Menjadi Pemandu Wisata itu Asyik lho!
Assalamualaikum Wr. Wb.
Perkenalkan
nama saya Selvia Rizalni, nama panggilan saya Selvia. Saya yang menginjak umur
18 tahun ini, merupakan mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta dengan
program studi Usaha Jasa Pariwisata, angkatan 2014, sedang menjalani semester
3.
Saya
sebelumnya belum pernah sama sekali menjadi guide,
karena saya dulu merupakan siswi SMAN 45 Jakarta, jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial, saya belum tahu apa itu guide? Apa
saja yang dilakukan seorang guide?
Bagaimana menjadi seorang guide yang baik dan professional? Apa
yang harus pertama kali dipersiapkan untuk menjadi seorang guide?
Awalnya
sih saat saya mendaftar di Universitas Negeri Jakarta saya ingin mengambil
jurusan Sastra Inggris karena pelajaran dulu di sekolah saya sangat menyukai
pelajaran bahasa Inggris hampir disetiap pelajaran bahasa Inggris saya mendapat
nilai tinggi. Karena menurut saya pelajaran bahasa asing sangat menyenangkan
dan saya selalu bersemangat untuk bisa. Lalu, saya lihat bahwa Universitas
Negeri Jakarta terdapat jurusan Usaha Jasa Pariwisata, saya awalnya hanya iseng
saja memilih Pariwisata, karena menurut saya dan pendapat dari orang tua saya,
kenapa saya tidak memilih Pariwisata juga? Lagian di jurusan Pariwisata, saya
juga dapat mengasah kemampuan bahasa Inggris saya dengan baik.
Tetapi
yaa Allah berkata lain, saya akhirnya masuk ke jurusan Usaha Jasa Pariwisata,
saat saya tahu saya telah diterima dijurusan tersebut saya bertanya-tanya
belajar apa saja sih di Pariwisata? Setelah lulus nanti dari Pariwisata nanti
bekerja dimana? Setelah saya tahu bahwa Pariwisata juga dapat mengasah
kemampuan bahasa Inggris saya dengan membawa wisatawan asing pergi berwisata ke
objek-objek wisata di Indonesia, saya juga dapat berinteraksi langsung dengan
mereka saya jadi makin bersemangat masuk ke jurusan Pariwisata.
Saat
saya tahu bahwa skill yang dimiliki
seorang anak Pariwisata juga harus pandai menjadi pemandu wisata, setelah saya
tahu pengertian apa itu pemandu wisata dan nanti saya juga akan
mempraktekkannya didepan orang-orang banyak untuk berbicara sebagai seorang pemandu
wisata disitu saya mulai gugup dan takut. Saya mulai belajar bagaimana menjadi
seorang pemandu wisata yang baik lewat referensi yang saya dapatkan diberbagai
media massa.
Pengalaman
saya pertama kali menjadi guide yaitu
pada acara kegiatan UJP pada tanggal 2 Desember 2014 yang dilaksanakan oleh UJP
angkatan 2014 dan 2013 dengan tujuan kota Bandung. Pertama-tama saya dibantu
oleh kakak senior diberitahu apa-apa saja yang perlu dipersiapkan oleh seorang guide dan saat itu materi pembagiannya
saya harus menjelaskan tentang Cikampek. Saya sedikit ragu-ragu dan gugup
karena saya harus berbicara pada saat bis yang kami naiki sedang berjalan dan
saya pun harus berdiri dengan posisi supaya tidak terjatuh.
Hari
sebelum berangkat menuju Bandung, saya harus mencari materi-materi yang saya
akan sampaikan keesokan harinya tentang Cikampek dan saya harus memahami secara
betul agar yang saya sampaikan kepada teman-teman dapat dicerna baik dan
dimengerti.
Awalnya
saya sangat gugup harus berbicara didepan semua teman-teman saya tetapi ini
saya harus lakukan agar pertama kali menjadi pemandu dapat saya rasakan dan
akan teringat sepanjang hidup saya.
Dan
saya harus pandai merangkai kata demi kata agar tidak terjadi kesalah-pahaman
antara saya sebagai pemandu dengan teman-teman yang mendengarkan.
Pada
hari menuju Bandung, diperjalanan didalam bis saya melihat dan memperhatikan
dengan seksama kakak senior dan teman-teman saya menjadi seorang guide mereka melakukannya dengan baik
dan banyak juga humor yang mereka keluarkan agar teman-teman yang mendengarkan
tidak jenuh.
Saya
juga terus berlatih dan berlatih agar usaha saya dapat membuahkan hasil,
akhirnya giliran saya tiba menjelaskan tentang Cikampek secara detail pada saat
itu juga tubuh saya kurang sehat tetapi saya paksakan agar rasa berdebar-debar
itu hilang. Walaupun rasa gugup saya tidak kunjung padam akhirnya saya dapat
menyelesaikannya dengan baik. Setelah giliran saya sudah selesai, rasa gugup
dan takut hilang dan juga tangan saya yang awalnya keringat dingin perlahan
mulai hilang.
Tetapi
saya merasa bahwa saat memandu dalam bis kurang memuaskan bagi saya karena
masih banyak yang saya harus pelajari dan membiasakan diri berbicara didepan
orang-orang banyak. Saya juga harus menghilangkan rasa gugup dan takut tersebut
agar saat berbicara didepan orang banyak saya tidak terganggu oleh rasa takut
tadi.
Dan
saat itulah pengalaman saya pertama kali menjadi pemandu tidak akan pernah saya
lupakan dan itu akan saya ingat dalam benak saya.
Pada
saat semester 2 lalu saya melakukan Praktek Kerja Lapangan di Museum Sejarah
Jakarta atau Museum Fatahillah dalam waktu 2 bulan saat itu saya melakukan PKL
mulai bulan Mei hingga Juni 2015, saya memilih Museum Sejarah Jakarta karena
aksesnya dapat saya jangkau dan tidak sulit. Awalnya saya gugup dan ragu karena
saya menjadi pemandu untuk menjelaskan apa-apa saja yang ada di Museum Sejarah
Jakarta.
Dengan
bimbingan dari guide senior saya
dapat mengetahui dan memahami tentang benda-benda sejarah didalam museum
tersebut. Saya diberikan materi terlebih dahulu sebelum memulai memandu, saya
juga dibantu oleh teman-teman PKL saya agar dapat memahami baik dan tidak salah
paham dalam penyampaian yang saya berikan kepada pengunjung. Awalnya saat saya
mempelajari benda-benda sejarah dalam museum tersebut dan memahami materi
didalamnya saya memperhatikan guide senior
yang sedang memandu rombongan mahasiswa. Saya memperhatikan gaya bicara dan
penjelasan dari guide senior agar
saya dapat mengetahui cara memandu dengan baik seperti guide senior yang dimana mereka sudah sangat berpengalaman dan
mengetahui informasi detail dari Museum Sejarah Jakarta ini
Tiga
hari kemudian, saya mulai memiliki kemauan untuk memandu pengunjung di Museum
Sejarah Jakarta, lalu saya memberanikan diri membawa rombongan anak-anak
sekolah dan pertama kali saya menjadi pemandu di Museum Sejarah Jakarta awalnya
saya gugup tetapi lama kelamaan saya dapat terbiasa dan bercengkrama dengan
pengunjung sangat mengasyikan apalagi pengunjung anak-anak sekolah, saya juga
terkadang mengeluarkan candaan dan mereka mulai nyaman dengan saya sebagai
pemandu mereka.
Karena pada saat saya
PKL di Museum Sejarah Jakarta banyak rombongan anak-anak sekolah dari Jakarta
maupun luar Jakarta karena saat itu saya melakukan PKL dihari liburan kenaikan
kelas. Tetapi itupun membuat saya senang karena banyak pengunjung yang ingin
mengunjungi ikon dari Kota Tua ini.
Jika
berkunjung ke Kota Tua pastilah berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta karena
jika tidak ke museum ini belum dibilang jalan-jalan ke Kota Tua.
Dengan
berjalannya hari demi hari, saya mulai terbiasa dengan menjadi pemandu di
Museum Sejarah Jakarta rasa gugup itupun sudah sirna karena menurut saya
menyenangkan memandu mengajak pengunjung melihat-lihat museum dan menjelaskan
secara detail tentang museum dan mengenal pengunjung secara langsung dengan
baik.
Dari
yang saya lihat dari pengunjung Museum Sejarah Jakarta mereka lebih antusias
dengan penjara bawah tanah, sewaktu saya membimbing mereka menuju penjara bawah
tanah mereka langsung bersemangat dan rasa penasaran mereka tinggi untuk
mengetahui dan melihat penjara bawah tanah tersebut. Karena, mereka pernah
mendengar cerita dari mulut ke mulut bahwa di gedung yang pernah dijadikan
Balai Kota di kota Batavia ini didalamnya terdapat penjara wanita dan penjara
bawah tanah yang katanya didalam penjara tersebut banyak yang meninggal akibat
sakit yang mereka alami saat penjajahan pasukan VOC dulu. Pengunjung juga
antusias dengan replika pedang eksekusi, lukisan keadilan J.J Denish tahun 1660
yang dimana lukisan ini menggambarkan tiga hukuman mati seperti seorang Raja
yang dikuliti akibat korupsi, seorang bayi yang ingin dibelah tubuhnya, seorang
anak Raja yang dicongkel kedua matanya akibat berzina, rombongan pengunjung
yang saya pandu langsung terkejut akan cerita yang saya sampaikan. Karena kita
tahu bahwa hukuman mati yang dilakukan pada saat penjajahan Belanda yang
dilaksanakan di halaman depan gedung Stadhuis
Batavia ini banyak hukuman mati yang dijatuhkan kepada pemberontak,
pembunuh, perampok saat itu sangat sadis dan yang paling kejam. Dan gedung
Museum Sejarah Jakarta menjadi saksi sejarah saat hukuman eksekusi tersebut
berlangsung.
Jika
rombongan pengunjung lebih banyak maka saya dan teman-teman PKL lainnya membagi
tempat misal saya memandu dilantai 2 dan teman PKL saya dilantai 1 supaya tidak
bertabrakan karena banyaknya rombongan pengunjung. Kami juga harus bekerja
ekstra jika pada hari libur karena lebih banyak pengunjung di hari weekend daripada hari weekday.
Saya
juga pernah memandu pengunjung anggota keluarga, menurut saya lebih mudah
memandu pengunjung anggota keluarga daripada rombongan anak-anak sekolah tidak
banyak mengeluarkan tenaga hehe..
Saya Selvia saat menjadi pemandu wisata di Museum Sejarah Jakarta.
Saya
juga pernah memandu guru-guru SMP dari Kalimantan awalnya saya gugup karena
saya yang biasanya sedikit takut untuk memandu pengunjung diatas usia saya
tetapi saya langsung ditugaskan oleh senior guide
untuk memandu guru-guru SMP langsung. Mereka yang berpakaian tidak memakai
seragam agak menyulitkan saya, disitu saya bingung membedakan pengunjung lain
dengan rombongan pengunjung guru-guru SMP dari Kalimantan tersebut. Tetapi,
saat hampir selesai memandu dan setelah melihat penjara wanita saya terkejut
pengunjung rombongan guru-guru SMP tadi saya pandu bersisa hanya 6 orang saja
yang tadinya banyak menjadi sedikit mungking karena sudah lelah dan saya juga
harus paham kondisi mereka dan bersabar agar mereka nyaman berwisata di Museum
Sejarah Jakarta. Saat itu saya sedang berpuasa dan dalam kondisi puasa saya
juga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memandu pengunjung dengan senang
hati.
Saya
pun pernah memandu anak-anak Sekolah Dasar yang diberikan daftar pertanyaan
oleh guru mereka agar mereka dapat mencatat apa-apa saja yang terdapat di
Museum Sejarah Jakarta, saya pun disitu harus mendikte dengan perlahan, dengan
suara lantang agar mereka dapat memahami apa yang saya jelaskan.
Menjadi
seorang pemandu menurut saya menyenangkan karena kita bisa mengetahui karakter
pengunjung dan mengenal mereka lebih jauh misal jika pengunjungnya datang dari
luar kota kita bisa tahu daerah tempat asal mereka yang jarang kita pernah
dengar.
Waktu
saya sedang PKL di Museum Sejarah Jakarta, saya pernah bertemu pengunjung
museum yaitu seorang kakek yang dimana beliau dulunya pernah bekerja di Museum
Sejarah Jakarta karena dulunya museum ini juga pernah digunakan sebagai markas
Komisi Distrik Militer 0503 Jakarta Barat, beliau terkenang akan masa lalunya
di gedung ini. Beliau sempat terharu karena gedung ini masih terlihat elok dan
masih terlihat seperti aslinya. Beliau sempat berkata “Saya kagum dengan
anak-anak muda sekarang, diantara mereka masih peduli akan sejarah tentang
gedung ini”. Saya juga sempat terharu akan cerita beliau.
Museum
Sejarah Jakarta banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan internasional
bahkan wisatawan asing sangat banyak dan ingin tahu tentang isi cerita dari
kemegahan gedung ini. Awalnya saya ingin memandu mereka dengan menggunakan
bahasa asing tetapi saya belum cukup nyali untuk memandu mereka hehe. Jika saya
mempunyai kesempatan lagi diakan datang untuk memandu wisatawan asing, pasti
kesempatan itu saya akan ambil agar saya terus berlatih dan fasih dalam
berbahasa asing karena itu merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki
seorang pemandu wisata.
Menjadi
seorang pemandu wisata pertama kali memang sulit sama halnya belajar menaiki
sepeda awalnya kita terus jatuh dan harus berlatih serta bangkit agar kita
dapat menaiki sepeda dengan lancar tanpa jatuh dan juga dikemudian hari kita
akan mahir menaiki sepeda. Menjadi seorang pemandu wisata kita perlu tahu
bagaimana cara menjadi pemandu wisata yang baik, profesional, dapat merangkai
kata dengan baik, memakai bahasa yang tidak sulit supaya dipahami oleh
wisatawan tentu makin hari akan terbentuk sendiri karakter kita bahwa kita bisa
menjadi pemandu wisata dan dapat mempelajari banyak hal tentang keragaman
budaya Indonesia dan sejarahnya yang perlu kita gali lebih dalam agar sektor
Pariwisata Indonesia dapat lebih maju dan bersaing dengan dunia. Karena itu
kita perlu terus berlatih dan berlatih agar mendapat hasil yang maksimal untuk
menjadi seorang pemandu wisata yang berkualitas.
Sekian
cerita pengalaman tentang saya pertama kali menjadi pemandu wisata, mohon maaf
jika ada salah kata dalam penulisan. Saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Selvia
Rizalni / 4423143978
Usaha
Jasa Pariwisata 2014 Kelas B
selvia.rizalni2296@gmail.com
Tulisanya cukup jelas dan bagus untuk menjadi seorang calon pemandu wisata mungkin sebelumnya harus tau apa dan bagaimana menjadi seorang pemandu wisata
ReplyDeleteKalimatnya , cukup mudah dimengerti kok. Semangat terus ya piongg
ReplyDelete