PENGALAMAN MENJADI PEMANDU WISATA
Pertama-tama puji syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala rahmat, karunia terutama kesempatan yang diberikan-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih
juga saya haturkan kepada bapak Soebirin selaku dosen yang memberi kesempatan
bagi saua untuk menulis dan mengisi blog ini.
Perkenalkan nama saya Ardianny Nurkemalasari Arimbi, saya
biasa dipanggil Keke. Saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Saya tinggal
di Pondok Ranggon, Jakarta Timur bersama orang tua saya. Saat ini saya adalah mahasiswi semester tiga
Program Pendidikan Usaha Jasa Pariwisata, Jurusan Sejarah, Universitas Negeri
Jakarta.
Pada awalnya, saya memilih Program Pendidikan Usaha Jasa
Pariwisata karena ingin meneruskan jenjang pendidikan yang saya ambil sejak SMK
di bidang pariwisata (Hospitality) lebih tepatnya Akomodasi Perhotelan. Saat sekolah di jurusan akomodasi
perhotelan, banyak sekali yang saya pelajari tentang hospitality dalam hotel.
Setelah lulus SMK, saya berpikir untuk melanjutkan ke universitas yang
sejurusan dengan yang sudah saya ambil di SMK. Saya sempat mendaftar di suatu
universitas swasta dengan jurusan management perhotelan karena saya sempat ikut
SNMPTN namun gagal, jadi saya menyiapkan cadangan universitas swasta tersebut.
Namun saya tidak putus asa, saya terus mencoba ikut tes dari universitas negeri
yaitu SIMAK UI dan Mandiri UNJ. Dan saat pengumuman, ternyata saya gagal untuk
masuk Universitas Indonesia tapi saya masuk di Usaha Pariwisata Universitas
Negeri Jakarta dan saya sangat bersyukur bisa masuk di perguruan tinggi negeri.
Alasan saya memilih meneruskan belajar ke perguruan tinggi
adalah karena saya berpikir apabila saya dapat meneruskan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, saya dapat lebih serius lagi untuk kerja di bidang
pariwisata ini. Karena saat sekolah saya belajar tentang perhotelan maka passion saya di bidang perhotelan
semakin besar namun, ketika saya di terima di Program Pendidikan Usah Jasa
Pariwisata di Universitas Negeri Jakarta yang lebih memfokuskan ke Tour and
Travel, saya sempat kurang percaya diri. Tetapi saat saya mengikuti mata kuliah
pada semester awal, yang kebanyakan
masih mempelajari seputar akomodasi , pengenalan tentang tour & travel,
belajar public speaking dan pengantar pemanduan, menurut saya itu
sangat menarik dan menyenangkan sehingga saya menjadi semangat dan percaya diri
saya untuk belajar dibidang tour&travel semakin besar terutama untuk dapat
memandu suatu perjalanan wisata.
Menurut saya dengan
belajar Tour and Travel dapat mengembangkan pengetahuan saya di bidang
pariwisata dan membuat pengalaman saya bertambah sehingga kedepannya dapat
memperoleh pekerjaan dengan lebih mudah dan sesuai passion saya di bidang pariwisata. Terlebih lagi di era globalisasi
ini, dalam sektor pariwisata banyak jenis pekerjaan yang bisa di tekuni menjadi
profesi karena Pariwisata menjadi salah satu penentu perekonomian dari suatu
Negara.
Pemandu wisata adalah
seorang yang memandu wisatawan dalam sebuah perjalanan wisata yang tugasnya
adalah memberikan informasi tentang objek wisata yang akan dikunjungi dan
beberapa informasi umum lainnya, seperti restoran, akomodasi tempat belanja dan lain sebagainya. Menurut
saya menjadi pemandu wisata atau guide merupakan
salah satu pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dalam berkomunikasi serta
harus memiliki pengetahuan tentang objek wisata dan juga seni dan budaya,
terlebih lagi menjadi guide di
Indonesia yang kaya akan seni dan budaya ini.
Di semester pertama saya kuliah di Program Pendidikan Usaha
Jasa Pariwisata, saya mendapatkan mata kuliah Pengantar Pemanduan. Pada mata
kuliah tersebut diajarkan cara mengguiding
yang baik. Mulai dari cara perkenalan diri sampai cara menyampaikan materi
dengan jelas dan menyenangkan. Lalu pada
pertengahan semester pertama diadakan City
Tour Bandung, dalam City Tour Bandung ini melibatkan angkatan 2013 dan angkatan 2014.
Angkatan 2014 dibagi menjadi dua bus dan dua materi untuk
dua tempat yang berbeda yaitu Museum KAA dan Museum Geologi dan juga ada yang
dibagi untuk guiding di bus dan saya mendapat giliran guiding di Museum Geologi . Museum
Geologi terletak di Jalan Diponegoro No.
57, Cibeunying Kaler, Bandung, Jawa Barat.
Di Museum Geologi saya , medapat giliran di Ruang Sayap
Barat tepatnya yaitu Ruang Geologi
Indonesia. Setelah saya tahu tentang pembagian tersebut, lalu saya mencari
informasi tentang apa saja yang ada di dalam Ruang Geologi Indonesia tersebut
seperti hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya dan tatanan
tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia.
Saya berusaha untuk memahami materi tersebut sebelum tiba
saat nya saya guiding agar nanti nya
saya mampu menjelaskan dan menyampaikan informasi seputar Ruang Geologi
Indonesia tersebut dengan baik dan jelas. Setiap harinya saya membaca informasi
tersebut. Sampai tiba saatnya City Tour Bandung, yang pertama saya rasakan
adalah senang, yang kedua adalah gugup.
Saat berangkat yang pertama kali guding di Bus adalah Kakak dari Usaha Jasa Pariwisata 2013. Saya
memperhatikan setiap mereka bergantian guiding
dan mempelajari teknik guiding
yang mereka pakai. Karena setiap selesai guiding
akan ada masukan dari para dosen, maka dari itu saya dapat memilah guiding yang baik dari para kakak senior
angkatan 2013.
Selama perjalanan, sesekali saya kembali mengingat-ingat dan
memahami materi yang akan saya sampaikan nanti saat tiba di Museum Geologi.
Setibanya di Museum Geologi, sebelum memulai guiding, kami istirahat terlebih dahulu untuk shalat dan makan,
setelah itu, kami di bagikan tiket untuk masuk ke Museum Geologi dan dimulai
lah guiding sesuai urutan yang telah ditentukan.
Giliran saya pun tiba, saya sangat gugup dan sedikit
gelisah, takut materi yang saya sampaikan kurang jelas dan kurang baik
penyampaiannya saat itu karena merupakan
kali pertama saya guiding. Namun, saya
sempat kecewa karena Ruang Sayap Barat pada saat itu sedang dalam renovasi jadi saya tidak bisa menyampaikan
materi dengan maksimal. Saat guiding, saya menjelaskan tentang tatanan tektonik
regional Indonesia. Walaupun ada beberapa kali tersendat karena gugup, akhirnya
saya bisa menjelaskan dengan baik dan pada saat itu saya guiding di Ruang Sayap Timur.
(Gambar 1. Saat memandu
di Museum Geologi)
Pada semester dua, Progam Pendidikan Usaha Jasa Pariwisata
mengadakan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di destinasi wisata. Destinasi
wisata yang akan menjadi tempat praktek kerja lapangan dapat dipilih bebas
sesuai keinginan mahasiswa. Maka dari itu, saya memilih Trans Studio Bandung
sebagai tempat saya menjalankan dan menyelesaikan program praktek kerja
lapangan. Awalnya, saya memilih Trans Studio Bandung karena menurut saya
merupakan suatu tantangan apa bila dapat bekerja di perusahaan besar seperti
Trans Studio Bandung tersebut, karena pasti seleksi untuk masuk ke perusahaan
tersebut juga sulit dan memerlukan proses yang panjang, selain itu juga karena
di luar kota, saya berusaha untuk hidup mandiri dan jauh dari orang tua.
Awalnya saya ingin praktek kerja lapangan di Trans Studio
Bandung di bagian ticketing atau yang lainnya yang sama dengan apa yang di
pelajari di Usaha Jasa Pariwisata, namun sayangnya saat itu Trans Studio
Bandung hanya membutuhkan magang untuk di bagian Human Resources department dan Sales
Marketing department. Saya tetap melanjutkan untuk praktek kerja lapangan
di Trans Studio Bandung dan diterima di bagian Human Resources Training & Development department
Di bagian Human Resources ini, tugas utama saya adalah
mendata setiap siswa atau mahasiswa yang ingin magang di Kawasan Terpadu Trans
Studio Bandung. Dalam rangkaian penerimaan siswa atau mahasiswa ini, ada salah
satu program yang disebut Reborn. Reborn ini
diadakan selama dua hari berturut-turut. Hari pertama adalah penjelasan atau
presentasi tentang perusahaan dan hari kedua adalah walkin’ tour ke dalam Theme
Park.
Pernah beberapa kali saya di minta untuk menggantikan Ibu
Ela selaku Training Coordinator dalam
serangkaian program Reborn tersebut. Pada hari pertama reborn, saya harus menjelaskan tentang
perusahaan di depan sekitar 15 siswa dan mahasiwa yang akan magang di Kawasan
Terpadu Trans Studio Bandung. Karena sebelumnya saya sudah sering memperhatikan
dan selalu ikut dengan Ibu Ela saat beliau menyampaikan materi-materi untuk reborn dan banyak belajar dari beliau
untuk berbicara di depan audiens saat
reborn tersebut, jadi saya bisa
menjelaskan materi-materi tersebut dengan baik.
Keesokannya, saat reborn
hari kedua saya diminta untuk mengajak 6 orang
untuk melanjutkan reborn dengan memasukin area Theme Park dan 7 orang
lainnya ke Hotel bersama Ibu Ela untuk walkin tour Hotel. Awalnya saya sempat
ragu, karena sebelumnya saya hanya pernah memandu saat City Tour dan itu pun
hanya memandu teman-teman saya. Jadi untuk Walkin Tour ini adalah kali kedua
saya dalam memandu dan benar-benar memandu orang yang baru sekali saya kenal,
sangat gugup sekaligus sangat menarik dan menyenangkan.
Di Theme Park saya
mengajak mereka untuk berkeliling theme park dan menjelaskan tentang apa saja
yang ada di dalam Trans Studio Bandung Theme Park. Pertama saya mengajak mereka
untuk mengenal zona-zona yang ada di Trans Studio Bandung. Trans Studio Bandung
ini memiliki tiga zona dengan tema dan wahana yang berbeda. Zona pertama adalah
Zona Lost City, zona ini berada di sebelah kiri kita apabila kita berdiri
menghadap amphi theater, lalu ada Zona Magic Corner yang berada di sebelah
kanan kita apabila kita berdiri menghadap amphi theater dan yang terakhir ada
Zona Studio Central tepatnya di belakang kita apabila mengahadap amphi theater.
Selanjutnya, saya
menjelaskan tentang wahana-wahana yang ada di theme park. Ada wahana-wahana
ekstrim yang paling popular dan paling diminati oleh pengunjung, diantara lain;
Yamaha Coaster, Giant Swing, Negeri Raksasa dan Vertigo. Yahama Coaster,
Vertigo dan Giant Swing ada di Zona Studio Central. Sedangkan, Negeri Raksasa
ada di Zona Magic Corner.
Tidak jarang mereka yang sedang saya ajak tur ini, bertanya
tentang para pengunjung yang sering datang ke Trans Studio Bandung ini, ada
juga yang bertanya tentang pelayanan dan fasilitas yang ada di theme park. Dan
saya bersyukur, saya mampu menjawab dan menjelaskan pertanyaan mereka dengan
baik. Dan setelah walkin tour selesai mereka terlihat senang dan menjadi akrab
dengan saya. Saat itu saya merasa senang, karena selain bisa menyelesaikan
tugas yang di berikan oleh Training Coordinator saya juga bisa mendapat
teman-teman baru.
Itulah pengalaman- pengalman saya saat memandu (guiding) yang sangat seru dan
menyenangkan. Di acara City Tour
Bandung saya mendapatkan banyak hal-hal
baru terutama tentang cara guiding
yang baik dan saa praktek kerja lapangan diTrans Studio Bandung saya banyak
belajar dan mendapatkan pengalaman berharga.
Menurut saya suka dukanya menjadi guide adalah jika di tekuni menjadi profesi, bisa dengan mudah
menjalin pertemanan dan mendapatkan relasi karena selama mengguiding pasti bertemu dengan banyak
orang dari berbagai kalangan dan profesi, lalu bisa berkesempatan untuk tour
gratis apabila menjadi guidenya,
memiliki pengetahuan yang luas terutama tentang objek-objek wisata.
Namun disamping semua
itu seorang guide juga harus mampu
menguasai bahasa asing karena pada saat ini banyak sekali turis asing yang
tertarik untuk datang ke Indonesia dan membutuhkan guide untuk memandunya
selama di Indonesia selain itu juga dengan menguasai bahasa asing dapat membuka
peluang kerja untuk ke luar negeri, harus terus update tentang segala informasi
karena bidang pariwisata itu
berkembang dan tentunya objek-objek wisata juga terus berkembang dan resiko lainnya adalah harus sering
meninggalkan keluarga.
Sekian yang dapat saya ceritakan tentang pengalaman memandu saya dan suka duka menjadi pemandu
wisata.Saya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya dan terlebih
pengalaman-pengalaman saya yang masih sedikit sekali dalam memandu. Walaupun
hanya sedikit, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf apabila
banyak kekurangan dan terimakasih.
Ardianny Nurkemalasari Arimbi
Usaha Jasa Pariwisata A 2014
Ardiannyarimbi@gmail.com
No comments:
Post a Comment