Pengalaman dan Suka Duka
Menjadi Pemandu Wisata
Banyak
orang bilang tak kenal maka tak sayang. Maka saya akan memulai tulisan ini
dengan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya Hans Muhammad
Gymnastiar, teman – teman saya biasa memanggil Hans saja. Tetapi karena nama
saya sulit untuk disebutkan, orang – orang sering salah memanggilnya menjadi
Haris atau Hanis. Jadi panggil saja saya Rehan untuk lebih mudahnya. Saya lahir
pada 3 November 1996 yang termasuk angkatan 90’an (kata orang – orang). Saya
anak ke dua dari enam bersaudara. Saat ini saya berstatus sebagai mahasiswa di
Universitas Negeri Jakarta jurusan Sejarah Program Studi Pariwisata angkatan
2014. Dan saat ini saya akan menceritakan pengalaman suka dan duka saya dalam
memandu sebuah perjalanan wisata.
Pertama
sekali saya ingin mengucapkan puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rizki dan karunianya sehingga saya masih bisa hidup hingga saat ini
dan menjalankan semua aktivitas dengan baik. Tak lupa juga saya mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Pemanduan I tentang Wisata Budaya yaitu
bapak M. Shobiriennur Rasyid yang telah memberikan ilmu yang tentunya
bermanfaat untuk saya dan yang lainnya. Dan tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih kepada orang tua dan teman – teman saya yang selalu ada disamping saya
saat saya senang dan kesusahan. Semoga dengan dibuatnya artikel ini saya bisa
semakin handal dalam memandu wisata.
Berbicara
memandu wisata atau terjun dalam dunia pariwisata sebetulnya bukan sebuah hal
yang saya inginkan pada saat saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Sebelum terjun di dunia pariwisata pun saya tidak mempunyai keahlian apa – apa,
dibandingkan teman – teman sekelas saya yang kebanyakan lulusan sekolah
pariwisata. Untuk berbicara didepan orang banyak saja saya masih gugup dan
tidak tahu harus berbuat apa. Maklumlah saya adalah seorang lulusan SMA bukan
SMK Pariwisata atau SMIP. Dulu saya bersekolah di SMA N 23 Jakarta, yang
terletak di Tomang, Jakarta Barat. Cita – cita saya sejak dulu adalah menjadi
seorang psikiater atau motivator, karena saya menilai itu adalah pekerjaan yang
mulia yang menyadarkan banyak orang supaya tidak pantang menyerah dalam hidup.
Namun saat tes masuk perguruan tinggi negeri atau singkatannya SBMPTN, saya
tidak mendapatkan jurusan yang saya inginkan yaitu Psikologi yang menunjang
cita – cita saya menjadi seorang psikiater. Saya terjun di dunia pariwisata pun
karena hobi saya yaitu jalan – jalan mencari suasana baru, karena saya tidak
suka suasana yang itu – itu saja. Jadi saya memutuskan untuk mengikuti tes
jalur mandiri di UNJ dan mengambil jurusan pariwisata. Harapan besar saya
setelah masuk di Pariwisata UNJ adalah menjadi seorang pemandu wisata yang
professional sekaligus Event Organizer yang handal. Begitulah sedikit kisah
saya saat masuk di dunia pariwisata hingga saat ini.
Pertama
tama saya ingin menceritakan pengalaman pertama saya dalam memandu wisata. Pengalaman
ini adalah pengalaman pertama saya dalam memandu wisata sekaligus menjadi
pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya sendiri. Saat memasuki semester I
awal perkuliahan dimulai saya belajar mengenai dasar – dasar ilmu pariwisata,
tentu saja untuk saya ilmu – ilmu ini asing dan saya sempat tidak bisa
mengikuti pada awalnya, maklumlah saya lulusan SMA dan tidak mempunyai dasar
ilmu pariwisata sebelumnya. Seiring berjalannya perkuliahan saya mulai bisa
mengikuti dan mengerjakan tugas – tugas dengan baik. Beberapa bulan menjalani
perkuliahan tepatnya pada akhir perkuliahan di semester I. Diadakan program
City Tour Jakarta – Bogor – Bandung via Puncak. Awalnya saya senang
mendengarnya karena saya bisa jalan – jalan melihat sesuatu yang baru untuk
saya, walaupun saya sudah sering pergi bolak – balik Bandung. Tetapi City Tour
saat itu menugaskan para mahasiswanya untuk melakukan pemanduan (guiding) dari
titik awal pemberangkatan hingga mencapai tempat yang dituju. Saya kaget betul
mendengarnya, karena saya tidak punya pengalaman apa – apa dalam memandu
wisata. Namun pada saat itu saya sudah mempunyai modal dalam berbicara didepan
umum berkat mata kuliah Komunikasi Publik yang menjadikan saya mampu berbicara
dengan baik didepan banyak orang. Perasaan saya sedikit lega, tetapi tetap saja
saya masih terfikirkan bagaimana saya bisa memandu wisata di dalam bus. Karena
saya saat itu mendapat bagian memandu di dalam bus. Untuk berbicara didepan
kelas atau presentasi saya mampu mengatasinya. Tetapi saat itu saya harus
memandu wisata di dalam bus yang bergerak. Jadi saya harus menjelaskan materi
yang sudah ditentukan sambil memperhatikan jalan supaya tidak terlewat apa yang
akan saya perlihatkan kepada wisatawan nanti.
Saya
mendapat jatah memandu wisata di bus saat sampai di daerah Citatah, Kabupaten
Bandung Barat. Sungguh merupakan tugas yang berat untuk saya. Namun saya
mencoba tenang dan memperlajari materi yang saya akan jelaskan. Dengan dibantu
para dosen, saya mulai banyak mendapatkan ilmu dasar dalam melakukan pemanduan
di dalam bus. Dengan modal pas – pas an saya berharap pemanduan yang saya
lakukan tidak mengecewakan.
Tibalah
saat City Tour dilaksanakan. Perjalanan dimulai dari titik pemberangkatan di
kampus A UNJ tepatnya di bagian depan kampus A. Bus berhenti untuk melakukan
istirahat sejenak sekalian menunaikan sholat Zuhur di masjid Atta Awun di daerah
Puncak, Bogor.
Singkat
cerita sampailah di tempat jatah saya melakukan pemanduan yaitu di daerah
Citatah. Saya mulai menjelaskan tentang Citatah dari sejarah Citatah, makanan
khas nya yaitu Peyeum gantung, dan hal – hal unik lainnya yang ada di Kabupaten
Bandung Barat, Citatah ini. Saya sempat kehabisan bahan untuk dibicarakan, jadi
saya mengambil sebuah tindakan yaitu memainkan sebuah permainan. Saat itu saya
memainkan games menjewer dan menekan titik wajah yang berada diantara kedua
alis. Tujuan games itu untuk menyingkirkan rasa sakit kepala yang kerap
mengidap seseorang saat perjalanan jauh, juga tentunya untuk menghilangkan rasa
bosan. Masih belum cukup juga saya memandu karena masih di daerah Citatah. Akhirnya saya mendapat ide untuk menceritakan
sebuah cerita menarik yang saya dapatkan saat saya mendengar ceramah di sebuah
kaset. Ayah saya memang sangat senang mendengar ceramah jadi secara tidak
langsung saya mendengar ceramah nya juga. Dan saya mengingat satu cerita yang
menurut saya menarik, jadi saya ceritakan saja kepada wisatawan saat itu. Itu
merupakan cerita tentang nilai – nilai kehidupan yang menginspirasi, saya
menceritakan dan berharap tidak hanya untuk mengisi ke kosongan materi, tetapi
juga memberikan manfaat pada para peserta wisata. Di akhir cerita saya melihat
plang yang memberi tahu bahwa daerah Citatah sudah terlewati. Saya tetap
menceritakan hingga ceritanya habis dan saya menutup pemanduan yang saya
lakukan. Saya cukup puas dengan pemanduan yang saya lakukan, karena saya melakukannya
dengan cukup baik dan dosen yang menilai juga memberi kesan positif kepada
saya. Itu merupakan hal yang membanggakan untuk saya, karena merupakan pertama
kalinya melakukan pemanduan di perjalanan dan berhasil dengan cukup baik.
Setelah
melakukan pemanduan wisata di perjalanan untuk pertama kalinya saya mulai
percaya diri dalam berbicara didepan orang banyak. Sebelumnya saya berfikir
menjadi seorang pemandu wisata merupakan pekerjaan yang tidak mudah, apalagi di
umur saya yang masih dibilang muda karena pada saat itu saya masih ber-umur 17
tahun saat melakukan pemanduan pertama. Menurut saya saat itu menjadi seorang
pemandu merupakan hal yang sulit karena kita harus menerangkan setiap objek
yang kita lewati, dan kita harus tahu persis dimana letaknya, tidak lupa juga
kita bertanggung jawab sekaligus menjadi orang pertama yang akan disalahkan
apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Tetapi main set saya berubah
ketika beberapa kali diikutsertakan dalam tour menjadi seorang tour leader yang
merangkap menjadi tour guide pula. Keinginan saya menjadi seorang pemandu
wisata yang professional mulai terlatih saat diikutsertakan dalam tour yang
memandu wisatawan langsung di dalam perjalanan. Ternyata menjadi pemandu
merupakan hal yang menyenangkan dan memberi manfaat kepada orang – orang,
karena memberikan pengetahuan tentang tempat yang akan dituju. Itu merupakan
pekerjaan mulia menurut saya, dan saya sendiri senang melaksanakannya.
Berbicara
tentang perjalanan ke Bandung, dimana saya pertama kali melakukan guiding di
dalam perjalanan. Saya ingin menceritakan pengalaman saya menjadi seorang
pemandu wisata di sebuah City Tour Bandung. Pada tour saat itu, tugas saya
menjadi seorang pemadu wisata di perjalanan. Membawa sebuah sekolah yaitu SMP 6
Depok. Saya kebagian bertanggungjawab meng-handle satu bus saat itu. Tujuan
City Tour pada saat itu adalah De’Ranch, Floating Market Lembang, dan
Cihampelas.
Perjalanan
dimulai dari titik awal penjemputan di sebuah Pangkalan TNI di Depok. Rute
perjalanan menuju Bandung melewati tol Jagorawi lalu masuk ke tol Cipularang
dan keluar di exit tol Pasteur. Saat awal perjalanan saya masih melakukan
perkenalan dengan peserta wisata dan saat itu bus berhenti sejenak di rest area
km 57 tol Jagorawi untuk melakukan SS (Stop Sebentar). Tujuan SS adalah untuk
memenuhi keinginan peserta yang ingin membuang air kecil atau besar, biasanya
tidak berlangsung lama, hanya sekitar 5 – 10 menit saja. Perjalanan dilanjutkan
dan saya mulai melakukan pemanduan di dalam perjalanan. Pertama sekali saya
menjelaskan tentang tol yang dilewati dan beberapa daerah yang dilewati seperti
Bekasi dan sekitarnya. Memasuki akhir dari perjalanan di tol dan keluar di tol
Pasteur, saya mulai menjelaskan tentang Bandung. Dari mulai sejarah Bandung
Lautan Api, sejarah beberapa bangunan di Bandung seperti Gedung Sate, Alun –
Alun Bandung dan banyak lagi. Karena saya kehabisan materi untuk dibicarakan
jadi saya menyudahi pemanduan saya. Hal yang tidak diinginkan terjadi pada saat
diperjalanan. Di jalan menuju Lembang tempat De’Ranch berada terjadi kemacetan
dan ini membuat perhitungan awal sampai di tujuan awal menjad kacau. Seharusnya
sampai di De’Ranch pukul 10 namun agak terlambat sampai pukul 11. Rencana awal
di tujuan pertama akan dilakukan outbond dan beberapa acara lainnya karena tour
saat itu adalah acara perpisahan kelas 9 yang akan melanjutkan sekolah ke
jenjang selanjutnya. Karena telat sampai di tujuan, waktu yang diberikan di
De’Ranch dikurangi menjadi 2 jam yang seharusnya 3 jam. Sempat terjadi complaint
dari pihak peserta yaitu guru, tetapi apadaya karena ini bukan keinginan kami
selaku pelaksana tour. Dengan penjelasan dari ketua tour leader kami saat itu,
guru – guru yang complaint akhirnya memaklumi ketelatan tersebut. Selesai acara
di De’Ranch kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang di RM.Sukahati.
Letaknya tidak jauh dari De’Ranch, hanya berjarak kira – kira 2 km.
(Foto bersama
rekan Tour Guide)
Saat
makan siang di RM.Sukahati, para guru meminta perpanjangan waktu disana karena
ingin mengadakan acara pelepasan yang sempat tertunda di De’Ranch, mereka
ber-alasan tempatnya memungkinkan menurut pihak guru saat itu. Sempat terjadi
perdebatan antara pihak pelaksana tour dengan peserta yaitu guru terutama,
karena bila terlalu lama di tempat makan akan mengurangi waktu di tujuan
selanjutnya yaitu Floating Market Lembang. Saya mencoba memberikan penjelasan
kepada murid – murid yang bertanya kenapa lama sekali di tempat makan tersebut,
sedangkan ketua tour leader kami bernegosiasi dengan guru – guru. Akhhirnya
diberikan waktu 45 menit disana untuk melakukan pelepasan. Selesai acara
pelepasan kami langung meluncur ke tempat selanjutnya yaitu Floating Market
Lembang. Tidak memerlukan waktu lama untuk kesana karena jaraknya tidak terlalu
jauh. Sampai di tujuan kedua kami para tour guide ditugaskan untuk mengawasi
para peserta disana. Selang beberapa saat akan selesai waktu di tujuan kedua,
makanan untuk makan malam tiba. Saat itu kami memesan makanan box untuk makan
malam peserta. Sembari memanggil para peserta untuk kembali ke dalam bus, para
rekan saya membantuk menaikan makanan ke dalam bus. Lalu kami melanjutkan
perjalanan ke tujuan akhir yaitu Cihampelas.
(Foto bersama
rekan Tour Guide)
Perjalanan
menuju Cihampelas terbilang cukup jauh dan memakan waktu lama, jadi saya
kembali melakukan pemanduan. Saat itu saya melakukan review dari apa yang sudah
dilaksanakan sebelumnya, dan juga menjelaskan kembali materi yang sudah saya
siapkan. Perjalanan tersendat karena terjadi kemacetan. Maklumlah, perjalanan
kami menuju Cihampelas sudah masuk sore hari dimana itu merupakan jam sibuk di
Bandung. Sampai di Cihampelas pukul 16.30 dan kami memberikan waktu satu
setengah jam disana untuk berbelanja oleh – oleh. Habis waktu yang kami berikan
di Cihampelas, kami mulai memanggil para peserta untuk naik ke dalam bus untuk
melanjutkan perjalanan menuju rumah masing – masing. Tidak lupa diperjalanan
saya membagikan makanan untuk makan malam, dan sedikit review tentang tour yang
telah dilaksanakan. Sudah mendekati tujuan akhir saya menyempatkan diri untuk
mengucapkan terima kasih dan melakukan penutup atas tour yang telah
dilaksanakan. Alhamdulillah tour saat itu berjalan dengan baik walaupun ada
beberapa kendala terjadi. Dan saya merasa senang karena menjadi bagian dalam
men-sukseskan tour tersebut.
Itu
merupakan beberapa pengalaman saya menjadi seorang pemandu wisata atau Tour
Guide. Bagi saya menjadi seorang Tour Guide atau Tour Leader adalah pekerjaan
yang mulia dan memberi banyak manfaat kepada para wisatawan. Selain memberikan
pengetahuan tentang tempat yang akan dituju, seorang Tour Guide juga memberikan
pengetahuan tentang tempat – tempat yang dilewati selama dalam perjalanan.
Memberikan pengetahuan, memandu peserta, memberikan pelayanan yang baik,
memberikan perhatian kepada peserta dan masih banyak lagi manfaat yang
diberikan kepada para wisatawan oleh seorang Tour Guide atau Tour Leader.
Memang
banyak orang yang bilang menjadi seorang Tour Guide adalah pekerjaan yang sulit
dan tidak menyenangkan karena kita harus senantiasa menjaga para peserta,
memberikan pengetahuan, bertanggung jawab apabila terjadi suatu hal yang tidak
diinginkan terutama bila terjadi suatu kesalahan pada perjalanan tour, seorang
Tour Guide lah yang akan menjadi orang pertama yang di complaint para peserta
tour. Benar apa yang dikatakan orang banyak bahwa menjadi seorang pemandu
wisata adalah pekerjaan yang sulit. Namun saya memandang hal tersebut sebagai
wajar. Karena menurut saya semua pekerjaan mempunyai suka dan duka nya.
Beberapa kali saya pun pernah mengalami suka dan duka menjadi seorang pemandu
wisata. Apabila mendapat suka saya merasa senang dan menjadikan pekerjaan saya
lebih mudah. Bila mendapat duka, itu menjadi pembelajaran untuk saya agar bisa
menjadi lebih baik lagi dalam memandu wisata.
Indonesia
sendiri memiliki banyak potensi dari alam, berupa kekayaan alamnya dan banyak
tempat – tempat eksotis yang tersebar di seluruh penjuru pulau di Indonesia.
Coba saja lihat di ujung Sabang Aceh, dimana terdapat banyak pulau – pulau yang
belum tersentuh tangan – tangan nakal. Seperti pulau Weh. Pantai Sawarna,
Gunung Mahameru, Yogyakarta, Baluran, Kawah Ijen, Raja Ampat, Bali, Lombok, dan
masih banyak lagi tempat – tempat menakjubkan yang bisa di datangi di Indonesia
ini. Tidak seperti Negara – Negara lain, Indonesia mempunyai kelebihan
disamping alam dan destinasi wisatanya. Indonesia juga mempunyai banyak
kebudayaan lebih dari ratusan dari suku – suku yang berbeda di pulau – pulau
berbeda. Kaya akan kebudayaan, alam, dan penduduk yang ramah. Merupakan julukan
yang sering terdengar untuk Indonesia. Namun miris kini banyak penduduk yang
mulai lupa akan kekayaan yang dimiliki bumi Indonesia ini adalah warisan yang
harus dijaga. Lihat saja yang sedang terjadi kebakaran hutan seperti di Riau.
Seperti kasus Freeport yang menguras sumber daya emas milik Negara kita sendiri
dan dipakai untuk kebutuhan orang luar sedangkan yang bekerja disana saja tidak
sejahtera hidupnya.
Terkadang
miris melihat hal tersebut. Namun apadaya, generasi muda saat ini pun hanya
kebanyakan melihat dan tidak melakukan tindakan. Yang saya lihat terjadi pada
modern ini adalah orang kebanyakan hanya memposting dan menceritakan kejadian
yang terjadi di negeri ini, semata – mata untuk mendapatkan perhatian dan
empati banyak orang, tetapi bukan hal tersebut yang diinginkan. “Sedikit bicara
banyak bertindak”. Seakan kata – kata itu kini hanya sebuah kata – kata indah
semata, tidak memiliki makna yang mendalam. Karena kebanyakan orang hanya
sekedar merasa empati dan simpati tanpa melakukan suatu tindakan nyata untuk
melakukan perubahan agar apa yang menjadi kelebihan Negara Indonesia ini
tidaklah sirna. Bayangkan saja apabila yang menjadi warisan leluhur dan
pemberian dari Tuhan YME ini diambil alih oleh orang asing. Tentu saja kita
tidak bisa berbuat apa – apa apabila hal tersebut sudah terlanjur terjadi.
Semua kekayaan, kebudayaan, keindahan alam masih bisa dinikmati, namu seakan
kita tinggal menumpang di Negara orang, dan semua menjadi tinggal kenangan.
“Semua
berawal dari niat”. Kata – kata tersebut bukanlah sekedar kata – kata indah
bagi saya. Itu merupakan modal saya untuk berubah menjadi lebih baik dan
menjadi seorang yang handal. Menjadi seorang yang handal dalam bidang
pariwisata. Setidaknya sekarang ini saya hanya bisa menjaga dan melestarikan
kekayaan Indonesia ini dan harapan besar saya ingin memajukan destinasi
pariwisata yang ada di Indonesia. Karena Indonesia memerlukan tenaga – tenaga
handal untuk mengurusi warisan Indonesia ini, jadi saya
akan menjadi salah satunya agar bisa membuat Indonesia yang lebih baik.
Hans Muhammad.G
Usaha Jasa Pariwisata 2014
4423143968
hansmgh@gmail.com
Hans Muhammad.G
Usaha Jasa Pariwisata 2014
4423143968
hansmgh@gmail.com
HALO!
ReplyDeleteIngin berprofesi sebagai Guide dan Ingin mendapatkan penghasilan tambahan? memiliki kecintaan terhadap budaya DKI Jakarta dan ingin mengenalkannya kepada masyarakat yang luas?
Ikutilah program komunitas Xplore Jakarta City (XJC) – PELATIHAN GUIDE yang diselenggarakan oleh PERWINDO. Pelatihan ini gratis dan terbuka bagi masyarakat umum di Jakarta, dan terbuka untuk orang asing yang tinggal di Jakarta.
Bagi yang berminat, Silahkan bergabung sesi pelatihan XJC - TOUR GUIDE Jakarta, di edisi FEBRUARY 2020. Rute yg akan di eksplor adalah wilayah DKI Jakarta antara lain (salah satunya) : Jakarta Selatan - Jakarta Barat - Jakarta Timur - Jakarta Utara - Jakarta Pusat. Alternatif Spot yg akan di kunjungi : Wahana Rekreasi, Edukasi, History, dan Ruang Publik/Outdoor.
T&C JOIN ===== http://bit.ly/37n4I1s -
Sesi Pelatihan ; Rabu – 19 February 2020 (from Am-Pm)
REGISTRASI KONFIRMASI JOIN KE : WA/CALL 0 8 8 2 - 3 3 3 - 2 2 2 2 2
INFO REFERENSI ; GPA1
Note :
- Kuota terbatas, Pendaftaran ditutup H-3
- Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu, disesuaikan dengan kondisi akses ke rute perjalanan dan cuaca.
Salam,
XJC.