Baiknya dalam setiap pembukaan harus ada perkenalan maka dari itu saya memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum cerita panjang yang akan kalian baca dimulai. Nama saya Nur Suhartini, tepatnya tahun ini saya akan menginjak usia 19 tahun. Saya merupakan anak tunggal. Saat ini saya adalah salah satu mahasiswi Program Studi Usaha Jasa Pariwisata di Universitas Negeri Jakarta tahun 2014. Jurusan yang saya sedang jalankan ini awalnya adalah bukan yang saya minati, karena saya ingin sekali masuk jurusan administrasi negara UNPAD yang sesuai dengan cita cita saya yaitu menjadi pegawai negeri sipil tapi ternyata ada jalan lain yang lebih baik untuk diri saya yaitu saat saya mengikuti penmaba unj saya memutuskan untuk memilih manajemen S1 sebagai pilihan pertama saya dan yang pilihan kedua adalah pariwisata D3, akhirnya setelah saya sudah mengikuti ujiannya dan hasilnya telah dapat diketahui saya cukup senang dan tidak menyangka masuk kedalam salah satu mahasiswi yang lolos di pariwisata unj ini. Sahabat-sahabat di SMA saya juga memberikan support yang luar biasa saat mereka tahu bahwa saya diterima sebagai mahasiswi pariwisata unj, mereka selalu bilang bahwa saya cocok masuk ke dalam jurusan ini karna saya senang jalan-jalan. Awalnya saya yang masih awam tentang apa itu dunia pariwisata, lambat laun setelah dua semester berlalu saya sudah mulai paham apa saja yang ada di dalam dunia pariwisata, yang sebelumnya saya hanya sekedar tahu kalau pariwisata itu hanya “jalan-jalan” nya saja. Dan saya sangat senang bisa lebih tahu tentang dunia pariwisata selangkah lebih maju dari teman teman saya di SMA yang sebagian besar di antara mereka tidak ada yang memilih jurusan yang sama seperti saya.Pada postingan kali ini saya akan menceritakan sedikit mengenai pengalaman saya selama 19 tahun ini menjadi seorang pemandu wisata. Mungkin baru beberapa kali saya memandu, tepatnya dimulai ketika saya memutuskan untuk memlilih Usaha Jasa Pariwisata sebagai jurusan yang saya pilih dalam dunia perkuliahan. Dan sampai sekarang saya masih terus belajar untuk menjadi pemandu wisata yang baik.Menjadi seorang pemandu mungkin menurut sebagian besar orang adalah hal yang cukup sulit karena bisa dibilang menjadi seorang pemandu itu mirip seperti menjadi seorang guru. Kenapa dibilang mirip? Karena keduanya sama sama memberikan penjelasan kepada para audiencenya mungkin bedanya hanya di tempat mereka memberikan informasi kalau guru itu di sekolah sedangkan jika pemandu di sebuah destinasi wisata.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal istilah guide daripada pemandu wisata maupun pramuwisata. Guide selalu dikaitkan dengan “orang bule, turis” (wisatawan). Setiap orang yang menemani wisatawan makan di restoran, mengantar wisatawan mengunjungi objek wisata, menonton pertunjukan, belanja di souvenir shop, dan lain-lain selalu dikonotasikan sebagai guide. Untuk itulah, pertama-tama perlu kita pahami apa dan siapa sebenarnya pramuwisata itu. Pramuwisata (guide) pada hakekatnya adalah seseorang yang menemani, memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut, antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas wisata lainnya. Itulah sedikit yang saya ketahui tentang apa itu pemandu wisata.Adapun pengalaman pertama saya memandu ialah pada saat semester 1 dimana pada waktu itu diadakannya city tour dengan rute Jakarta-Bandung yang dibarengi juga dengan angkatan 2013. Karena jumlah keseluruhan mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti city tour 90 orang lebih maka dibagilah menjadi dua kelompok, kelompok pertama dengan tujuan museum geologi dan kelompok b dengan tujuan museum asia afrika.
Memandu di Museum Konferensi Asia Afrika. |
saya dan beberapa teman tema yang juga PKL di Museum Sejarah Jakarta sebagai Pemandu Wisata. |
Tidak hanya di semester 1 saya dituntut untuk belajar sebagai pemandu wisata, ternyata di semester 2 saya juga harus belajar lebih lagi untuk menjadi pemandu wisata, dimana di semester 2 ini setiap dari mahasiswa/mahasiswi Usaha Jasa Pariwisata diwajibkan untuk melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di sebuah destinasi wisata. Saya pun memilih Museum Sejarah Jakarta/Museum Fatahillah sebagai tempat dimana PKL saya berlangsung. Disana saya tidak sendirian karena ada 6 teman lainnya yaitu tyas,indri,selvi,afrizal,kivlan, dan tb yang juga sama sama dari UJP’14 serta ada adik adik dari smkn 27, smk sahid dan smk theresia yang juga PKL di museum sejarah jakarta. Seperti biasa pastinya sebelum melakukan magang yang sesungguhnya, pihak dari museum pun memberi tahu saya jika saya di museum ini akan menjadi seorang pemandu wisata dan diajak berkeliling terlebih dahulu untuk lebih mengenal apa saja yang terdapat di dalam museum Sejarah jakarta entah dari ruangan-ruangannya, koleksi apa saja yang dipamerkan, dan lain sebagainya. Kemudian dari pemandu wisata senior yang ada disana memberikan saya sebuah kertas yang berisikan materi materi yang berkaitan dengan museum dan semua materi itu harus saya hafalkan agar ketika saya sudah mulai bisa memandu dapat menyampakan informasi dengan baik dan benar. Tiga hari saya mencoba menghafalkan seluruh materi dan mengikuti beberapa guide senior di museum pada saat memandu wisatawan, akhirnya tibalah saatnya saya memulai memandu pengunjung yang waktu itu adalah para adik adik dari MTS Al-muhibbin. Sebelum memulai pemanduan dibiasakan untuk memakai microfon atau pengeras suara agar suara kita dengan jelas didengar oleh wisatawan. Walaupun sebelumnya saya sudah pernah memandu satu kali, perasaan deg-deg’an saya masih ada ketika ingin memandu apalagi pada saat itu yang mendengarkan informasi saya bukan hanya adik adik nya saja melainkan juga beberapa guru yang sedang mengawasi murid muridnya. Selama empat puluh lima menit pun saya mengajak adik-adik untuk mengelilingi museum dengan beberapa informasi yang saya sampaikan tentang sejarah dari museum sejarah jakarta ini serta penjelasan sedikit tentang koleksi koleksi yang dipamerkan disana misalnya seperti Lukisan yang menceritakan tentang sultan agung mataram, lalu pedang yang dipakai untuk membunuh 500 orang kepala orang tiongkok, gereja belanda baru yang sekarang dikenal dengan museum wayang, mimbar agama islam, patung pangeran jayakarta, kemudian meriam jagur yang mempunyai lambang yang unik, tangga merah yang dipakai untuk menaiki lantai 2, 3 lukisan yang membahas tentang keadilan, adapula ruang sidang dimana didalamnya terdapat meja dan bangku sidang yang pernah dipakai oleh orang orang belanda yang mengadili pahlawan indonesia, patung setengah badan yang bernama william van oranye, dua lemari besar yang berfungsi sebagai perpustakaan pada masa itu, lukisan petrus albertus orang yang dikenal sebagai gurbenur VOC yang sangat kejam, adapun ruang kerja dari Rafless dan Deandles, serta ruang tidur orang belanda dimana terdapat tempat tidur tanpa kasurnya yang membuat orang melihat keheranan, kaca besar yang biasa digunakan orang belanda untuk rapih-rapih sebelum melakukan aktifitas, meja sidang yang berbentuk bulat dengan proses pembuatannya cukup membuat kita terperangah karena meja tersebut ternyata dibuat dari pohon jati langsung, setelah itu diruangan lain juga terdapat berbagai macam prasasti dari beberapa daerah seperti prasasti ciareteun dan lain lain, perlengkapan pertanian dari suku baduy, monumen padrao yang berisikan perjanjian perdagangan antara portugis dan pajajaran, dan berakhir di taman belakang museum terdapat penjara wanita yang selalu tergenang dengan air, sumur yang konon memiliki kedalaman 10 m digunakan sebagai air minum para tahanan dan untuk memandikan kuda, lanjut lagi ada penjara laki-laki yang hanya memiliki panjang 6 m, lebar 3m, dan tinggi 1,65 m dan dapat menampung sebanyak 50 orang, patung hermes yang tidak memakai baju disebut sebagai dewa pesan. Pemanduan saya pun selesai, saya mengundurkan diri dari kerumunan para adik-adik dan mengucapkan terimakasih serta berpamitan dengan para guru. Ada satu hal yang saya tidak menyangka sebelumnya yaitu disela sela saya berpamitan dan salim dengan guru dari murid-murid MTS Al-Muhibbin mereka memberi saya ucapan terimakasih berupa tip. Setelah berakhir seluruhnya perasaan deg-deg’an saya terbayar dengan rasa puas ketika apa yang saya sampaikan mengenai informasi tentang segala yang ada di museum sejarah jakarta disambut antusias dan didengarkan dengan baik oleh para pengunjung yang saya pandu. Di minggu ke empat selama saya PKL disana diadakan test oleh para guide senior yaitu saya di suruh menjelaskan mengenai sejarah dari museum sejarah jakarta dan lukisan tentang sultan agung mataram, test itu atau yang disebut dengan evaluasi dilakukan agar para guide senior dapat memberi nilai ketika masa PKL kita sudah berakhir biasanya evaluasi ini dilakukan secara mendadak. Kegiatan itu rutin saya lakukan selama 2 bulan PKL di museum Sejarah Jakarta.
saat memandu para pengunjung di ruangan sultan agung mataram. |
Mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan mengenai pengalaman saya menjadi pemandu wisata yang masih dapat dihitung dengan jari, semoga apa yang saya ceritakan ini dapat menjadi manfaat untuk para pembaca baik yang pengalaman saya dari sisi suka nya atau pun yang dukanya.
x
halo kak, wah menyesal rasanya aku baca pengalaman kk ketika aku sendiri udah selesai magang di msj juga. Skrg ini rindu rasanya menjadi guide di msj. jadi random buka google nyari pengalaman orang2 yang pernah pkl atau magang di msj
ReplyDelete