WISATA BUDAYA & SEJARAH PONOROGO
JEFTA KURNIAWAN
4423143913
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI USAHA JASA PARIWISATA
TAHUN 2014 (B)
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai WISATA BUDAYA & SEJARAH PONOROGO.
Adapun
makalah dokumen perjalanan mengenai WISATA BUDAYA & SEJARAH PONOROGO. ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya
kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca mengenai WISATA
BUDAYA & SEJARAH PONOROGO..
Jakarta, 20 November 2015
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. iv
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..
1.2 Tujuan Penulisan …………………………………………..……………
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………..
KESIMPULAN & SARAN ………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bayak nya tempat-tempat
wisata lokal yang indah yang berada di Indonesia, wisata Indonesia adalah
wisata yang biasa menjual wisata alam nya, wisata budaya, wisata pendidikan,
wisata sejarah dan lain-lain. Salah satu nya wisata yang berada di ponorogo
jawa timur, dan disana kita bisa melihat wisata budaya, alam dan sejarah nya.
B. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan Makalah ini
adalah untuk menjelaskan tentang wisata-wisata yang ada di ponorogo jawa timur,
tentang wisata wisata tersebut saya akan menjelaskan wisata sejarah dan budaya
secara detail dan lengkap, agar sang pembaca bisa mengetahui tengtang indah nya
alam indonesia serta ilmu sejarah dan budaya nya terutama di daerah ponorogo.
BAB
II PEMBAHASAN
Asal-usul nama
Ponorogo bermula dari kesepakatan dalam musyawarah bersama Raden Bathoro Katong, Kyai
Mirah, Selo
Ajidan Joyodipo pada
hari Jum'at saat bulan purnama, bertempat di
tanah lapang dekat sebuah gumuk (wilayah katongan sekarang). Dalam musyawarah
tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan dinamakan Pramana
Raga yang akhirnya berubah menjadi Ponorogo.
Kabupaten
ponorogo adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia.Kabupaten ini terletak di sebelah barat dari provinsi
Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah atau
lebih tepatnya 200 km arah barat daya dari ibu kota provinsi Jawa Timur, Surabaya.
Kabupaten ini
terletak di koordinat 111° 17’ - 111° 52’ BT dan 7° 49’ - 8° 20’ LS dengan ketinggian antara 92
sampai dengan 2.563 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah
1.371,78 km
Pada
tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus
Penduduk, jumlah
penduduk Kabupaten Ponorogo adalah 855.281 jiwa.
Curah hujan terendah
terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September. Suhu di Kabupaten Ponorogo sepanjang
tahun relatif sama dengan suhu rata-rata tertinggi 32.2 °C dan suhu rata-rata
terendah 23.9 °C
Ponorogo berasal dari dua kata yaitu pramana dan raga. Pramana berarti daya kekuatan, rahasia hidup, sedangkan raga berarti badan, jasmani.
Kedua kata tersebut dapat ditafsirkan bahwa di balik badan manusia tersimpan
suatu rahasia hidup (wadi) berupa olah batin yang mantap dan mapan
berkaitan dengan pengendalian sifat-sifat amarah, aluwamah / lawamah, shufiah dan muthmainah.
Manusia yang memiliki kemampuan olah
batin yang mantap dan mapan akan menempatkan diri di manapun dan kapanpun
berada. Namun ada pula yang menyebutkan bahwa pono berarti
melihat dan rogo berarti badan, raga, atau diri. Sehingga arti
Ponorogo adalah "melihat diri sendiri" atau dalam kata lain disebut
"mawas diri".
Untuk
bahasa yang
digunakan di Kabupaten Ponorogo adalah bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi, dan bahasa Jawa
Madiun sebagai
bahasa sehari-hari
Kabupaten
Ponorogo juga dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini
merupakan daerah asal dari kesenian
Reog.
Dan tidak hanya kesenian saja ponorogo juga dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki
banyak pondok pesantren, terutama yang terkenal
adalah Pondok
Modern Darussalam Gontor yang terletak di desa Gontor,
kecamatan Mlarak.
Hari jadi
Kabupaten Ponorogo diperingati setiap tanggal 11 Agustus, karena pada
tanggal 11 Agustus 1496, Bathara Katong diwisuda/dinobatkan
sebagai adipati pertama Kadipaten Ponorogo.
Pada
tahun 1837, Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah
menjadi Kabupaten Ponorogo. Semenjak tahun 1944 hingga sekarang Kabupaten Ponorogo sudah berganti
kepemimpinan sebanyak 16 kali.
Dan setiap tahun
pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten
Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara yang berupa pesta rakyat, yaitu Grebeg Suro. Pada pesta
rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya ada Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah, Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.
SEJARAH
PONOROGO
Menurut Babad
Ponorogo, berdirinya Kabupaten Ponorogo dimulai setelah Raden Katong sampai di
wilayah Wengker. Pada saat itu Wengker dipimpin oleh Suryo Ngalam yang dikenal
sebagai Ki
Ageng Kutu.
Raden Katong
lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman (yaitu di dusun
Plampitan Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan sekarang).
Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan, yang datang
silih berganti, Raden Katong, Selo Aji, dan Ki Ageng Mirah beserta pengikutnya
terus berupaya mendirikan pemukiman.
Tahun 1482 – 1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan
dengan menyusun kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat
teratasi, pendekatan kekeluargaan dengan Ki
Ageng Kutu dan
seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil.
Dengan persiapan
dalam rangka merintis kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong (Raden
Katong) dapat mendirikanKadipaten
Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadi adipati yang pertama.
Kadipaten Ponorogo berdiri pada tanggal 11 Agustus 1496, tanggal inilah yang kemudian di tetapkan sebagai hari
jadi kota Ponorogo. Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam atas dasar
bukti peninggalan benda-benda purbakala berupa sepasang batu gilang yang
terdapat di depan gapura kelima di kompleks makam Batara Katong dan juga
mengacu pada buku Hand book of
Oriental History. Pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala
memet berupa gambar manusia yang bersemedi, pohon, burung garuda dan gajah.
Candrasengkala memet ini menunjukkan angka tahun 1418 Saka atau tahun 1496 M. Sehingga dapat ditemukan hari wisuda Bathoro Katong
sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo yaitu hari Minggu Pon, tanggal 1 Besar 1418 Saka bertepatan tanggal 11 Agustus 1496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya melalui seminar Hari Jadi Kabupaten
Ponorogo yang diselenggarakan pada tanggal 30 April 1996 maka penetapan tanggal 11 Agustus
sebagai Hari Jadi Kabupaten Ponorogo telah mendapat persetujuan DPRDKabupaten Ponorogo.
Dan sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah pimpinan Raden
Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada tahun 1837 Kadipaten Ponorogo pindah dari
Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang.
Kepala Daerah
Berikut
nama-nama bupati Ponorogo sejak 1944 hingga sekarang
R. Tjokrodiprodjo
|
R. Prajitno
|
R. Moehamad Mangoendipradja
|
R. Mahmoed
|
R.M. Harjogi
|
R. Dasoeki Prawirowasito
|
R. Soejoso
|
R. Soedono Soekirdjo
|
H. Soemadi
|
Drs. Soebarkah Poetro Hadiwirjo
|
Drs. R. Gatot Soemani
|
DR. H.M. Markum Singodimedjo
|
H. Muryanto, SH, MM
|
H. Muhadi Suyono, SH, MSi
|
Sungguh indah alam Indonesia ini terutama di daerah
ponorogo, disana terdapat banyak tempat-tempt menarik untu di kunjungi, dengan
alam nya yang bagus budaya nya yang masih terjaga serta warga nya yang masih
mau menjaga lingkungan nya, jadi disana terdapat banyak wisata wiasata yang
indah dan menarik untuk di kunjungi. Salah satu wisata yang ada di ponorogo
jawa timur Kabupaten
Ponorogo memiliki daya tarik wisata baik berupa objek dan budaya yang berkisar
± 30 daya tarik wisata. Bentuk objek tersebut ada 2 yaitu alam dan buatan.
Meski masih merupakan daerah yang belum begitu berkembang, namun pariwisata
Kabupaten Ponorogo sudah mampu menarik wisatawan baik lokal, nusantara maupun
wisatawan mancanegara.
Mari saya akan mejeaskan tengtang
wisata-wisata yang yang sudah saya seutkan di atas tadi pertama ada wisata
.
Taman Wisata
Ngembag adalah taman wisata yang terletak di Kelurahan Ronowijayan Kecamatan Siman sekitar 3
km di sebelah timur dari pusat kota Ponorogo. Taman ini terdiri dari sumber air yang dilengkapi
dengan taman bermain dan kolam renang anak. Sebelumnya Ngembag dikenal sebagai
mata air yang tak terawat. Kemudian oleh Pemkab Ponorogo diubah sebagai taman
kota yang dilengkapi dengan kolam renang anak dan juga beberapa permainan
anak-anak.[21]
Air Terjun
Pletuk atau juga dikenal dengan nama Coban Temu adalah air terjun yang terletak
di Dusun Kranggan, Desa Jurug, Kecamatan Sooko, sebelah
tenggara dari pusat kota Ponorogo atau lebih tepatnya sebelah selatan dari Kecamatan Pulung. Air terjun
ini memiliki ketinggian sekitar 30 m dan berada di atas ketinggian 450 meter di
atas laut. Kawasan ini dikelilingi oleh perbukitan yang menjulang tinggi, dan
ditumbuhi sejumlah tanaman.[22]
Gunung
Bayangkaki adalah gunung yang tak aktif yang terletak di Ponorogo Jawa Timur,
tepatnya di Desa
Temon, Kecamatan Sawoo. Gunung
Bayangkaki memiliki empat puncak, yakni Puncak Ijo (Gunung Ijo), Puncak Tuo
(Gunung Tuo), Puncak Tumpak (Puncak Bayangkaki) dan Puncak Gentong (Gunung
Gentong). Di balik indahnya alam dan kokohnya batu-batu besar yang menjulang,
Bayangkaki memiliki berbagai keunikan dan masih diselimuti dengan mitos yang
terus berkembang dalam masyarakat sampai sekarang. Salah satu mitos yang
berkembang dalam masyarakat adalah ketika Puncak Gentong sudah terbakar tanpa
sebab berarti musim penghujan akan segera tiba.[23]
Air terjun
Juruk Klenteng atau air terjun Tumpuk adalah air terjun yang terletak di Desa
Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten
Ponorogo. Air terjun ini berlokasi di perbatasan Ponorogo dan Trenggalek. Dinamakan air terjun Juruk Klenteng karena tempatnya
yang menjuruk kedalam dihimpit dua tebing gunung bebatuan. Air terjun ini
memiliki ketinggian sekitar 45 meter ini. Pada ujung bawah air terjun terdapat
sendang yang airnya terlihat hijau yang disebut kedung. Menurut mitos, kedung
atau lubuk tersebut adalah tembusan ke laut selatan.[24]
Gua Lowo
terletak di Kecamatan Sampung, sekitar 20 km
dari pusat kota Ponorogo. Air terjun ini dinamakan Gua Lowo
karena dihuni oleh banyak kelelawar. Kelelawar yang hidup di dalam gua ini bebas dan tidak
mengganggu masyarakat setempat. Dalam gua ini juga ditemukan situs arkeologi
yang memiliki nilai arkeologis tinggi. Lingkungan sekitar gua ini sangat alami
dan dikelilingi oleh pepohonan dan batu-batuan.[25]
Hutan wisata
Kucur atau taman wisata Kucur adalah hutan wisata yang terletak di Kecamatan Badegan, sekitar 20 km
ke barat. Ada sumber air (kucur) di tengah hutan jati yang juga berfungsi
sebagai taman nasional dan
tempat perkemahan. Selain itu, karena lokasinya yang strategis, yang terletak
di antara jalan Jawa Timur dan Jawa Tengah, taman wisata
Kucur sering menjadi tempat beristirahat oleh siapa saja yang melakukan
perjalanan.
Air terjun Toyomerto atau dikenal juga dengan sebutan air terjun Selorejo
terletak di Dusun Toyomerto, Desa
Pupus, Kecamatan Ngebel, sekitar 35 km
dari pusat kota. Akses ke air terjun ini medannya cukup sulit, menanjak penuh
kelok dengan kanan kiri tebing curam dan membutuhkan kerja eksta untuk menuju
ke sana. Namun hal itu dapat membawa pengalaman yang berbeda bagi para
petualang.[27] Air
terjun ini terdiri dari 2 tingkat air dalam satu aliran yang jatuh dari tebing
batu. Masing-masing tingkatan memiliki ketinggian 25 hingga 30 meter. Untuk
tingkat pertama dikenal dengan nama Air Terjun Selorejo Atas dengan ukuran yang
lebih besar dibandingkan dengan tingkat kedua. Untuk tingkat kedua dikenal
dengan nama Air Terjun Selorejo Bawah. Pada Selorejo atas dindingnya dapat
dipanjat.
Telaga
Ngebel Objek wisata ini berada di Kecamatan Ngebel yang
terletak 24 Km ke arah timur laut Ponorogo. Telaga Ngebel berada di lereng
Gunung Wilis dengan ketingian 734 meter dari permukaan laut dan suhu 22ºC –
32ºC. Luas permukaan telaga ini sekitar 1,5 Km, dikelilingi oleh jalan
sepanjang 5 Km. Kawasan ini memiliki panorama yang menakjubkan, udara yang
sejuk dengan kondisi alam yang masih perawan yang menyimpan sejuta potensi
untuk digali..
Gua
Mingging Terletak di Kecamatan Sawoo, ± 20 Km dari pusat
kota.
Air
Terjun Platuk / Coban Temu,Terletak di Kecamatan Sooko, ± 30
Km dari pusat kota.
Buatan
Manusia (museum, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata
petualangan alam, taman rekreaksi, dan tempat hiburan)
Reog
Ponorogo, salah satu dari banyak nya kesenian di Ponorogo, Ponorogo
memiliki banyak sekali kesenian daerah, salah satu yang terkenal adalah Reog.
Seni Reog merupakan rangkaian tarian yang terdiri dari tarian pembukaan dan
tarian inti. Tarian pembukaan biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani
dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Berikutnya adalah
tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda.
Tarian pembukaan
lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan
lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian
pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi
di mana seni reog ditampilkan.
Jika berhubungan dengan
pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan
khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan terakhir adalah singa
barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang
terbuat dari bulu burung merak.
Namun adegan dalam seni
reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada
interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan
kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas
dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan.
Grebeg
suro,
Peristiwa ritual budaya yang sekaligus menjadi ajang pesta rakyat Ponorogo.
Diadakan tiap menjelang bulan Suro, biasanya dimulai seminggu sebelum tanggal 1
Suro ditandai dengan aneka kegiatan lomba maupun pameran dan diakhiri dengan
larungan di Telaga Ngebel. Berikut acara yang diselenggarakan setiap Perayaan
Gerebeg Suro:
Festival
Reog Ponorogo tingkat nasional, Festival ini
diselenggarakan, selain mempertahankan budaya dan ciri khas Kabupaten Ponorogo
juga sebagai pendongkrak jumlah wisatawan. Peserta yang turut memeriahkan HUT
Kabupaten Ponorogo ialah daerah yang notabene jauh dari jawa, terutama
Ponorogo, Jawa Timur.
Lintas
Sejarah / Kirab Pusaka, ini dimaksudkan untuk mengenang
perpindahan kadipaten atau pusat pemerintahan dari kediaman bathoro katong
menuju kantor Kabupaten yang sekarang. Yang ikut serta dalam kirab sejarah
adalah sesepuh Ponorogo yang membawa benda-benda pusaka, pemimpin daerah dan
kepala dinas yang bertugas, serta Kakang Senduk yang mewakili Kabupaten
Ponorogo sebagai Duta Wisata.
Festival
Kakang Senduk, Acara ini digelar jauh hari sebelum
Grebek suro. Merupakan suatu festival yang mencari calon duta wisata yang mampu
mempromosikan dan menjaga hubungan dengan duta wisata lainnya sehingga tercipta
keharmonisan masyarakatnya terutama di bidang Pariwisata.
Larungan
/ Larung Sesaji, Larungan merupakan upacara persembahan
sebagai ucapan rasa syukur dalam bentuk (melarung) mendorong tumpeng, makanan
dan kurban ketengah telaga.
Gajah-gajahan,
Kesenian ini berupa arak-arakan musik dan patung gajah. Di dalam patung gajah
tersebut ada beberapa orang yang menggerakkan patung tersebut agar bisa
berjalan. Di atasnya ada 2 orang anak. Kesenian ini banyak dipengaruhi oleh
budaya Islam.
Odrot,
Seni musik yang dipengaruhi oleh seni pertunjukkan Islam. Biasanya dipentaskan
pada saat hajatan pernikahan atau sunatan.
Kongkil,
Seni yang memadukan unsur tari dan musik tradisional. Kesenian ini biasanya
dipentaskan kurang dari 10 orang penabuh gamelan dan penari. Dan kekhasannya
adalah alat musiknya berupa bambu besar yang ditiup.
Wayang
Kulit, Kesenian khas jawa ini selalu dipentaskan pada malam
bulan purnama di Paseban Aloon-Aloon Kabupaten Ponorogo. Hal ini merupakan
suatu bentuk pelestarian budaya jawa di Ponorogo.
WISATA
BUAH-BUAHAN / ARGOL
Agrowisata
Jeruk Keprok, Pulung, Kabupaten Ponorogo dikenal secara luas
sebagai sentra produksi buah jeruk, khususnya Jeruk Keprok Pulung. Jeruk Keprok
Pulung sudah mempunyai pasar yang baik di kota-kota besar di Pulau Jawa. Ini
sebagai salah satu penopang kebutuhan keluarga dan bahkan juga sebagai sumber
ekonomi keluarga.
Agrowisata
Jeruk Sipon / Siem, Ponorogo, Jeruk Sipon (Siem
Ponorogo) merupakan sekitar dari 40 % dari populasi jeruk di Kabupaten
Ponorogo. Jeruk Sipon (Siem Ponorogo) banyak dibudidayakan petani pada wilayah
dengan ketinggian antara 100 – 400 meter dari permukaan air laut, yaitu berada
di Kecamatan Balong, Slahung, Jambon dan Sambit.
Ciri-ciri jeruk keprok siem Ponorogo atau yang dikenal dengan jeruk sipon antara lain rasa buah manis dan segar, keadaan permukaan kulit halus dan rata, kulit buah tipis, dan tingkat kekerasan buah lunak.
Ciri-ciri jeruk keprok siem Ponorogo atau yang dikenal dengan jeruk sipon antara lain rasa buah manis dan segar, keadaan permukaan kulit halus dan rata, kulit buah tipis, dan tingkat kekerasan buah lunak.
Agrowisata
Durian dan Nangka, Agrowisata yang satu ini memang tidak
begitu dikenal layaknya agrowisata lain, namun durian dari Kabupaten Ponorogo,
khususnya Ngebel sangat tebal dan lezat. Sehingga banyak konsumen yang
jauh-jauh datang dari luar daerah hanya untuk membeli buah Durian Ngebel. Namun
sayangnya buah ini merupakan buah musiman, jadi memikili high season dan low
season. Selain itu ada juga nangka.
·
Wikipedia.ponorogo.com/28/12/15
pukul 12:00
·
ponorogopedia.budaya-ponorogo.com/28/12/15 pukul 12:15
·
Sumber data: Dinas
Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo, di akses tgl 28/12/15 pukul
12:30
·
Sumber data : Dinas
Pertanian Kabupaten Ponorogo, di akses tgl 28/12/15 pukul 12:30
Kebudayaan dan
adat-istiadat masyarakat Ponorogo dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat-istiadat
masyarakat Jawa Tengah. Beberapa budaya masyarakat Ponorogo adalah Larung
Risalah Do'a, Grebeg Suro, dan Kirab pusaka. Masyarakat Ponorogo memiliki
adat-istiadat yang sangat khas yaitu, becekan (suatu kegiatan
dengan mendatangi dan memberikan bantuan berupa bahan makanan; beras, gula, dan
sejenisnya kepada keluarga, tetangga atau kenalan yang memiliki hajat pernikahan atau khitanan) dan sejarah(silaturahim ke tetangga dan
sanak saudara pada saat hari raya Idul Fitri yang
biasanya dilakukan dengan mendatangi rumah orang yang berumur lebih tua).
·
Obyek wisata religius
Di Kabupaten
Ponorogo terdapat dua jenis obyek wisata religius,
yaitu obyek
wisata ziarah dan obyek wisata agama. Obyek wisataziarah di antaranya adalah Makam Bathara Katong di
desa Desa
Setono Kecamatan
Jenangan dan Makam Gondoloyo di desa Desa
Tanjungsari Kecamatan
Jenangan.
Dan obyek
wisata agama di antaranya adalah Mata Air Sendang Waluyo Jati yang merupakan tempat ibadah
penganut Katolik, dengan sebuah Patung Maria di Desa
Klepu Kecamatan Sooko dan Masjid Tegalsari yang
dibangun abad XVII oleh Kyai Ageng Hasan Besari, berarsitektur Jawa dengan 36
tiang, serta kitab berusia 400 tahun yang ditulis Ronggo Warsito di Desa
Tegalsari Kecamatan Jetis.
TRANSPORTASI SEDERHANA DAN ANGKUTAN PERKOTAAN
Mengenai banyak nya tempat wisata yang bagus dan indah,
tentusaja pasti kita akan pergi berkunjung kesana untuk meliha wisata yang ada
disana, dan disana pun masih menyediakan sarana transportasi lokal yang masih
alami seperti dokar, becak, dan ojek sepeda. Tentu saja itu akan lebih asik
untuk kita pakai berpergi menggunakan ojek sepeda ke tempat wisata terdekat.
Tetapi tidak luput juga dari moderenisasi disana juga di
sediakan angkutan umum atau bus mini untuk yang ingin berpergian ke luar
daerah.
Tidak hanya tempat wisata nya saja yang menarik, tetapi
wisata kuliner nya juga cukup menggoda apalagi bila kita langsung mencicipinya
di sana langsung, dan disana juga kita bisa membeli makanan ringan yang di jual
untuk di bawa pulang ke rumah sebagai oleh-oleh. Salah satu jajanan yang bisa
di daatkan disana adalah
WISTA KULINER
Sate
Ponorogo merupakan
salah satu jenis sate yang berasal dari daerah Ponorogo. Sate Ponorogo berbeda
dengan Sate Madura. Perbedaannya
adalah pada cara memotong dagingnya. Dagingnya tidak dipotong menyerupai dadu
seperti sate ayam pada umumnya, melainkan disayat tipis panjang menyerupai fillet,
sehingga selain lebih empuk, lemak pada dagingnya pun bisa disisihkan
Ukuran sate
Ponorogo relatif lebih besar dengan irisan memanjang. Karena ukuran yang
memanjang ini, satu tusuk sate Ponorogo biasanya hanya berisi satu atau dua
potong daging. Perbedaan berikutnya adalah sate Ponorogo melalui proses
perendaman bumbu (dibacem) agar bumbu meresap ke dalam daging. Selain sate, juga terdapat
pecel Ponorogo. Perbedaan pecel Ponorogo dengan pecel di daerah lainnya
adalah bumbu kacangnya kental dan pedas serta mempunyai unsur rasa yang khas
dengan aroma yang kuat. Sayur-sayurannya lengkap, tauge yang dipakai bukan
berasal dari kacang hijau tetapi dari kedelai. Biasanya dilengkapi dengan petai
cina (lamtoro) dan mentimun yang diiris kecil-kecil. Pecel Ponorogo juga
dilengkapi dengan rempeyek atau tempe goreng.
Cara
penyajiannya pun berbeda dengan pecel di daerah lain. Pecel ini disajikan
dengan nasi lalu sayur dan disiram sambal, kemudian diberi sayur dan sambal
lagi, lalu lalapan kemudian tempe goreng atau rempeyek.Terdapat juga minuman
khas dari Ponorogo, yaitu
dawet Jabung. Dawet jabung mirip dengan es cendol, namun cendol yang dipakai terbuat dari tepung aren dan
tanpa bahan pewarna, sehingga warnanya alami. Kuah dawetnya terdiri dari santan
kelapa muda yang ditambah dengan gula aren dan sedikit garam. Biasanya
ditambahkan tape ketan dan irisan buah nangka. Dawet ini disajikan dalam
mangkok kecil dan ditambah dengan es batu. Dinamakan dawet Jabung, karena asal
dari dawet ini berasal dari desa Jabung salah
satu desa di kecamatan Mlarak kabupaten Ponorogo. Jajanan khas Ponorogo adalah
jenang Mirah. Dinamakan jenang Mirah karena pembuat jenang ini adalah
ibu Mirah. Jenang Mirah berasal dari desa Josari. Merupakan
makanan khas ponorogo yang dibuat dari beras ketan, gula kelapa dan santan buah
kelapa, tanpa bahan pengawet. Jenang Mirah termasuk makanan basah karena hanya
tahan satu minggu, kecuali dimasukkan ke dalam lemari es. Jenang Mirah sangat
mudah ditemui di toko oleh-oleh khas Ponorogo. Selain jenang Mirah, Juga
ada
arak keling, yaitu jajanan
khas dari desa Coper, Arak keling
terbuat dari pati ketela pohon yang dicampur dengan telur lalu dibentuk seperti
angka 8 dan digoreng sampai kering lalu diberi gula pasir yang direbus dahulu
sampai kental hingga merata.
Dawet Jabung Ponorogo, tidak jauh
berbeda dengan dawet yang lainnya seperti dawet ayu atau dawet gempol, dawet
ini memakai gula aren sebagai pemanis. Isinya dibuat dari tepung kanji yang
berwarna putih yang dibentuk seperti bola-bola berukuran sedang. Berbeda dengan
dawet ayu yang menggunakan gula merah/gula jawa dan isinya berwarna hijau
berukuran kecil.
·
Wikipedia.ponorogo.com/diakses/28/12/15
pukul 12:00
·
ponorogopedia.budaya-ponorogo.com/diakses/28/12/15 pukul
12:15
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari semua bahan materi yang sudah saya berikan
di atas, bahwa daerah ponorogo itu memang indah alam nya serta masih terjaga
budaya nya karna memang itu salah satu kunci untuk membuka peluang usaha wisata
di daerah tersebut dan juga untuk melestarikan nya mari kta jaga alam alam yang
tumbuh subur disana, serta budaya nya harus tetap di pertahan kan ke aslian nya
dan yang paling penting buat warga nya harus tetap menjaga lingkungan nya agar
tetap bersih dan semua menjadi nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sumber data:
Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo, diakses tgl 28/12/15 pukul
12:30.
·
Sumber data :
Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, diakses tgl 28/12/15 pukul 12:30.
·
serta
dari pengetahua saya pribadi.
No comments:
Post a Comment