Pengalaman Yang sangat berharga menjadi
pemandu wisata
Perkenalkan nama saya Sisca Fitri Selvi
Lestari. Sisca adalah nama panggilan saya, saya berusia 19 tahun dan saat ini
saya berkuliah di Universitas Negri Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Program
Studi Usaha Jasa Priwisata angkatan 2014 semester 3.Tidak banyak yang akan saya
ceritakan disini karna pengalaman saya sebagai pemandu wisata masih sangat
sedikit. berlatar belakang yang sangat berbeda dengan jurusan yang saya jalani
sekarang, membuat saya harus beradaptasi dan lebih bekerja keras untuk
mengimbangi rekan-rekan saya yang terlebih dahulu mengeluti bidang ini. Di
jurusan ini saya di tuntut untuk lebih terbiasa bertemu dengan orang-orang
baru. Mengasah kepercayaan diri, merangkai kata, dan membuat orang ingin
mendengar dan tertarik pada apa yang kita bicarakan itu sangatlah sulit, dan
itu sangatlah dibutuhkan oleh seorang pemandu wisata.
Pengalaman pertama saya menjadi pemandu
adalah pada semester satu yang lalu. Pada waktu itu program studi kami
mengadakan Perjalanan ke bandung tepatnya ke museum KAA (Konferensi Asia
Afrika) bukan hanya angkatan 2014 saja yang berkunjung kemuseum tersebut tetapi
angkatan 2013 juga ikut serta dalam kegiatan ini. Seluruh mahasiswa di haruskan
menjadi pemandu di dalam bus (selama perjalanan) maupun sesampainya di museum.
Tegang, takut dan malu itulah yang saya rasakan pada waktu itu. untunglah
kami telah dibagikan wiayah pemanduan. Saya kedapatan giliran di gerbang tol pasteur
hingga sampai di Museum KAA. Suatu kemudahan yang di berikan dosen kepada kami
angkatan 2014, membuat kami sibuk menghafalkan materi yang kami akan sampaikan
masing-masing. Tidak seperti senior kami yang ditugaskan untuk memandu tetapi
tidak di beri tahu rutenya.
Perjalanan
pun dimulai dari kampus kami (Universitas Negri Jakarta). satu persatu nama
pun mulai dipanggil untuk memandu, di awali dengan angkatan 2013 terlebih
dahulu, wajah kami pun berubah yang sebelumnya santai menjadi tegang dan
sibuk menghafal materi yang akan di sampaikan. Melihat rekan-rekan saya
sangatlah berani dan percaya diri membuat saya menjadi termotifasi untuk
lebih percaya diri, dan giliran sayapun tiba. Diperjalanan dari gerbang
pasteur sampai KAA saya membahas tentang sejarah tol pasteur dan bangunan di
sekitarnya, bukan hanya itu saja saya juga meinceritakan tentang keunikan
kota bandung, keseharian masyarakat sekitar yang terkenal ramah dan sopan,
taman yang terkenal di bandung seperi taman jombo, taman film, makanan khas
bandung dan wisata belanja yang ada di bandung. Hal yang membuat saya memutar
otak adalah dimana kota bandung pada waktu itu sangatlah macet dan kita tidak
dapat memperkirakan waktu disinilah pemandu wisata di tuntut untuk lebih
kreatif dan lebih mencairkan suasana yang sangatlah suntuk. Menjadi pemandu
wisata haruslah memiliki pengetahuan yang sangat luas. Tanpa di duga materi
yang saya persiapkan pas untuk mengisi kemacetan hingga kami sampai di museum
KAA. Walaupun ini pengalaman pertama saya tetapi saya cukup puas dengan apa
yang saya lalukan.Namun hal ini tidak membuat saya cepat puas dan berhenti
untuk belajar menjadi pemandu, masih banyak lagi yang harus saya perbaiki,
terlebih lagi saya sangatlah sulit untuk berdiri di depan orang banyak,
dahulu saya sangatah pemalu dan tidak terbiasa bertemu dengan orang baru.
Mungkin untuk sekarang itu yang menjadi pr saya untuk menjadi lebih baik
lagi.
Pengalaman
saya tidak berhenti sampai disitu pada semester kedua program studi kami
mengharuskan kami untuk praktek kerja lapangan (PKL). Pada pkl ini kami di
tuntut untuk dapat lebih mengasah kemampuan kami dan dapat melihat situasi
atau mempraktekan pekerjaan sebagai pemandu wista secara langsung. Saya pkl
di museum nasional atau biasa di sebut dengan museum gajah. Mendapat tempat
yang baru, suasana baru, orang baru sangat tidak mudah buat saya untuk
beraptasi dengan lingkungan terlebih lagi saya dituntut untuk menjadi
pemandu. Awalnya saya sangat terkejut di tugaska menjadi pemandu, jelas
sangat terkejut dan tidak menyangka karna jumlah koleksi di museum tersebut
sangat banyak, bayangkan jumlah koleksi yang ada berkisar kurang lebih
141.000 koleksi. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana kepala saya dapat
menghafalkan cerita atau materi sejarah dibalik koleksi-koleksi tersebut. Sebagai
awal saya di tugaskan sebagai pendambing senior pemandu dimuseum tersebut
adar kami dapar belajar bagaimana cara memandu yang baik dan dapat
menghafalkan materi yang disampaikan senior. Pihak museun tidak mengharuskan
kami untuk secepatnya menjadi pemandu, pihak museum memberi kami keleluasaan
untuk siap kapan saja kami dapat memandu.menghafal materi tentang sejarah
museum nasional. Sedikit saya ceritakan tentang berdirinya museum nasional.
Museum nasional di awali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama
Batavia Genootschap van Kunsten en Wetenschappen,didirikan oleh pemerintah
belanda pada tanggal 24 April 1778. Dengan tujuan memajukan penelitian di
bidang seni dan ilmu pengetahuan.Museum ini telah berpindah sebanyak 3 kali.
Pertama, didirikan di rumah jalan kali besar No 11 (rumah yang di berikan
oleh salah satu pendiri lembaga yang bernama Jakobus kornelius matius
adamaker) beliau bukan hanya memberikan rumahnya tetapi juga memberikan buku
hasil koleksi pribadinya,dan hal itulah yang menjadi cikal bakal museum
ini.Setelah itu pada masa pemerintahan inggris dijawa tahun 1811-1816 Letnan
Gubernur Sir Thomas Stamford Raffle meminta untuk memindahkan museum tersebut
di jalan Majapahit No3 dikarenkan isi museum tersebut sudah terlalu penuh
akan koleksi maka diputuskan untuk di pendahkan di jalan Merdeka Barat No 12
(gedung sekarang) dan baru dibuka untuk umum pada tahun 1868. Museum ini juga
sering disebut Museum Gajah karna didepan museum ini terdapat patung gajah
yang terbuat dari perunggu hadiah dari raja Chulalongkorn Nomor V saat
berkunjung dimuseum ini pada tahun 1871 pada tahun 1923. Membacanya saja
mungkin kalian sedikit malas bukan? keterbatasan menghafal juga menjadi
kendala, bagi saya menghafal adalah sesuatu yang sulit, tetapi saya
harus berusaha dan menhadapi hal ini. Pengetahuan dan daya
ingatpun sangat diasah di bidang pemanduan ini salah tahun atau tanggal saja
akan menjadi perdebatan atau masalah yang besar jika wisatawan yang di pandu
ternyata lebih tau, pasti akan merasa malu. Beluml lagi menghafal koleksi
yang ada di museum tersebut, mulai dari folklor, sejarah, tahun di temukan
hingga kegunaan benda yang ada di museum tersebut. Tentu saja tidak semua
koleksi disana harus kita tau kegunaan atau sejarahnya. pembelajaran yang
saya dapat dari para pemandu senior adalah mereka memandu dan membawa tamu ke
koleksi yang banyak dianggap menarik wisatawan. Untuk sekedar informasi
museum nasional biasanya dikunjungi oleh banyak kalangan dari sekolah
TK,SD,SMP,SMA bahkan Mahasiswa. Untuk kunjungan mahasiswa saya sebagai
anak PKL tidak di prbolehkan memandu karna kurangnya pengetahuan yang kami
miliki dan mereka pasti sangatlah sangat membutuhkan informasi yang akurat
dan detail.Di minggu ke 3 saya memberanikan diri untuk membawa anak-anak sd sangat
mengasyikan menurut saya dapat memandu mereka walaupun banyak sekali diantara
mereka yang merasa bosan, dan banyak pula yang antusias mendengarkan saya
hingga ada pula pertanyaan pertanyaan aneh. Biasanya hal seperti ini saya
menanggapinya dengan lelucon dan tidak mengagap serius. Saya memaklumi kenapa
mereka bosan berkunjung kemuseum dan saya sebagai pemandupun harus dapat
menepis anggapan bahwa berkunjung kemuseum sangatlah membosankan dengan
cerita cerita yang saya bawakan
Beda
tingkatan beda juga pemanduannya, kaliini saya mendapatkan tamu dari Taman
kanak kanak, memandu anak anak yang masih tergolong balita ini haruslah
sangat hati-hati dan sabar, dikarnakan mereka harus mendapatkan penjagaan
ekstra.Waktu memandupun tidak boleh terlalu lama dan materi yang disampaikan
tidak berat hal tersebut dapat membuat mereka bosan, binggung dan jenuh.
Waktu memandupun sangatlah sebentar yang biasanya memandu 45 menit sampai 1
jam menjadi 20 menit sampai 30 meni saja. Setelah memandu saya langsung
mengajak mereka ke kids corner ini adalah ruangan dimana anak anak tingkat TK
sampai SD kelas 3 menjalani kegiatan belajar permainan tradisional, seperti
bermain angklung, membatik, bermain congklak, gasingan, mewarnai hingga
berfoto bersama memakai pakaian adat. Pengalaman saya memandu tidak
sampai disitu, kaliini saya di tugaskan utntuk memandu anak tingkat SMP
dimana di tingkat ini anak-anak mulai tau dan mengalami masa puber, tingkat
pengetahuan dan emosipun di uji disini. Biasanya mereka lebih mengutamakan
berfoto–foto tanpa mendengarkan materi atau cerita yang saya jelaskan.
walaupun seperti itu saya tetap berusaha untuk mengatur dan berbagi cerita
kepada mereka. Biasanya yang seperti itu adalah kunjungan dari sekolah luar
kota yang niatnya hanya ingin berkunjung dan melihat lihat saja. Berbeda
dengan sekolah yang mengharuskan murid-muridnya untuk mengisi soal yg di
berikan para guru mereka, biasanya pengunjung yang sepertiini saya harus
lebih memutar otak dan menyampaikan materi yang saya tahu dan itu haruslah
sangat akurat karna menyangkut tugas para siswa tersebut. Untuk tingkatan SMA
saya belum pernah memandu.
Menjadi pemandu di Museum Nasional sangatlah menyenangkan dan menguras
tenaga, karna sedikitnya kami memandu sekali sehari bahkan rekor yang pernah
saya lakukan adalah memandu 3 kali dalam sehari. Bukan hanya itu saja seorang
pemandu juga harus mengtur emosi, pikiran dan perasan. Dimana saat kita
merasa sedih kita tidak boleh terlihat sedih dihadapan pengunjung, juga
sebaliknya, disaat kita sakit atau kurang fit kita tidak boleh terlihat
kurang sehat di depan pengunjung. Perkataan dan perbuatan juga sangatlah
penting. Seorang pemandu haruslah pandai merangkai kata dan memilih kata yang
cocok atau pantas digunakan. Begitu pula sikap dan tingkahlaku,menurut saya
menjadi pemandu wisata haruslah terlihat wibawa dan terkesan menyenangkan
agar para wisatawan atau pengunjung dapat menghargai dan mendengarkan apa
yang kita bicarakan. Pengetahuan dan wawasan juga salah satu aspek yang
penting. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan dimana saya di tuntut
untuk berubah 180 drajat dari kepribadian saya yang sangat pemalu menjadi
berani untuk berbicara di depan orang baru, dan pkl ini pun membuat saya
menjadi lebih membuka mata pengetahuan saya di bidang pariwisata khususnya
dibidang pemanduan. Melihat, merasakan serta melakukannya secara langsung
adalah pengalaman dan pembelajaran yang tak bisa dibayar oleh
apapun.Saya sangat bangga menjadi bagian dari Usaha Jasa Pariwisata, menurut
saya program studi ini membentuk kami menjadi manusia berkarakter dan
terarah. Sekian yang dapat saya bagikan semoga pengalaman saya dapat berguna
dan bermanfaat bagi kalian semua. Saya berharap pariwisata di Indonesia dapat
dan menjadi tujuan utama wisata dunia. Mohon dimaafkan apabila ada
keslahan dalam penulisan ini. Maju terus pariwisata Indonesia!
Foto saat memandu di City Tour
Foto siswa-siswi taman kanak kanak sedang memakai
pakaian adat setelah saya pandu
Foto bersama pemandu dan petinggi Museum Nasional
Nama :Sisca fitri selvi lestari
Kelas : B
Usaha Jasa Pariwisata 2014
4423143933
Perjalanan
pun dimulai dari kampus kami (Universitas Negri Jakarta). satu persatu nama
pun mulai dipanggil untuk memandu, di awali dengan angkatan 2013 terlebih
dahulu, wajah kami pun berubah yang sebelumnya santai menjadi tegang dan
sibuk menghafal materi yang akan di sampaikan. Melihat rekan-rekan saya
sangatlah berani dan percaya diri membuat saya menjadi termotifasi untuk
lebih percaya diri, dan giliran sayapun tiba. Diperjalanan dari gerbang
pasteur sampai KAA saya membahas tentang sejarah tol pasteur dan bangunan di
sekitarnya, bukan hanya itu saja saya juga meinceritakan tentang keunikan
kota bandung, keseharian masyarakat sekitar yang terkenal ramah dan sopan,
taman yang terkenal di bandung seperi taman jombo, taman film, makanan khas
bandung dan wisata belanja yang ada di bandung. Hal yang membuat saya memutar
otak adalah dimana kota bandung pada waktu itu sangatlah macet dan kita tidak
dapat memperkirakan waktu disinilah pemandu wisata di tuntut untuk lebih
kreatif dan lebih mencairkan suasana yang sangatlah suntuk. Menjadi pemandu
wisata haruslah memiliki pengetahuan yang sangat luas. Tanpa di duga materi
yang saya persiapkan pas untuk mengisi kemacetan hingga kami sampai di museum
KAA. Walaupun ini pengalaman pertama saya tetapi saya cukup puas dengan apa
yang saya lalukan.Namun hal ini tidak membuat saya cepat puas dan berhenti
untuk belajar menjadi pemandu, masih banyak lagi yang harus saya perbaiki,
terlebih lagi saya sangatlah sulit untuk berdiri di depan orang banyak,
dahulu saya sangatah pemalu dan tidak terbiasa bertemu dengan orang baru.
Mungkin untuk sekarang itu yang menjadi pr saya untuk menjadi lebih baik
lagi.
Pengalaman
saya tidak berhenti sampai disitu pada semester kedua program studi kami
mengharuskan kami untuk praktek kerja lapangan (PKL). Pada pkl ini kami di
tuntut untuk dapat lebih mengasah kemampuan kami dan dapat melihat situasi
atau mempraktekan pekerjaan sebagai pemandu wista secara langsung. Saya pkl
di museum nasional atau biasa di sebut dengan museum gajah. Mendapat tempat
yang baru, suasana baru, orang baru sangat tidak mudah buat saya untuk
beraptasi dengan lingkungan terlebih lagi saya dituntut untuk menjadi
pemandu. Awalnya saya sangat terkejut di tugaska menjadi pemandu, jelas
sangat terkejut dan tidak menyangka karna jumlah koleksi di museum tersebut
sangat banyak, bayangkan jumlah koleksi yang ada berkisar kurang lebih
141.000 koleksi. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana kepala saya dapat
menghafalkan cerita atau materi sejarah dibalik koleksi-koleksi tersebut. Sebagai
awal saya di tugaskan sebagai pendambing senior pemandu dimuseum tersebut
adar kami dapar belajar bagaimana cara memandu yang baik dan dapat
menghafalkan materi yang disampaikan senior. Pihak museun tidak mengharuskan
kami untuk secepatnya menjadi pemandu, pihak museum memberi kami keleluasaan
untuk siap kapan saja kami dapat memandu.menghafal materi tentang sejarah
museum nasional. Sedikit saya ceritakan tentang berdirinya museum nasional.
Museum nasional di awali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama
Batavia Genootschap van Kunsten en Wetenschappen,didirikan oleh pemerintah
belanda pada tanggal 24 April 1778. Dengan tujuan memajukan penelitian di
bidang seni dan ilmu pengetahuan.Museum ini telah berpindah sebanyak 3 kali.
Pertama, didirikan di rumah jalan kali besar No 11 (rumah yang di berikan
oleh salah satu pendiri lembaga yang bernama Jakobus kornelius matius
adamaker) beliau bukan hanya memberikan rumahnya tetapi juga memberikan buku
hasil koleksi pribadinya,dan hal itulah yang menjadi cikal bakal museum
ini.Setelah itu pada masa pemerintahan inggris dijawa tahun 1811-1816 Letnan
Gubernur Sir Thomas Stamford Raffle meminta untuk memindahkan museum tersebut
di jalan Majapahit No3 dikarenkan isi museum tersebut sudah terlalu penuh
akan koleksi maka diputuskan untuk di pendahkan di jalan Merdeka Barat No 12
(gedung sekarang) dan baru dibuka untuk umum pada tahun 1868. Museum ini juga
sering disebut Museum Gajah karna didepan museum ini terdapat patung gajah
yang terbuat dari perunggu hadiah dari raja Chulalongkorn Nomor V saat
berkunjung dimuseum ini pada tahun 1871 pada tahun 1923. Membacanya saja
mungkin kalian sedikit malas bukan? keterbatasan menghafal juga menjadi
kendala, bagi saya menghafal adalah sesuatu yang sulit, tetapi saya
harus berusaha dan menhadapi hal ini. Pengetahuan dan daya
ingatpun sangat diasah di bidang pemanduan ini salah tahun atau tanggal saja
akan menjadi perdebatan atau masalah yang besar jika wisatawan yang di pandu
ternyata lebih tau, pasti akan merasa malu. Beluml lagi menghafal koleksi
yang ada di museum tersebut, mulai dari folklor, sejarah, tahun di temukan
hingga kegunaan benda yang ada di museum tersebut. Tentu saja tidak semua
koleksi disana harus kita tau kegunaan atau sejarahnya. pembelajaran yang
saya dapat dari para pemandu senior adalah mereka memandu dan membawa tamu ke
koleksi yang banyak dianggap menarik wisatawan. Untuk sekedar informasi
museum nasional biasanya dikunjungi oleh banyak kalangan dari sekolah
TK,SD,SMP,SMA bahkan Mahasiswa. Untuk kunjungan mahasiswa saya sebagai
anak PKL tidak di prbolehkan memandu karna kurangnya pengetahuan yang kami
miliki dan mereka pasti sangatlah sangat membutuhkan informasi yang akurat
dan detail.Di minggu ke 3 saya memberanikan diri untuk membawa anak-anak sd sangat
mengasyikan menurut saya dapat memandu mereka walaupun banyak sekali diantara
mereka yang merasa bosan, dan banyak pula yang antusias mendengarkan saya
hingga ada pula pertanyaan pertanyaan aneh. Biasanya hal seperti ini saya
menanggapinya dengan lelucon dan tidak mengagap serius. Saya memaklumi kenapa
mereka bosan berkunjung kemuseum dan saya sebagai pemandupun harus dapat
menepis anggapan bahwa berkunjung kemuseum sangatlah membosankan dengan
cerita cerita yang saya bawakan
Beda
tingkatan beda juga pemanduannya, kaliini saya mendapatkan tamu dari Taman
kanak kanak, memandu anak anak yang masih tergolong balita ini haruslah
sangat hati-hati dan sabar, dikarnakan mereka harus mendapatkan penjagaan
ekstra.Waktu memandupun tidak boleh terlalu lama dan materi yang disampaikan
tidak berat hal tersebut dapat membuat mereka bosan, binggung dan jenuh.
Waktu memandupun sangatlah sebentar yang biasanya memandu 45 menit sampai 1
jam menjadi 20 menit sampai 30 meni saja. Setelah memandu saya langsung
mengajak mereka ke kids corner ini adalah ruangan dimana anak anak tingkat TK
sampai SD kelas 3 menjalani kegiatan belajar permainan tradisional, seperti
bermain angklung, membatik, bermain congklak, gasingan, mewarnai hingga
berfoto bersama memakai pakaian adat. Pengalaman saya memandu tidak
sampai disitu, kaliini saya di tugaskan utntuk memandu anak tingkat SMP
dimana di tingkat ini anak-anak mulai tau dan mengalami masa puber, tingkat
pengetahuan dan emosipun di uji disini. Biasanya mereka lebih mengutamakan
berfoto–foto tanpa mendengarkan materi atau cerita yang saya jelaskan.
walaupun seperti itu saya tetap berusaha untuk mengatur dan berbagi cerita
kepada mereka. Biasanya yang seperti itu adalah kunjungan dari sekolah luar
kota yang niatnya hanya ingin berkunjung dan melihat lihat saja. Berbeda
dengan sekolah yang mengharuskan murid-muridnya untuk mengisi soal yg di
berikan para guru mereka, biasanya pengunjung yang sepertiini saya harus
lebih memutar otak dan menyampaikan materi yang saya tahu dan itu haruslah
sangat akurat karna menyangkut tugas para siswa tersebut. Untuk tingkatan SMA
saya belum pernah memandu.
Menjadi pemandu di Museum Nasional sangatlah menyenangkan dan menguras tenaga, karna sedikitnya kami memandu sekali sehari bahkan rekor yang pernah saya lakukan adalah memandu 3 kali dalam sehari. Bukan hanya itu saja seorang pemandu juga harus mengtur emosi, pikiran dan perasan. Dimana saat kita merasa sedih kita tidak boleh terlihat sedih dihadapan pengunjung, juga sebaliknya, disaat kita sakit atau kurang fit kita tidak boleh terlihat kurang sehat di depan pengunjung. Perkataan dan perbuatan juga sangatlah penting. Seorang pemandu haruslah pandai merangkai kata dan memilih kata yang cocok atau pantas digunakan. Begitu pula sikap dan tingkahlaku,menurut saya menjadi pemandu wisata haruslah terlihat wibawa dan terkesan menyenangkan agar para wisatawan atau pengunjung dapat menghargai dan mendengarkan apa yang kita bicarakan. Pengetahuan dan wawasan juga salah satu aspek yang penting. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan dimana saya di tuntut untuk berubah 180 drajat dari kepribadian saya yang sangat pemalu menjadi berani untuk berbicara di depan orang baru, dan pkl ini pun membuat saya menjadi lebih membuka mata pengetahuan saya di bidang pariwisata khususnya dibidang pemanduan. Melihat, merasakan serta melakukannya secara langsung adalah pengalaman dan pembelajaran yang tak bisa dibayar oleh apapun.Saya sangat bangga menjadi bagian dari Usaha Jasa Pariwisata, menurut saya program studi ini membentuk kami menjadi manusia berkarakter dan terarah. Sekian yang dapat saya bagikan semoga pengalaman saya dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua. Saya berharap pariwisata di Indonesia dapat dan menjadi tujuan utama wisata dunia. Mohon dimaafkan apabila ada keslahan dalam penulisan ini. Maju terus pariwisata Indonesia!
Foto saat memandu di City Tour |
Foto siswa-siswi taman kanak kanak sedang memakai pakaian adat setelah saya pandu |
Foto bersama pemandu dan petinggi Museum Nasional |
Semangat terus Sisca, tak semua orang sanggup menjalani seperti apa yang dijalani oleh pemandu wisata. Suka dukanya yang kamu tulis disini sama seperti cerita Pemandu Wisata di Pagaruyung yang saya temui, tapi apapun itu kalo dijalankan dengan ikhlas pasti enjoy jalaninnya
ReplyDeleteSalam
Catur
terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya, semoga bermanfaat.
ReplyDelete