertentu. Tidak semua orang
yang menemani wisatawan itu disebut sebagai pramuwisata, karena masih ada
profesi lain yang kegiatannya berhubungan dengan wisatawan.
Pramuwisata atau tour guide dapat dikelompokan sesuai dengan sudut
pandang sebagai berikut berdasarkan ruang lingkup kegiatannya :
1. 1. Transfer Guide: Transfer guide adalah
pramuwisata yang kegiatannya menjemput wisatawan di bandara, pelabuhan laut,
stasiun atau terminal menuju ke hotel atau sebaliknya atau mengantar wisatawan
dari satu hotel ke hotel lainnya
2. 2. Walking Guide/Tour Guide: Walking guide
adalah pramuwisata yang kegiatannya memandu wisatawan dalam suatu tour
3. 3. .Local/Expert Guide: Local guide adalah
pramuwisata yang kegiatannya khusus memandu wisatawan pada suatu objek atau
transaksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata agro, river rafting, goa,
gedung bersejarah, dan lain-lain
4. 4. Common Guide: Common guide adalah
pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan baik transfer maupun tour
5. 5. Driver Guide: Driver guide adalah
pengemudi yang sekaligus berperan sebagai Pramuwisata. Ia bertugas mengantarkan
wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan
informasi yang diperlukan. Tak jarang pula seseorang pramuwisata pengemudi ikut
turun ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika tidak
ada local guide. Kadang-kadang ia juga menemani wisatawan saat berbelanja atau
makan. Jadi, pada dasarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai
pengemudi dan pramuwisata.[1]
Nah, disini saya akan sedikit bercerita
mengenai pengalaman pertama saya menjadi seorang tour guide di umur saya yang
ke 19 tahun dan semenjak saya memasuki dunia pariwisata. Jadi, sekitar beberapa
bulan yang lalu saat semester dua, saya dan Anindita ditawari oleh teman saya,
Putri, untuk membawa tour dari salah satu travel daerah Bekasi. Awalnya saya
kurang percaya diri untuk mengambil tawaran ini, yaa dikarenakan saya kurang
pandai dalam berbicara didepan umum dan juga masih belum memiliki skill menjadi
pemandu wisata. Tetapi menurut saya kapan lagi akan ada tawaran seperti ini,
akhirnya saya memberanikan diri untuk menyetujui ajakan Putri mengambil job
tersebut. Lalu kami segera menemui orang dari pihak travel tersebut. Singkat
cerita, saya, anindita dan putri membawa tour pertama kami ke Garut-Lembang
selama 2 hari 1 malam.
Di tour pertama ini kami membawa siswa kelas 3 SMP Negeri 11 Bekasi.
Mereka mengadakan tour dalam rangka perpisahan sekolah, karena kebetulan pada
waktu itu mereka telah selesai melaksanakan Ujian Nasional. Hari pertama kami
meeting point di Departemen Sosial Bekasi, kami sudah standby ditempat sejak
pukul 03.30 pagi, karena di rundown acara bis mulai berangkat dari Bekasi
menuju Darajat Pass, Garut sekitar pukul 05.00 pagi selepas adzan Shubuh. Ada sekitar 10 bis yang kami bawa dan saya berada di
bis 8. Diawal perjalanan saya memperkenalkan diri, lalu memperkenalkan profil
travel, dan kemudian juga memperkenalkan driver dan co-drivernya. Lalu setelah
itu saya membacakan rundown acara untuk hari pertama. Didalam bis tersebut selain murid kelas 3
SMPnya juga ada guru yang mendampingi, sekitar 4 orang. Salah satu guru
tersebut ternyata adalah saudara dari guru di SMA tempat saya bersekolah
dahulu. Lalu kami berbincang-bincang sedikit selama perjalanan.
Gambar 1.1 Suasana di dalam perjalanan |
Selain memberi
informasi sedikit mengenai destinasi yang akan dikunjungi, peserta tour di bis
juga bernyanyi-nyanyi, dan kebetulan ada salah satu siswa yang pandai bernyanyi
lalu dia menghibur kami semua di bis dengan menyanyikan beberapa lagu. Jadi lah
suasana di bis pada saat itu berubah menjadi seperti tempat karaoke. Saya juga
tidak lupa untuk berbincang dengan drivernya karena kebetulan saya juga tour
guide baru, jadi saya juga masih harus banyak bertanya gimana biasanya seorang
tour guide ketika didalam bis. Untungnya pada saat itu driver dan co-driver itu
sangat welcome kepada saya. Kami menempuh perjalanan Bekasi-Garut sekitar
kurang lebih 6 jam dan sampai di Darajat Pass pukul 12.00 siang. Disana peserta
menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan sampai puncak untuk berfoto, dan juga
ada yang berenang. Di puncak Darajat Pass ini juga terdapat pemandian air
panas.
Setelah selesai dari Darajat Pass, kami segera melanjutkan perjalanan
menuju hotel yang berada di daerah Lembang, Bandung. Namun saat diperjalanan
ada salah satu peserta laki-laki yang sakit dan akhirnya peserta tersebut di
kerok oleh temannya yang lain, dan kejadian itu membuat saya tertawa geli akibat
melihat ulah mereka.
Gambar 1.2 Saat peserta ada yang sakit |
Ditengah perjalanan, bis kami berhenti di pusat oleh oleh makanan,
hanya sekitar 30 menit kami berada disana dan langsung melanjutkan perjalanan
menuju hotel lagi. Setibanya di hotel, saya langsung memberikan kunci kamar
kepada semua peserta dan menyuruh bersih-bersih karena akan segera diadakan
acara perpisahan di aula hotel tersebut. Acara perpisahan tersebut selain diisi
dengan sambutan kepala sekolah, juga diisi dengan menampilkan beberapa
pertunjukan dari tiap-tiap kelas, lalu yang terakhir acara tukar kado. Acara
itu berakhir sekitar pukul 24.00 malam. Lalu semua peserta diwajibkan istirahat
sebelum melanjutkan aktifitas esok hari.
Keesokan harinya di hari terakhir, semua peserta sudah bersiap untuk
sarapan pukul 07.00 dan setelah sarapan melakukan check out hotel, lalu
menjelang siang kami melanjutkan perjalanan ke Floating Market, Lembang.
Sesampainya di Floating Market Disana mereka menghabiskan banyak waktu dengan
bercengkrama sesama teman mereka, membeli jajanan, mengelilingi area tersebut
menggunakan becak mini dan juga berfoto-foto. Setelah dari Floating Market, bis
kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang di restoran Grafika Cikole. Setelah
makan, perjalanan kami di akhiri ke Cibaduyut untuk membeli oleh-oleh. Lalu
sehabis peserta berbelanja dan berburu oleh-oleh akhirnya kami melanjutkan
perjalanan pulang ke Bekasi dan tiba sekitar pukul 21.00 malam.
Gambar 1.3 Keseruan dan kebersamaan di bis 8 |
Beberapa minggu setelah saya membawa tour
SMP Negeri 11 Bekasi, saya dihubungi lagi oleh pihak travel untuk membawa tour
ke Trans Studio Bandung. Pada saat itu saya kembali membawa tour perpisahan
kelas 6 SD Pemuda Bangsa, Depok. Kami meeting point di SD tersebut pada pukul 5
pagi. Kami berangkat dari Depok pukul 06.30 menuju Bandung, tetapi kami sampai
di Trans Studio Bandung tidak sesuai dengan schedule yang ada di rundown.
Pertama, kami mengalami kendala dimana salah satu bis kami terlambat datang,
jadilah disitu orang tua dan beberapa guru yang ikut agak sedikit complain ke
kami. Lalu, setelah bis yang terlambat sudah datang, kami memutuskan untuk
langsung jalan agar tidak semakin siang, ternyata kami terkena macet yang cukup
lama dan berakibat sampai di Trans Studio Bandung tidak sesuai dengan schedule
di rundown. Di perjalanan kali ini, travel kami membawa sekitar 4 rombongan bis
yang 3 diantaranya diisi oleh siswa dan guru dan 1 bis lainnya berisi orang tua
murid. Sesampainya di Trans Studio Bandung, peserta langsung diarahkan masuk
untuk segera menukarkan kupon makan siang di dalam Trans Studio Bandung, karena
memang kami sampai disaat sudah waktunya jam makan siang. Tidak disangka ketika
saya disana, saya bertemu dengan beberapa teman yang sedang melakukan PKL di
Trans Studio itu.
Gambar 1.4 Ketika berrtemu dengan teman yang sedang PKL |
Awalnya saya bertemu dengan Filiano, lalu kemudian saya bertemu
dengan Adi, Nita dan Keke. Setelah makan siang, peserta langsung dibiarkan
untuk bermain sepuasnya di area Trans Studio Bandung sesuai permintaan dari
pihak sekolah. Akhirnya, saya dan beberapa teman tour guide saya mempunyai free
time disela-sela peserta menikmati wahana yang ada di Trans Studio. Saya memanfaatkan
free time tersebut untuk berisitirahat dan bertemu dengan teman-teman saya.
Dikarenakan Adi dan Keke sedang ada kerjaan di Trans Luxury Hotelnya, akhirnya
saya hanya bertemu dan mengobrol dengan Nita dan Filiano. Selain itu saya juga
diajak berkeliling oleh Nita dan Filiano untuk mencoba beberapa wahana disana.
Lalu sekitar pukul 16.00 kami berkumpul untuk menyaksikan parade yang setiap
harinya memang ada di Trans Studio Bandung tersebut. Parade tersebut
menceritakan tentang beberapa mascot di Trans Studio dan juga berbagai pertunjukan
lainnya. Setelah menyaksikan parade ini, kami segera berkumpul untuk absen
menuju bis, karena di rundown, acara terakhir hanya menyakasikan parade saja.
Setelah di bis, saya langsung membagikan makan nasi box untuk mereka dan
menyuruh untuk makan sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Kemudian setelah
menghabiskan semua makanan kami melanjutkan perjalanan menuju Depok dan
lagi-lagi kami terjebak macet di gerbang tol cibinong. Setelah melewati
kemacetan yang panjang akhirnya kami sampai juga di SD Pemuda Bangsa.
Dari kedua pengalaman saya membawa atau
memandu tour tersebut, saya memiliki kesan suka dan duka tersendiri. Menurut
saya menjadi seorang pemandu wisata istilahnya itu seperti “sambil menyelam minum air, sambil bekerja
sambil bermain”. Karena memang
profesi pemandu wisata walaupun kita harus bekerja memandu perjalanan,
mengawasi peserta dan harus berbicara banyak hal disepanjang jalan, tetapi kita
juga bisa mendapatkan keuntungan lain seperti, bisa menikmati objek wisata baru
tanpa harus mengeluarkan biaya sendiri. Justru kita mendapatkan uang dari
pekerjaan ini. Selain uang memandu, biasanya juga seorang pemandu wisata atau
tour guide juga mendapatkan uang tips dari tempat oleh-oleh dan juga oleh-olehnya.
Lalu selain suka, pasti juga ada dukanya.
Dimana duka menjadi seorang pemandu wisata harus rela tidak tidur,
selain itu juga jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan di dalam
perjalanan, orang yang pertama disalahkan pertama kali lagi-lagi adalah tour
guide tersebut. Contohnya seperti saat saya membawa tour ke Trans Studio
Bandung, disaat salah satu bis belum ada yang datang, saya terkena ocehan dari
costumer yang marah-marah dan penuh emosi yang menanyakan mengapa ada bis yang
bisa sampai terlambat datang. Disitu saya tetap harus menjelaskan dengan sikap
tenang tanpa emosi ke costumer tersebut. Selain itu seorang pemandu wisata atau
pramuwisata harus bisa menguasai Bahasa asing. Karena tidak selamanya wisatawan
yang dibawa adalah wisatawan domestik. Bisa saja wisatawan mancanegara. Maka
dari itu pentingnya jika kita memiliki kemampuan berbahasa asing.
Sekian cerita
mengenai pengalaman dan suka duka saya menjadi pemandu wisata baru. Semoga
kedepannya kita semua bisa menjadi pemandu wisata atau pramuwisata yang lebih
professional lagi.
Irvinna Utami Dewi
4423143956
Usaha Jasa Pariwisata
irvinnaudewi@gmail.com
No comments:
Post a Comment