PENGALAMAN
MEMANDU BANDUNG CITY TOUR
Sebelumnya saya ingin
memeperkenalkan diri saya terlebih dahulu, saya Mohammad Shun Farid Al fatih
mahasiswa pariwisata angkatan 2014 di Universitas Negeri Jakarta.
Sebenarnya
Saya tidak akan menjelaskan mengenai pengalaman pertama saya memandu tetapi
lebih tepatnya pengalaman kedua memandu dengan durasi yang lumayan lama, tepatnya
pada saat bulan januari 2015 saya mendapat info dari teman saya yang bernama
hadi yang sudah lama pindah dan menetap di Palembang Sumatra selatan bahwa dia
akan pergi kebandung untuk beberapa hari saja dan dia meminta saya untuk
memandu dia keliling kota bandung mungkin karena dia tau kalau saya berkuliah
di pariwisata kemudian saya mengiyakan apa yang dia katakan dengan tujuan
melatih apa yang sudah saya dapat selama kuliah satu semester dan melatih
teknik memandu saya agar lebih baik lagi dari pengalaman pertama saya memandu.
pada
tanggal 20 januari 2015 hadi memberikan info bahwa dia akan tiba di bandung
tanggal 22 januari di terminal Leuwipanjang bandung setelah mendengar kabar
tersebut saya langsung bersiap-siap untuk pergi kebandung dan menyiapkan lokasi
yang akan saya kunjungi di bandung dan materi yang akan saya berikan kepada
hadi tentang hal yang unik mengenai bandung maklum hadi baru pertama kali ke
bandung, tanggal 23 januari 2015 saya berangkat dari rumah ke terminal kampong
rambutan menggunakan trans Jakarta pada pukul 12.45 dan sampai di terminal
kampong rambutan sekitar pukul 02.00 dan mencari bis jurusan Jakarta-bandung saat
itu di dalam bus masih sepi penumpang jadi saya harus menunggu lumayan lama
sekitar 1 jam sampai bus jalan menuju bandung.
Sampai
di terminal Leuwipanjang bandung sekitar jam 5 sore kemudian saya menghubungin
hadi ternyata bisnya telat karena terkendala masalah pecah ban di tol
cipularang jadi hadi kemungkinan sampai di bandung jam 7 malam, sembari
menunggu hadi sampai saya melaksanakan sholat, mencari makan sembari bertanya
angkot menuju tempat-tempat wisata dan hotel di dekat terminal tersebut. Setelah
menunggu cukup lama akhirnya hadi sampai di terminal Leuwipanjang saya langsung
menjembut dia dan mengajak hadi untuk langsung mencari hotel di sekitar
terminal Leuwipanjang untuk lansung beristirahat karena hari sudah malam dan
besok kita akan berwisata di kota bandung. Akhirnya kamipun mendapatkan hotel
kelas melati di sekitar terminal dengan harga yang cukup murah yaitu 100 ribu
per malam dengan fasilitas yang lumayan lengkap maklum kami tidak membawa uang
yang cukup banyak untuk berwisata kesini, setelah deal dengan pemilik hotel
kami langsung mandi dan beristirahat di situ.
Pagi harinya kami bangun pagi-pagi
pukul 05.00 kami langsung bergegas untuk mandi, sarapan, dan beres-beres untuk
siap-siap menuju ke objek wisata, sekitar pukl 06.30 kami pergi kembali ke terminal untuk mencari angkot yang menuju
ke alun-alun kota bandung cukup lama kami menunggu angkot tersebut mungkin
karena masih pagi jadi angkot belum terlalu lama ngetem di terminal danlangsung
jalan untuk mengantar orang-orang ke pasar dan lain-lain, setelah menunggu
sekitar 20 menit angkot yang kami tunggu datang dan kami langsung masuk dan
berdesakan di angkot lalu kami turun di pemberhentian terakhir yaitu st.hall
dari st.hall kami jalan kaki menuju ke
alun-alun kota bandung yang lumayan jauh sekitar 15 menit berjalan dari sini
tapi kami sangat menikmati perjalanan ini kami berjalan kemudian melewati pasar
baru dan saya mulai bercerita sedikit tentang pasar baru kepada hadi, pasar baru adalah pusat perbelanjaan yang bersejarah ( sejak
1906) yaitu “ Pasarbaru Trade Center” bukan hanya terkenal sejarahnya saja
Pasarbaru Trade Center juga menjadi tujuan wisata belanja dan surga belanja
bagi para pelancong yang berkunjung ke kota ini. Selain itu Pasarbaru Trade
Center sudah menjadi barometer tempat belanja di Bandung , karena tempatnya
yang strategis yaitu di pusat kota tepatnya jalan Otista No.70 .Dengan bangunan
nan megah yang dilengkapi fasilitas modern, Pasarbaru Trade Center untuk
orang-orang yang ingin berwisata belanja , selain fasilitasnya , komoditi sandang
yang tersaji juga sangat lengkap dan murah , mulai dari busana muslim, busana casual, busana pesta, jeans, sepatu, Tas, Tekstil,
kosmetik, aksesories, batik, Perlengkapan Bayi, Perlengkapan Haji , seragam
sekolah, sprey , bed cover dan masih banyak produk lainnya. Selain
kebutuhan sandang , disini juga menyediakan oleh-oleh atau buah tangan makanan
khas Jawa barat seperti oncom tempe garing, peuyeum , pisang sale dll. Sebagai pendukung di sini juga ada
food center untuk makan bersama keluarga kerabat atau teman.
Penjelasan
diatas saya kutip dari http://www.pasarbarutradecenter.co.id/
Karena kami
tidak ingin berwisata belanja jadi kami langsung melanjutkan perjalanan menuju
alun- alun kota bandung setelah lumayan lelah kami berjalan ke alun-alun
akhirnya kami tiba juga dan melihat betapa bagusnya alun-alun kota bandung yang
sangat tertata dan sangat ramai di
alun-alun ini saya menceritakan tentang kaa yang pernah berlangsung di bandung.
Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika
(disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi
antara negara-negara Asia
dan Afrika,
yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia,
Myanmar (dahulu Burma),
Sri Lanka (dahulu Ceylon),
India
dan Pakistan
dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario.
Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April
1955, di Gedung
Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan
kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme
atau neokolonialisme Amerika
Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Ada 29 negara
yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu
mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang
sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan
mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin;
kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika
Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai
antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap
kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan
kolonial perancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka
dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.
Penjelasan
di atas saya kutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia%E2%80%93Afrika
Gambar 1 saat foto di depan alun-alun Bandung |
Gambar 2 saat foto di depaan alun-alun Bandung |
Di
alun-alun kami hanya menikmati pemandangan dan bermain di rumput sitetis yang
berada di tengah alun-alun kota bandung yang tepat berada di sebelah masjid
agung kota bandung dank arena kami sama-sama tidak suka berfoto-foto jadi kami
hanya berfoto sedikit disini lebih banyak menikmati hembusan angin dan bermain
bersama anak-anak taman kanak-kanak yang sedang bermain di alun-alun kota bandung.
Setelah puas di alun-alun kami berpindah ke objek wisata yang lain yaitu gedung
sate yang menjadi ikon kota bandung juga sebagai kantor pemerintahan dan saya
ingat kalau di sekitar gedung sate biasanya ada bis city tour dengan bentuk
mobi yang sangat menarik kemudian saya mengajak hadi ke gedung sate dan mencari
bis city tour dari alun-alun kami langsung naik angkot berwarna merah kearah
gedung sate dan perjalanan menuju ke gedung sate lumayan lama, setelah sampai
di gedung sate kami mencoba berjalan-jalan dulu di sekitar gedung sate sembari
mencari halte tempat menunggu bus city tour setelah beberapa lama menunggu bis
city tour yan kami tunggu tidak kunjung datang karena terlalu lama kamipun
memutuskan untuk makan siang dan sholat dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke
objek selanjutnya pada saat beristirahat saya bercerita sedikit tentang gedung
sate, Gedung Sate, dengan ciri
khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi
penanda atau markah tanah
Kota
Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat
di Jawa
Barat, namun juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa
bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian
depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih
berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan
Jawa Barat.
Setelah
selesai beristirahat kami melanjutkan perjalanan ke monument perjuangan rakyat
bandung yang tidak terlalu jauh jaraknya dengan gedung sate. Di perjalanan saya
menjelaskan sedikit tentang monument perjuangan rakyat bandung, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa
Barat - Jl. Dipatiukur -
yoshiewafa - Monumen ini juga dikenal
dengan istilah "Monju" (Monumen Perjuangan). Disini terdapat koleksi
peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di wilayah Jawa Barat yang ditata
di ruangan pameran tetap. Monju masih belum mengelola koleksi, merawat, serta
memublikasikan koleksi dengan optimal.
Lokasi Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat berada di Jalan
Dipati Ukur No. 48, Kota Bandung. Berhadapan dengan Gedung Sate
dan juga di depan Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad). Monumen ini berdiri
di atas tanah seluas kurang lebihnya 72.040 meter persegi dengan luas bangunan
kurang lebihnya 2.143 meter persegi. Model bangunan ini berbentuk bambu runcing
yang berpadu dengan gaya arsitektur modern. Monumen telah diresmikan
penggunaanya oleh Gubernur Jawa Barat, R. Nuriana pada tanggal 23 Agustus 1995.
Penjelasan
di atas saya kutip dari http://www.ragamtempatwisata.com/2013/07/monumen-perjuangan-rakyat-jawa-barat-jl.-dipatiukur.html
setelah
sampai di monumen perjuangan rakyat jawa barat kami masuk kedalam museum
perjuangan rakyat jawa barat dengan melihat berbagai diorama tentang perjuangan
masyarakat jawa barat saat berperang melawan penjajah.
Dari monument perjuangan rakyat jawa barat kami menuju ke
jalan dago dengan tujuan untuk membeli oleh-oleh dari bandung akses yang waktu
itu kami tempuh dengan berjalan kaki dari monument perjuangan rakyat jawa barat
ke jalan dago jaraknya tidak terlalu jauh hanya 15 menit jalan kaki dari
monument perjuangan rakyat jawa barat di perjalanan sembari berjalan dan
mengobrol saya juga memberitaukan sedikit tentang jalan dago, Jalan
Dago adalah nama
lama jalan Ir. H. Juanda di Bandung.
Walaupun saat ini nama jalan tersebut telah diubah secara resmi, penduduk
Bandung masih sering merujuk jalan itu dengan nama Dago. Sepanjang jalan ini
dapat ditemui berbagai rumah makan,
pusat perbelanjaan, butik, toko-toko dan pusat hiburan terkemuka. Selain itu juga
terdapat Rumah Sakit Santo Boromaeus dan Institut Teknologi
Bandung.
Penjelasan
tersebut saya ambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Dago
Sesampainya
di jalan dago kami mencari factory outlate di sekitar jalan dago belum sempat berjalan-jalan
jauh di jalan dago sudah terjadi hujan lebat jadi kami berteduh di depan apotek
dan membeli gorengan dan air putih 1,5 liter yang kita makan bersama dan
mencari tempat sholat setelah menunggu sekitar 20 menit hujan mulai sedikit
reda dan kita tidak jadi membeli oleh2 karena sudah terlalu sore jadi kami
memilih pergi ke taman untuk refreshing kami memilih taman yang dekat dengan jalan
dago yaitu taman pasopati atau yang sering di sebut dengan taman jomblo
jaraknya hanya sekitar 10 menit dengan berjalan kaki kami berfikir di taman
tersebut akan banyak pasangan muda mudi yang sedang nongkrong dengan
teman-temannya karena bertepatan dengan malam minggu namun ternyata tidak taman
pasopati sepi pengunjung hanya ada club skateboard saja yang sedang latihan di
lapangan skateboard yang ada di taman pasopati atau taman jomblo jadi disitu
kami hanya bisa melihat para muda mudi anggota club skateboard tetapi kami
memberanikan diri untuk mencoba belajar skateboard dengan club skateboard
tersebut dan ternyata meraka dengan senang hati mau mengajarkan kamipun sangat
senang sekali karena kami bisa bermain skateboard dan juga untuk menunggu
magrib tiba, setelah magrib tiba kami pun bergegas untuk berjalan ke
perkampungan di sekitar taman pasopati setelah menemukan masjid kami sholat dan
beristirahat sebentar setelah itu kami menuju jalan raya untuk mencari angkot
tapi ternyata tidak ada angkot yang mengarah ke terminal lagi jadi kami memilih
untuk naik taxi sampai terminal setelah sampai di terminal kami langsung ke
hotel dan langsung istirahat karenakecapean.
Keesokan
harinya kami berberes untuk kemudian pulang menuju Jakarta menggunakan bis
karena hadi ingin bermain ke rumah saya
Saya
rasa itu saja yang bisa ceritakan dan saya harap para pembaca bisa mengerti dan
memahaminya bahkan bisa dijadikan referensi atau bahan untuk mengerjakan
sesuatu yang berhubungan dengan apa yang saya ceritakan terimakasih.
MOHAMMAD SHUN FARID AL
FATIH
4423143930
USAHA JASA PARIWISATA B
`14
No comments:
Post a Comment