Monday, October 5, 2015

T1_SelviaRizalni_Pramuwisata

Menjadi Pemandu Wisata itu Asyik lho!

Assalamualaikum Wr. Wb.

Perkenalkan nama saya Selvia Rizalni, nama panggilan saya Selvia. Saya yang menginjak umur 18 tahun ini, merupakan mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta dengan program studi Usaha Jasa Pariwisata, angkatan 2014, sedang menjalani semester 3.
Saya sebelumnya belum pernah sama sekali menjadi guide, karena saya dulu merupakan siswi SMAN 45 Jakarta, jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, saya belum tahu apa itu guide? Apa saja yang dilakukan seorang guide? Bagaimana menjadi seorang guide yang baik dan professional? Apa yang harus pertama kali dipersiapkan untuk menjadi seorang guide?
Awalnya sih saat saya mendaftar di Universitas Negeri Jakarta saya ingin mengambil jurusan Sastra Inggris karena pelajaran dulu di sekolah saya sangat menyukai pelajaran bahasa Inggris hampir disetiap pelajaran bahasa Inggris saya mendapat nilai tinggi. Karena menurut saya pelajaran bahasa asing sangat menyenangkan dan saya selalu bersemangat untuk bisa. Lalu, saya lihat bahwa Universitas Negeri Jakarta terdapat jurusan Usaha Jasa Pariwisata, saya awalnya hanya iseng saja memilih Pariwisata, karena menurut saya dan pendapat dari orang tua saya, kenapa saya tidak memilih Pariwisata juga? Lagian di jurusan Pariwisata, saya juga dapat mengasah kemampuan bahasa Inggris saya dengan baik.
Tetapi yaa Allah berkata lain, saya akhirnya masuk ke jurusan Usaha Jasa Pariwisata, saat saya tahu saya telah diterima dijurusan tersebut saya bertanya-tanya belajar apa saja sih di Pariwisata? Setelah lulus nanti dari Pariwisata nanti bekerja dimana? Setelah saya tahu bahwa Pariwisata juga dapat mengasah kemampuan bahasa Inggris saya dengan membawa wisatawan asing pergi berwisata ke objek-objek wisata di Indonesia, saya juga dapat berinteraksi langsung dengan mereka saya jadi makin bersemangat masuk ke jurusan Pariwisata.
Saat saya tahu bahwa skill yang dimiliki seorang anak Pariwisata juga harus pandai menjadi pemandu wisata, setelah saya tahu pengertian apa itu pemandu wisata dan nanti saya juga akan mempraktekkannya didepan orang-orang banyak untuk berbicara sebagai seorang pemandu wisata disitu saya mulai gugup dan takut. Saya mulai belajar bagaimana menjadi seorang pemandu wisata yang baik lewat referensi yang saya dapatkan diberbagai media massa.
Pengalaman saya pertama kali menjadi guide yaitu pada acara kegiatan UJP pada tanggal 2 Desember 2014 yang dilaksanakan oleh UJP angkatan 2014 dan 2013 dengan tujuan kota Bandung. Pertama-tama saya dibantu oleh kakak senior diberitahu apa-apa saja yang perlu dipersiapkan oleh seorang guide dan saat itu materi pembagiannya saya harus menjelaskan tentang Cikampek. Saya sedikit ragu-ragu dan gugup karena saya harus berbicara pada saat bis yang kami naiki sedang berjalan dan saya pun harus berdiri dengan posisi supaya tidak terjatuh.
Hari sebelum berangkat menuju Bandung, saya harus mencari materi-materi yang saya akan sampaikan keesokan harinya tentang Cikampek dan saya harus memahami secara betul agar yang saya sampaikan kepada teman-teman dapat dicerna baik dan dimengerti.
Awalnya saya sangat gugup harus berbicara didepan semua teman-teman saya tetapi ini saya harus lakukan agar pertama kali menjadi pemandu dapat saya rasakan dan akan teringat sepanjang hidup saya.
Dan saya harus pandai merangkai kata demi kata agar tidak terjadi kesalah-pahaman antara saya sebagai pemandu dengan teman-teman yang mendengarkan.
Pada hari menuju Bandung, diperjalanan didalam bis saya melihat dan memperhatikan dengan seksama kakak senior dan teman-teman saya menjadi seorang guide mereka melakukannya dengan baik dan banyak juga humor yang mereka keluarkan agar teman-teman yang mendengarkan tidak jenuh.
Saya juga terus berlatih dan berlatih agar usaha saya dapat membuahkan hasil, akhirnya giliran saya tiba menjelaskan tentang Cikampek secara detail pada saat itu juga tubuh saya kurang sehat tetapi saya paksakan agar rasa berdebar-debar itu hilang. Walaupun rasa gugup saya tidak kunjung padam akhirnya saya dapat menyelesaikannya dengan baik. Setelah giliran saya sudah selesai, rasa gugup dan takut hilang dan juga tangan saya yang awalnya keringat dingin perlahan mulai hilang.
Tetapi saya merasa bahwa saat memandu dalam bis kurang memuaskan bagi saya karena masih banyak yang saya harus pelajari dan membiasakan diri berbicara didepan orang-orang banyak. Saya juga harus menghilangkan rasa gugup dan takut tersebut agar saat berbicara didepan orang banyak saya tidak terganggu oleh rasa takut tadi.
Dan saat itulah pengalaman saya pertama kali menjadi pemandu tidak akan pernah saya lupakan dan itu akan saya ingat dalam benak saya.
Pada saat semester 2 lalu saya melakukan Praktek Kerja Lapangan di Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah dalam waktu 2 bulan saat itu saya melakukan PKL mulai bulan Mei hingga Juni 2015, saya memilih Museum Sejarah Jakarta karena aksesnya dapat saya jangkau dan tidak sulit. Awalnya saya gugup dan ragu karena saya menjadi pemandu untuk menjelaskan apa-apa saja yang ada di Museum Sejarah Jakarta.
Dengan bimbingan dari guide senior saya dapat mengetahui dan memahami tentang benda-benda sejarah didalam museum tersebut. Saya diberikan materi terlebih dahulu sebelum memulai memandu, saya juga dibantu oleh teman-teman PKL saya agar dapat memahami baik dan tidak salah paham dalam penyampaian yang saya berikan kepada pengunjung. Awalnya saat saya mempelajari benda-benda sejarah dalam museum tersebut dan memahami materi didalamnya saya memperhatikan guide senior yang sedang memandu rombongan mahasiswa. Saya memperhatikan gaya bicara dan penjelasan dari guide senior agar saya dapat mengetahui cara memandu dengan baik seperti guide senior yang dimana mereka sudah sangat berpengalaman dan mengetahui informasi detail dari Museum Sejarah Jakarta ini
Tiga hari kemudian, saya mulai memiliki kemauan untuk memandu pengunjung di Museum Sejarah Jakarta, lalu saya memberanikan diri membawa rombongan anak-anak sekolah dan pertama kali saya menjadi pemandu di Museum Sejarah Jakarta awalnya saya gugup tetapi lama kelamaan saya dapat terbiasa dan bercengkrama dengan pengunjung sangat mengasyikan apalagi pengunjung anak-anak sekolah, saya juga terkadang mengeluarkan candaan dan mereka mulai nyaman dengan saya sebagai pemandu mereka.
Karena pada saat saya PKL di Museum Sejarah Jakarta banyak rombongan anak-anak sekolah dari Jakarta maupun luar Jakarta karena saat itu saya melakukan PKL dihari liburan kenaikan kelas. Tetapi itupun membuat saya senang karena banyak pengunjung yang ingin mengunjungi ikon dari Kota Tua ini.
Jika berkunjung ke Kota Tua pastilah berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta karena jika tidak ke museum ini belum dibilang jalan-jalan ke Kota Tua.
Dengan berjalannya hari demi hari, saya mulai terbiasa dengan menjadi pemandu di Museum Sejarah Jakarta rasa gugup itupun sudah sirna karena menurut saya menyenangkan memandu mengajak pengunjung melihat-lihat museum dan menjelaskan secara detail tentang museum dan mengenal pengunjung secara langsung dengan baik.
Dari yang saya lihat dari pengunjung Museum Sejarah Jakarta mereka lebih antusias dengan penjara bawah tanah, sewaktu saya membimbing mereka menuju penjara bawah tanah mereka langsung bersemangat dan rasa penasaran mereka tinggi untuk mengetahui dan melihat penjara bawah tanah tersebut. Karena, mereka pernah mendengar cerita dari mulut ke mulut bahwa di gedung yang pernah dijadikan Balai Kota di kota Batavia ini didalamnya terdapat penjara wanita dan penjara bawah tanah yang katanya didalam penjara tersebut banyak yang meninggal akibat sakit yang mereka alami saat penjajahan pasukan VOC dulu. Pengunjung juga antusias dengan replika pedang eksekusi, lukisan keadilan J.J Denish tahun 1660 yang dimana lukisan ini menggambarkan tiga hukuman mati seperti seorang Raja yang dikuliti akibat korupsi, seorang bayi yang ingin dibelah tubuhnya, seorang anak Raja yang dicongkel kedua matanya akibat berzina, rombongan pengunjung yang saya pandu langsung terkejut akan cerita yang saya sampaikan. Karena kita tahu bahwa hukuman mati yang dilakukan pada saat penjajahan Belanda yang dilaksanakan di halaman depan gedung Stadhuis Batavia ini banyak hukuman mati yang dijatuhkan kepada pemberontak, pembunuh, perampok saat itu sangat sadis dan yang paling kejam. Dan gedung Museum Sejarah Jakarta menjadi saksi sejarah saat hukuman eksekusi tersebut berlangsung.
Jika rombongan pengunjung lebih banyak maka saya dan teman-teman PKL lainnya membagi tempat misal saya memandu dilantai 2 dan teman PKL saya dilantai 1 supaya tidak bertabrakan karena banyaknya rombongan pengunjung. Kami juga harus bekerja ekstra jika pada hari libur karena lebih banyak pengunjung di hari weekend daripada hari weekday.
Saya juga pernah memandu pengunjung anggota keluarga, menurut saya lebih mudah memandu pengunjung anggota keluarga daripada rombongan anak-anak sekolah tidak banyak mengeluarkan tenaga hehe..



Saya Selvia saat menjadi pemandu wisata di Museum Sejarah Jakarta.



Saya juga pernah memandu guru-guru SMP dari Kalimantan awalnya saya gugup karena saya yang biasanya sedikit takut untuk memandu pengunjung diatas usia saya tetapi saya langsung ditugaskan oleh senior guide untuk memandu guru-guru SMP langsung. Mereka yang berpakaian tidak memakai seragam agak menyulitkan saya, disitu saya bingung membedakan pengunjung lain dengan rombongan pengunjung guru-guru SMP dari Kalimantan tersebut. Tetapi, saat hampir selesai memandu dan setelah melihat penjara wanita saya terkejut pengunjung rombongan guru-guru SMP tadi saya pandu bersisa hanya 6 orang saja yang tadinya banyak menjadi sedikit mungking karena sudah lelah dan saya juga harus paham kondisi mereka dan bersabar agar mereka nyaman berwisata di Museum Sejarah Jakarta. Saat itu saya sedang berpuasa dan dalam kondisi puasa saya juga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memandu pengunjung dengan senang hati.
Saya pun pernah memandu anak-anak Sekolah Dasar yang diberikan daftar pertanyaan oleh guru mereka agar mereka dapat mencatat apa-apa saja yang terdapat di Museum Sejarah Jakarta, saya pun disitu harus mendikte dengan perlahan, dengan suara lantang agar mereka dapat memahami apa yang saya jelaskan.
Menjadi seorang pemandu menurut saya menyenangkan karena kita bisa mengetahui karakter pengunjung dan mengenal mereka lebih jauh misal jika pengunjungnya datang dari luar kota kita bisa tahu daerah tempat asal mereka yang jarang kita pernah dengar.
Waktu saya sedang PKL di Museum Sejarah Jakarta, saya pernah bertemu pengunjung museum yaitu seorang kakek yang dimana beliau dulunya pernah bekerja di Museum Sejarah Jakarta karena dulunya museum ini juga pernah digunakan sebagai markas Komisi Distrik Militer 0503 Jakarta Barat, beliau terkenang akan masa lalunya di gedung ini. Beliau sempat terharu karena gedung ini masih terlihat elok dan masih terlihat seperti aslinya. Beliau sempat berkata “Saya kagum dengan anak-anak muda sekarang, diantara mereka masih peduli akan sejarah tentang gedung ini”. Saya juga sempat terharu akan cerita beliau.
Museum Sejarah Jakarta banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan internasional bahkan wisatawan asing sangat banyak dan ingin tahu tentang isi cerita dari kemegahan gedung ini. Awalnya saya ingin memandu mereka dengan menggunakan bahasa asing tetapi saya belum cukup nyali untuk memandu mereka hehe. Jika saya mempunyai kesempatan lagi diakan datang untuk memandu wisatawan asing, pasti kesempatan itu saya akan ambil agar saya terus berlatih dan fasih dalam berbahasa asing karena itu merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang pemandu wisata.
Menjadi seorang pemandu wisata pertama kali memang sulit sama halnya belajar menaiki sepeda awalnya kita terus jatuh dan harus berlatih serta bangkit agar kita dapat menaiki sepeda dengan lancar tanpa jatuh dan juga dikemudian hari kita akan mahir menaiki sepeda. Menjadi seorang pemandu wisata kita perlu tahu bagaimana cara menjadi pemandu wisata yang baik, profesional, dapat merangkai kata dengan baik, memakai bahasa yang tidak sulit supaya dipahami oleh wisatawan tentu makin hari akan terbentuk sendiri karakter kita bahwa kita bisa menjadi pemandu wisata dan dapat mempelajari banyak hal tentang keragaman budaya Indonesia dan sejarahnya yang perlu kita gali lebih dalam agar sektor Pariwisata Indonesia dapat lebih maju dan bersaing dengan dunia. Karena itu kita perlu terus berlatih dan berlatih agar mendapat hasil yang maksimal untuk menjadi seorang pemandu wisata yang berkualitas.
Sekian cerita pengalaman tentang saya pertama kali menjadi pemandu wisata, mohon maaf jika ada salah kata dalam penulisan. Saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.


Selvia Rizalni / 4423143978
Usaha Jasa Pariwisata 2014 Kelas B

selvia.rizalni2296@gmail.com

2 comments:

  1. Tulisanya cukup jelas dan bagus untuk menjadi seorang calon pemandu wisata mungkin sebelumnya harus tau apa dan bagaimana menjadi seorang pemandu wisata

    ReplyDelete
  2. Kalimatnya , cukup mudah dimengerti kok. Semangat terus ya piongg

    ReplyDelete