Pengalaman Memandu
Wisata Bahari Ramah Lingkungan
Perkenalkan nama saya Syifa Fauziyyah, usia saya 20
tahun. Saya mahasiswi semester 3 angkatan 2014,
Program Studi Usaha Jasa Pariwisata, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Jakarta.
“Pemandu Wisata” sebelumnya tidak pernah terbayangkan
oleh saya menjadi seorang pemandu wisata. Ya, karena sebelumnya saya sekolah
jurusan akuntasi di SMKN 49 Jakarta. Saat saya lulus SMK tahun 2013, saya
mengikuti tes PTN dengan program studi Akuntansi dan Manajemen. Tapi sayangnya
tidak satupun tes PTN yang lolos. Karena tidak lulus tes di berbagai PTN,
akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti tes PTN tahun depan. Di tahun
berikutnya saya mencoba lagi beberapa tes PTN dan mengambil program studi yang
sama namun tetap saja. Sampai akhirnya saya mencoba jurusan yang berbeda di dua
universitas yang berbeda . Dan saya pun diterima menjadi mahasiswi unj di tahun
2014.
Diving di Kepulauan Seribu |
Pengalaman memandu wisata di Laut merupakan hal yang
berbeda dan menyenangkan. Wilayah laut Indonesia masuk ke dalam zonasi Coral
Triangel. Indonesia sebagai negara kepulauan memeiliki pariwisata bahari yang
menjadi salah satu tujuan turis-turis asing datang berkunjung ke Indonesia. Setiap
kepulauan memiliki daya tarik dan keunikan masing-masing. Beragam spesies
menarik juga menjadi daya tarik pariwisata bahari Indonesia. Hamparan terumbu
karang yang luas dengan tingkat keberagaman spesies yang tinggi membuat
siapapun ingin melihatnya secara langsung. Selain terumbu karang Indonesia juga
memiliki beragam spesies ikan. Dari 7 penyu di duniapun 6 diantaranya berada di
Indonesia. Dan akhir-akhir ini “dive with
shark” menjadi salah satu trip
yang banyak dilirik oleh wisatawan. Menjadi pemandu wisata bahari membutuhkan
skill tambahan yaitu bisa berenang, snorkeling dan diving.
Tahun 2013 pertama kali saya memegang kegiatan wisata
bahari yaitu “My Holidays Save the World”
di Kepulauan Seribu dengan peserta SD, SMP dan SMA. Kegiatan wisata bahari ramah
lingkungan yang dilakukan saat itu adalah, bagaimana snorkeling yang baik,
penanaman mangrove, transplantasi terumbu karang dan pembuatan video my holiday
save the world. Pengalaman membawa peserta anak sekolah yaitu harus sabar.
Sabar menghadapi tingkah laku mereka, sabar juga di telponin orang tua mereka.
Nah, kegiatan ini yang membuat saya bisa berkunjung ke Pulau Rambut dan Pulau
Onrust. Karena destinasi kunjungan kami saat itu, Pulau Panggang, Pulau
Pramuka, Pulau Semak Daun dan Pulau Onrust. Untuk memasuki Pulau Rambut tidak
semua orang bisa masuk untuk berkunjung kesana, karena Pulau Rambut merupakan
kawasan konservasi. Untuk masuk kesana membutuhkan SIMAKSI (surat izin masuk
kawasan konservasi) dan tujuan yang jelas seperti penelitian. Saya beruntung
mungkin ungkapan yang pas untuk setiap perjalanan.
Foto bersama peserta My Holiday Save The World |
Selanjutnya masih di tahun 2013 saya mendapatkan
kesempatan untuk ikut dalam penelitian “Stock
Assesment Coral” di Kepulauan Seribu. Selama satu minggu saya berkeliling
di kepulauan seribu membantu mereka mengambil data kualitas air. Dari sini saya
banyak belajar mengenai kehidupan di laut. Belajar beragam jenis terumbu
karang, ikan dan moluska. Nah ini juga yang menjadi bekal saya sekarang ketika
menjadi pemandu wisata bahari, saya bisa menjelaskan beberapa jenis karang,
ikan yang biasanya ada disana dan beberapa biota yang menjadi daya Tarik utama
para wisatawan.
Di tahun 2014, saya di terima di Usaha Jasa
Pariwisata, Universitas Negeri Jakarta. Tidak tahu ini sebuah kebetulan atau
tidak. Awalnya tidak pernah terpikir akan menjadi anak Pariwisata. Walaupun
selama satu tahun menunggu saya gunakan untuk mengikuti kegiatan di laut.
Beberapa bulan saya menjadi maba, saya mendapatkan informasi untuk terbang ke Belitung
untuk mengikuti kegiatan Ekowisata Bahari. Dan ternyata disana saya juga
mendapatkan kesempatan untuk sertifikasi diving. Kesempatan yang tidak akan
saya lewatkan begitu saja. Saya beruntung mendapatkan fasilitas sertifikasi
diving untuk menambah skill saya dalam memandu wisata di laut.
Sertifikasi Diving diBelitung |
Selain itu ada beberapa pangalaman yang berkesan bagi
saya saat memandu wisata bahari. Mungkin sekitar 2 tahun lalu, saya mendapatkan
tugas untuk membantu memandu snorkeling. salah satu pesertanya yaitu anak perempuan
sekitar umur 10 tahun. Awalnya anak ini takut untuk turun snorkeling. anak ini
engga mau untuk diajak snorkeling walaupun udah dilengkapi dengan pelampung.
Sampai akhirnya saya turun, lalu meyakinkan dia bahwa snorkeling menyenangkan,
banyak terumbu karang dan ikan-ikan. Akhirnya anak kecil ini memberanikan untuk
turun dan terus pegangan dengan saya. (Oiya tips menghadapi peserta snorkeling
seperti ini, pastikan kita juga menggunakan pelampung, karena yang baru pertama
snorkeling biasanya panik, dan bisa menenggelamkan orang). Saya mencoba
menenangkannya, memakaikan masker dengan benar dan kemudian mencoba
mengajarinya bernafas dengan menggunakan snorkel sampai dia nyaman. Barulah
setelah itu saya mengajaknya snorkeling melihat kebawah, melihat indahnya bawah
laut Jakarta. Dan saat ini, anak perempuan tersebut tidak takut lagi untuk
berenang atau snorkeling di laut. Ketika ada orang yang awalnya takut untuk
snorkeling, tapi setelah itu dia sangat menyukai hal tersebut, betapa
bahagianya saya,
Menjadi pemandu wisata bahari memang harus menambah
beberapa kemampuan seperti bisa berenang, snorkeling dan diving. Kegiatan
snorkeling dan diving banyak dipilih wisatawan selain bermain banana boat atau
bermain pasir di pantai. Yang dilakukan pemandu wisata sebelum memulai
perjalanan yaitu:
-
Mengetahui kondisi cuaca sebelum memulai perjalanan
laut
-
Perkenalkan diri, rekan kerja dan lembaga
-
Menjelaskan rute dan tujuan perjalanan
-
Kendaraan yang digunakan selama perjalanan
-
Waktu tempuh perjalanan
-
Jadwal kegiatan
-
Absen peserta
-
Tanyakan kondisi kesehatan peserta
Setelah hal yang tersebut diatas barulah setelah itu
perjalanan wisata dimulai. Saat perjalanan pemandu wisata menjelaskan tentang
tujuan wisata tersebut. Hal yang paling menarik buat saya ketika menjadi pemandu
wisata bahari yaitu kegiatan snorkeling. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan
oleh pemandu wisata saat menjadi guide snorkeling
yaitu,
-
tanyakan kondisi kesehatan peserta,
-
tanyakan apakah peserta sebelumnya pernah melakukan
kegiatan snorkeling ataupun diving.
-
bagikan perlengkapan snorkeling ketika masih di darat
berupa (life jacket / pelampung,
masker, snorkel dan fins.
-
Beritahukan bagaimana cara memilih perlengkapan
snorkeling (ukuran fins dan pelampung).
-
Sampaikan kepada seserta perlengkapan snorkeling yang
sudah dipegang peserta, mejadi tanggung jawab peserta selama kegiatan
snorkeling berlangsung. Hal ini juga menjadi hal yang wajib disampaikan untuk
mencegah perlengkapan hilang.
-
Mencontohkan penggunaan perlengkapan snorkeling:
1. Life
Jacket / pelampung berfungsi untuk membantu kita mengambang dipermukaan air :
·
Penggunaaan life
jacket / pelampung yang pas,
·
Kancingkan strap-strap yang ada di pelampung
·
Pastikan nyaman menggunakan pelampung
2. Masker
berfungsi untuk melindungi mata dan hidung dari air laut, sehingga bias melihat
bawah laut dengan jelas. Snorkel berfungsi untuk bernafas melalui mulut, karena
saat snorkeling kita bernafas dari mulut.
·
pasang masker dan snorkel;
·
pakai masker menutupi mata dan hidung;
·
letakkan tali masker di atas telinga;
·
pastikan tidak ada rambut yang masuk kedalam masker,
supaya air tidak ada yang masuk ke dalam masker;
·
Setelah memakai masker berarti kita bernafas
menggunakan mulut. Jangan bernafas menggunakan hidung karena akan membuat
masker berembun dan pandangan menjadi
tidak jelas;
·
Bersihkan masker dengan air laut jika berembun;
·
Gunakan snorkel untuk bernafas;
·
Jika air masuk kedalam snorkel tiup dengan kuat supaya
air keluar;
·
Selesai digunakan, kalungkan masker di leher supaya
tidak hilang.
3. Fins (kaki
katak) berfungsi untuk memudahkan kita saat berenang di laut.
·
Pilih dan gunakan fins
yang pas dan nyaman digunakan;
·
Gunakan fins saat mau turun ke laut;
·
Jangan berjalan maju saat menggunakan fins,
berjalanlah mundur atau menyamping. Hal ini dilakukan supaya fins tidak patah;
·
Perhatikan kayuhan fins
saat snorkeling, jangan sampai menginjak atau menyenggol terumbu karang.
Setelah menjelaskan penggunaan alat-alat snorkeling.
pemandu wisata juga harus menyampaikan prosedur saat melakukan aktifitas snorkeling seperti:
-
Tidak mematahkan terumbu karang karena terumbu karang
mnghasilkan kerangka kapur, rumah bagi ikan-ikan dan waktu pertumbuhan karang
yang lama yaitu maksimal 10 cm/tahun;
-
Perhatikan kayuhan fins
/ kaki katak kita jangan sampai kita mengaduk dasar pasir / lumpur pada dasar
perairan dan jangan sampai mematahkan terumbu karang;
-
Tidak mengganggu biota laut dengan memegangnya karena
biota laut sensitive dengan benda asing, sehingga akan bergerak agresif jika
tersentuh. Biota laut tertentu dapat mengeluarkan racun melalui lender, jarum,
sengatan dan bagian tubuh lainnya yang berbahaya bagi manusia.
-
Tidak memberi makan biota yang ada dilaut, kegiatan
ini biasa dilakukan oleh wisatawan supaya ikan-ikan mendekat. Namun pada
kenyataannya dengan kita memberikan makanan kepada biota laut diperairan
terbuka, kita akan mengganggu keseimbangan alam yaitu merubah pola makan biota
laut.
-
Berenang tidak terlalu dekat dengan terumbu karang.
Terkadang ada biota laut yang bersembunyi dibalik terumbu karang. Dengan selalu
menjaga jarak berarti kita aman, jika ada biota laut yang muncul secara
tiba-tiba. Dan kemungkinan kita untuk menginjak karang juga kan sangat kecil.
-
Gunakan pelampung bagi pemula. Pelampung membantu kita
agar mengapung walaupun dalam keadaan lelah.
-
Tidak membuang sampah kelaut, keindahan laut akan
hilang dengan banyaknya sampah. Sampah juga membahayakan biota laut seperti
penyu. Banyak penyu mati karena memakan sampah plastic bening yang dianggap
makananya yaitu ubur-ubur.
Nah hal-hal yang tersebut diatas merupaka hal yang
biasa dilakukan untuk melakukan pemanduan wisata bahari yang ramah lingkungan.
Banyak pengalaman menarik yang bisa saya jadikan materi untuk menjadi pemandu, walaupun
saya sedang tidak memandu di laut. Karena semua ini menyatu, berkesinambungan,
terkoneksi. Apapun bisa di jadikan materi untuk melaksanakan kegiatan
pemanduan, tergantung dari sisi mana kita mengambil keunikan dan dengan cara
apa kita menyampaikannya.
Pengalaman memandu wisata dilaut memberikan saya
banyak kesempatan berharga. Kesempatan mengenal banyak teman baru dari berbagai
kalangan mulai dari pejabat pemerintahan, LSM, pegawai kantor, praktisi,
organisasi sampai anak sekolah. Hal ini
memudakan saya mendapatkan jaringan koneksi pertemanan. Selain itu saya juga
mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai keidupan dilaut. Belajar
snorkeling, diving, mengenal beberapa jenis karang, ikan, moluska, mangrove,
lamun dan mengambil data kualitas air.
Beberapa orang mungkin banyak yang mempunyai keinginan
untuk berwisata ke Wakatobi, Maratua ataupun Belitung. Saya bisa mendapatkan
kesempatan mengunjungi beberapa destinasi wisata bahari yang menarik sebagai
pemandu wisata, penelitian dan kegiatan lainnya. Sebagai pemandu wisata,
buatlah customer kita merasa nyaman.
Harus sabar dan mencoba mengerti mereka. Disaat customer merasa puas dengan perjalanan wisata yang kita bawa, tidak
menutup kemungkinan mereka akan memberitahukan kepada orang lain tentang jasa
yang mereka dapat selama perjalanan. Perbanyak menambah informasi dan interaksi
dengan orang lain, untuk memudahkan kita menjadi pemandu wisata. Buatlah suatu
keunikan yang berbeda untuk menjadi daya tarik. Bahagia, sedih, bosan, senang,
lelah, letih, sulit, mudah, perasaan menjadi pemandu wisata tergantung
bagaimana kita menjalaninya dan dari sudut pandang mana kita melihatnya.